Jumat, 11 April 2025

PENGAMATAN BURUNG DI TAMBAK DESA MAPANE, MASAMBA DAN MASANI, KABUPATEN POSO, SULAWESI TENGAH

Oleh Fachry Nur Mallo
Gambar 1. Anas gibberifrons di Tambak Desa Mapane

Deskripsi singkat Tambak

Tambak Desa Mapane, Desa Masamba, dan Desa Masani terletak di pesisir (Teluk Tomini), Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, berjarak 11 km dari Kota Poso. Tambak ini saling bersambung membentuk satu hamparan seluas + 1000 ha (berdasarkan perkiraan perhitungan google map). Tambak ini merupakan area budidaya ikan bandeng dan udang, tetapi dominan ikan bandeng.

Di sekitar tambak masih banyak tersisa vegetasi alami. Vegetasi ini didominasi hutan mangrove. Hutan ini sengaja disisakan berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi air laut terhadap tambak. Selain itu, juga masih banyak dijumpai tumbuhan pohon tinggi alami, terutama Ficus spp., serta tumbuhan semak, yang relatif berukuran pendek. Di sekitar tambak terdapat lahan budidaya, dominan ditanami kelapa (Cocos nucifera), Musa sp. dan palawija. Di Desa Masani area tambak berbatasan langsung dengan area persawahan cukup luas, selain hutan mangrove, dan vegetasi semak dan lahan budidaya. Di tepi tambak terdapat area kompleks bandar Udara Kasiguncu, dan sedikit pemukiman, dan tempat ternak ayam broiler.

Kamis, 16 Januari 2025

CATATAN BARU SUB SPESIES ICTINOGOMPHUS CELEBENSIS

 

Alhamdulillah….., masih di bulan ini awal tahun ini saya terlibat lagi sebagai penulis satu artikel tentang Capung (Odonata) dalam jurnal internasional ternama di luar negeri. Terima kasih Phil Benstead, telah melibatkan saya sebagai penulis. Artikel ini mengulas foto langsung pertama dari kedua subspesies Ictinogomphus celebensis, yang disajikan bersama dengan beberapa catatan lain tentang spesies tersebut. Rincian habitat untuk kedua subspesies dicatat untuk pertama kalinya. Disimpulkan bahwa kedua subspesies tersebut sangat berbeda sehingga hampir pasti merupakan spesies yang terpisah.

Downoad Jurnal Lengkap

CATATAN BARU CERIAGRION AURANTICUM DI SULAWESI

 

Alhamdulillah….., awal tahun ini saya mendapatkan keberkahan, untuk pertamakali saya dilibatkan sebagai penulis artikel di jurnal internasional ternama di luar perburungan. Terima kasih mas Mohammad Iqbal, telah melibatkan saya sebagai penulis, dan dengan kebesaran hati menempatkan saya sebagai penulis pertama, walaupun saya telah meminta untuk ditempatkan sebagai penulis kedua, karena merasa tidak pantas, dengan status saya hanya sebagai seorang naturalist (amatir) dalam percapungan (Odonata). Sebagai seorang naturalis, puncak kebahagiaan akademik adalah salah satunya saat tulisan di muat dijurnal ternama internasional. Inilah hikmah saya memutuskan menyempatkan diri memotret hewan lain, disela-sela memotret burung…. Artikel ini mengulas catatan baru Ceriagrion auranticum di Sulawesi.

Download Jurnal Lengkap

Senin, 23 Desember 2024

PENANGKAPAN IKAN ENDEMIK SISTEM DANAU MALILI MENGGUNAKAN BAGAN DI DANAU TOWUTI, LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

Pendahuluan

Danau Towuti, merupakan bagian kompleks Danau Malili. Kompleks Danau Malili terdiri dari lima danau purba yang saling terhubungkan sungai-sungai (Danau Matano, Danau Towuti, Danau Mahalona, Danau Lontoa/Danau Wawontoa dan Danau Masapi). Kompleks danau ini merupakan danau purba, yang lama terisolasi, sehingga tidak heran memiliki banyak hewan akuatik (terutama ikan, udang, kepiting, dan siput) endemic sendiri kawasan ini. Di kompleks Danau Malili terdapat tiga genus endemic sendiri, meliputi 22 jenis Telmatherina, Paratherina dan Tominanga; Telmatherina terdiri dari 16 jenis, Paratherina 4 jenis, Tominanga 2 jenis. Selain itu, di kawasan ini juga dihuni genus lain, merupakan jenis endemic kompleks Danau Malili, yaitu Nomorhamphus dua jenis, Oryzias lima jenis, dan gobi sembilan jenis. Endemesitas hewan akuatik lain (kepiting, udang dan siput) juga tinggi, bahkan beberapa genus juga endemik tersendiri kawasan ini (kepiting dan siput).

Minggu, 15 Desember 2024

BURUNG DI CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

 

Buku ini telah selesai saya tulis, dan siap cetak tahun 2022, tetapi hingga saat ini belum diterbitkan, karena keterbatasan Dana. Untuk itu saya memutuskan membuat pdf-nya saja, lalu disebarkan online. Karena saya menyadari isi buku ini mungkin dibutuhkan bagi yang melakukan penelitian, survei maupun aktifitas perburungan lain di Cekungan Bandung dan sekitarnya. Rencananya, jika kelak suatu saat saya memiliki dana, akan mencetak buku ini. Buku ini saya lay out sangat sederhana, mengingat keterbatasan pengetahuan saya me-lay out.

Buku ini menjelaskan tentang burung-burung di lanskap didominasi manusia di cekungan Bandung dan sekitarnya. Tercatat 213 jenis burung yang saya data. Mencakup burung penghuni perkotaan yang ramai aktifitas manusia, hingga lahan budidaya di tepi hutan terpencil.  

Awalnya buku ini saya tulis setelah saya menulis di blog pribadi saya artikel “Burung-Burung Pemukiman Kota Bandung; Kajian Biogeografi Pulau”, disadari bahwa saya masih kurang memahami status beberapa jenis burung di kawasan ini. Salah satu contoh, saya mengalami kesalahan mengidentifikasi Orthotomus ruficeps dan O. sepium. Kesalahan terjadi karena awal mengidentifikasi saya merujuk pada pengamatan-pengamatan terdahulu, mencatat Orthotomus ruficeps umum di Kota Bandung dan sekitarnya, tetapi ternyata sangat jarang. Teramati umum karena kesalahan membedakannya dengan O. sepium. Hal itu mendorong saya bertekad mempelajari perburungan di kawasan ini lebih serius. Setelah itu barulah saya  bisa memahami status burung-burung di kawasan ini.