Jumat, 11 April 2025

PENGAMATAN BURUNG DI TAMBAK DESA MAPANE, MASAMBA DAN MASANI, KABUPATEN POSO, SULAWESI TENGAH

Oleh Fachry Nur Mallo
Gambar 1. Anas gibberifrons di Tambak Desa Mapane

Deskripsi singkat Tambak

Tambak Desa Mapane, Desa Masamba, dan Desa Masani terletak di pesisir (Teluk Tomini), Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, berjarak 11 km dari Kota Poso. Tambak ini saling bersambung membentuk satu hamparan seluas + 1000 ha (berdasarkan perkiraan perhitungan google map). Tambak ini merupakan area budidaya ikan bandeng dan udang, tetapi dominan ikan bandeng.

Di sekitar tambak masih banyak tersisa vegetasi alami. Vegetasi ini didominasi hutan mangrove. Hutan ini sengaja disisakan berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi air laut terhadap tambak. Selain itu, juga masih banyak dijumpai tumbuhan pohon tinggi alami, terutama Ficus spp., serta tumbuhan semak, yang relatif berukuran pendek. Di sekitar tambak terdapat lahan budidaya, dominan ditanami kelapa (Cocos nucifera), Musa sp. dan palawija. Di Desa Masani area tambak berbatasan langsung dengan area persawahan cukup luas, selain hutan mangrove, dan vegetasi semak dan lahan budidaya. Di tepi tambak terdapat area kompleks bandar Udara Kasiguncu, dan sedikit pemukiman, dan tempat ternak ayam broiler.

Gambar 2. Lanskap Tambak di Desa Mapane 
Gambar 3. Lanskap tambak di Desa Masani

Pengamatan dilakukan enam kali pada tanggal 25 Juni 2023, 28 Juni 2023, 12 September 2023, 23 Oktober 2023, 22 Nopember 2023 dan 28 Desember 2023, saat musim migrasi burung dari utara ke selatan khatulistiwa, karena terjadinya musim dingin di utara khatulistiwa. Tambak Desa Mapane dikunjungi lima kali, tambak Desa Masamba empat kali bersamaan waktunya kunjungan ke tambak Desa Mapane dan tambak Desa Masani sekali.

Pengamatan dilakukan

Di Tambak Desa Mapane, Desa Masamba dan Desa Masani dijumpai 74 jenis burung, terdiri dari 41 jenis burung melakukan aktifitas di air atau sebagian aktifitasnya di  air,  sisanya (33 jenis)  merupakan  burung  penghuni  pepohonan  (23 jenis), penghuni area terbuka lima jenis; Columba livia, Turnix suscitator, Lonchura punctulata, Lonchura atricapilla dan Passer montanus, dan lebih banyak melakukan aktifitas di udara lima jenis; Collocalia esculenta, Aerodramus fuchipagus, Artamus leucoryn, Hirundo javanica dan Hirundo rustica.

Gambar 4. Kawanan Ducula aenea di tambak Desa Mapane

Burung air didominasi burung pantai dan laut migran dari utara khatulistiwa. Tercatat 22 jenis burung air migran dari utara khatulistiwa, satu jenis dari selatan khatulistiwa (Todiramphus sanctus). Todiramphus sanctus, umum dijumpai di pesisir pantai dan area sekitarnya. Burung ini memiliki banyak kesamaan habitat dan kebutuhan sumberdaya lain dengan Todiramphus chloris, jenis penetap di Sulawesi.

Gambar 5. Kawanan Dendrocyna arcuata di tambak Desa Mapane

Gambar 6. Ardea purpurea di tambak Desa Mapane

Gambar 7. Egretta garzetta di tambak Desa Mapane

Burung migran dari utara Khatulistiwa beberapa jenis penting, karena jarang dijumpai di tampat lain, atau tidak umum dijumpai, yaitu: Esacus magnirostris, Charadrius javanicus, Charadrius mongolus, Numenius madagascariensis, Limosa lapponica, Calidris tenuirostris, Calidris falcinellus, Phalaropus lobatus, Tringa stagnatilis, dan Sternula albifrons

Gambar 8. Esacus magnirostris di tambak Desa Mapane

Gambar 9. Himantopus himantopus di tambak Desa Mapane

Di seluruh Kawasan Sulawesi, jenis-jenis tersebut jarang dijumpai. Esacus magnirostris, di lokasi pengamatan hanya dijumpai dua kali, sejumlah total tiga individu. Di Sulawesi penulis hanya berhasil menjumpai di tiga lokasi, selain di tempat ini, juga di Tambak Nalu, Tolitoli satu individu dan di Pulau Tokonanaka (Morowali Utara) sepasang. Charadrius javanicus, merupakan endemik Jawa, yang juga dijumpai dibeberapa tempat di Indonesia, salah satunya di Sulawesi. Di Sulawesi jarang dijumpai. Di Sulawesi, selama ini diketahui hanya dijumpai di tambak garam Talise, Palu, tetapi penulis juga menjumpai di tempat ini dan tambak Desa Bainaa (Kabupaten Parigi Moutong). Charadrius mongolus, Calidris tenuirostris, Calidris falcinellus dan Tringa stagnatilis, saat ini juga semakin jarang dijumpai, di tempat ini penulis masing-masing hanya menjumpai sekali berjumlah sedikit, di tempat lain di Sulawesi penulis juga jarang menjumpai. Numenius madagascariensis dan Limosa lapponica, cukup umum penulis jumpai di tempat ini, tetapi berjumlah sedikit. Di tempat lain Sulawesi penulis tidak pernah menjumpai. Sternula albifrons, merupakan dara-laut tidak umum di Sulawesi, penulis hanya menjumpai di tiga tempat di Sulawesi, seluruhnya pada tahun 2023; tambak Desa Bainaa, muara Sungai Poso dan tempat ini. Di tambak Bainaa, penulis menjumpai beberapa individu bertelur di bagian tambak kering, bersama Himantopus himantopus.

Gambar 10. Kawanan Tringa totanus di tambak Desa Mapane

Gambar 11. Kawanan Calidris tenuirostris di tambak Desa Mapane

Gambar 12. Phalaropus lobatus di tambak Desa Masamba

Jenis burung air lain, merupakan jenis umum dijumpai di pesisir pantai dan lahan basah lain, terutama pada tambak-tambak di Sulawesi, kecuali Pelargopsis melanorhyncha, endemik Sulawesi, penghuni hutan pesisir, terutama hutan mangrove, saat ini semakin jarang dijumpai, karena habitatnya semakin berkurang. Di tempat ini hanya sekali penulis jumpai (mendengar suaranya). Di Sulawesi, burung ini dijumpai pada area mangrove luas dan relatif jarang dikunjungi manusia, karena burung tersebut sensitif kehadiran manusia. Keberadaannya menunjukkan bahwa hutan mangrove di tempat ini relatif masih cukup luas dan tidak ramai dikunjungi manusia.

Gambar 13. Numenius phaeopus di tambah Desa Mapane

Gambar 14. Tringa nebularia di tambak Desa Mapane

Gambar 15. Tringa stagnatilis di tambak Desa Mapane

Vegetasi di sekitar tambak, masih banyak menyisakan vegetasi berpohon, terutama hutan mangrove, serta vegetasi lain, yang masih memiliki beberapa pohon tinggi, terutama Ficus, serta vegetasi semak, lahan budidaya. Lahan budidaya didominasi tanaman kelapa (Cocos nucifera).

Keberadaan vegetasi berpohon menghadirkan 23 jenis burung penghuni pohon di tempat ini. Selain itu adanya area terbuka di sekitar tambak (termasuk area persawahan), terutama di tepi vegetasi berpohon dan semak menghadirkan lima jenis burung penghuni terbuka.

Lima jenis lebih banyak melakukan aktifitas di udara merupakan jenis yang sering mengunjungi area terbuka, termasuk tambak. Maka kehadirannya di lokasi pengamatan merupakan suatu yang lumrah.

Gambar 16. Tringa brevipes di tambak Desa Mapane
   
Gambar 17. Chlidonias hybrida di tambak Desa Mapane

Gambar 18. Gelochelidon nilotica di tambah Desa Mapane

Tiga puluh tiga jenis selain melakukan aktifitas di air, seluruhnya merupakan burung umum dijumpai di Sulawesi. Tetapi perjumpaan Streptopelia tranquebarica di lahan budidaya, tepi tambak Desa Masani penting karena merupakan catatan baru penyebarannya di Sulawesi. Selain itu yang menarik penulis menjumpai tiga jenis burung penghuni hutan, cukup umum mengunjungi area berpohon di tempat ini, di tempat lain jarang dijumpai di tambak, yaitu Ducula aenea, Centropus celebensis dan Prioniturus platurus. Ducula aenea dijumpai empat kali berjumlah banyak (bahkan hingga ratusan individu), pemandangan umum melihat kawanan burung ini terbang di tambak. Anehnya Ducula bicolor hanya sekali penulis jumpai (hanya mendengar suaranya), dan bahkan Ducula luctuosa tidak pernah dijumpai, padahal kedua jenis burung tersebut merupakan penghuni umum di pesisir dan vegetasi dekat pesisir Sulawesi. Centropus celebensis merupakan penghuni vegetasi berpohon yang jarang di jumpai sekitar vegetasi tambak Sulawesi, di tempat ini dua kali penulis jumpai, dan Prioniturus platurus, endemik Sulawesi merupakan penghuni hutan, terutama dataran tinggi, tetapi juga mengunjungi tepi hutan, terutama lahan budidaya, di tempat ini tiga kali penulis jumpai.

Jenis- jenis yang di jumpai di tambak Desa Mapane, Masamba, dan Masani Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dapat di download disini

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Moh. Ihsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini, serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu penulis selama melakukan kegiatan di lapangan, terutama masyarakat di tambak Desa Mapane, Desa Masamba dan Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.

DAFTAR PUSTAKA

Coates, B.J. and Bishop, K.D. (1997). A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and the Lesser Sunda Islands, Indonesia). Alderley. Dove Publication.

del Hoyo, J. and Collar, N.J.  (2014). Illustrated Checklist of the Bird of the World,         Volume 1 NonPasserines. Lynx and Birdlife International.

del Hoyo, J. and Collar, N.J.  (2016). Illustrated Checklist of the Bird of the World,         Volume 2 Passerines. Lynx and Birdlife International.

Mallo, F.N. (1996). Kehidupan Burung-Burung di Lembah Palu, Study Pendahuluan dari hasil Pengamatan Terhadap Keberadaan Jenis, Kelestarian dan kondisi Habitatnya.  Tidak dipublikasikan.

Mallo, F.N., Putra, D.D., Rahman, A, Mallo, M.I.N, dan Sahardin. (2015). Burung-Burung di Cagar Alam Morowali, Catatan ekologi, konservasi dan status keberadaan jenis. Celebes Bird Club (CBC) dan Program Studi Magister Ilmu Lingkungan (PSMIL) Universitas Padjadjaran.

Mallo, F.N., (2023). Data Base Burung Sulawesi. Celebes Bird Club (CBC)(Dalam            Persiapan).

Whitten, A.J., Mustafa, M. dan Enderson, G.S. 1987. Ekologi Sulawesi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar