![]() |
Gambar 1. Anas gibberifrons di Tambak Desa Mapane |
Deskripsi
singkat Tambak
Tambak Desa Mapane, Desa Masamba, dan Desa Masani
terletak di pesisir (Teluk Tomini), Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso,
Sulawesi Tengah, berjarak 11 km dari Kota Poso. Tambak ini saling bersambung
membentuk satu hamparan seluas + 1000 ha (berdasarkan perkiraan perhitungan
google map). Tambak ini merupakan area budidaya ikan bandeng dan udang, tetapi
dominan ikan bandeng.
Di sekitar tambak masih banyak tersisa vegetasi alami. Vegetasi ini didominasi hutan mangrove. Hutan ini sengaja disisakan berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi air laut terhadap tambak. Selain itu, juga masih banyak dijumpai tumbuhan pohon tinggi alami, terutama Ficus spp., serta tumbuhan semak, yang relatif berukuran pendek. Di sekitar tambak terdapat lahan budidaya, dominan ditanami kelapa (Cocos nucifera), Musa sp. dan palawija. Di Desa Masani area tambak berbatasan langsung dengan area persawahan cukup luas, selain hutan mangrove, dan vegetasi semak dan lahan budidaya. Di tepi tambak terdapat area kompleks bandar Udara Kasiguncu, dan sedikit pemukiman, dan tempat ternak ayam broiler.
![]() |
Gambar 2. Lanskap Tambak di Desa Mapane |
![]() |
Gambar 3. Lanskap tambak di Desa Masani |
Pengamatan dilakukan enam kali pada tanggal 25 Juni 2023,
28 Juni 2023, 12 September 2023, 23 Oktober 2023, 22 Nopember 2023 dan 28
Desember 2023, saat musim migrasi burung dari utara ke selatan khatulistiwa,
karena terjadinya musim dingin di utara khatulistiwa. Tambak Desa Mapane
dikunjungi lima kali, tambak Desa Masamba empat kali bersamaan waktunya
kunjungan ke tambak Desa Mapane dan tambak Desa Masani sekali.
Pengamatan
dilakukan
Di Tambak Desa Mapane, Desa Masamba dan Desa Masani dijumpai 74 jenis burung, terdiri dari 41 jenis burung melakukan aktifitas di air atau sebagian aktifitasnya di air, sisanya (33 jenis) merupakan burung penghuni pepohonan (23 jenis), penghuni area terbuka lima jenis; Columba livia, Turnix suscitator, Lonchura punctulata, Lonchura atricapilla dan Passer montanus, dan lebih banyak melakukan aktifitas di udara lima jenis; Collocalia esculenta, Aerodramus fuchipagus, Artamus leucoryn, Hirundo javanica dan Hirundo rustica.
![]() |
Gambar 4. Kawanan Ducula aenea di tambak Desa Mapane |
Burung air didominasi burung pantai dan laut migran dari utara khatulistiwa. Tercatat 22 jenis burung air migran dari utara khatulistiwa, satu jenis dari selatan khatulistiwa (Todiramphus sanctus). Todiramphus sanctus, umum dijumpai di pesisir pantai dan area sekitarnya. Burung ini memiliki banyak kesamaan habitat dan kebutuhan sumberdaya lain dengan Todiramphus chloris, jenis penetap di Sulawesi.
![]() |
Gambar 5. Kawanan Dendrocyna arcuata di tambak Desa Mapane |
![]() |
Gambar 6. Ardea purpurea di tambak Desa Mapane |
![]() |
Gambar 7. Egretta garzetta di tambak Desa Mapane |
Burung migran dari utara Khatulistiwa beberapa jenis penting, karena jarang dijumpai di tampat lain, atau tidak umum dijumpai, yaitu: Esacus magnirostris, Charadrius javanicus, Charadrius mongolus, Numenius madagascariensis, Limosa lapponica, Calidris tenuirostris, Calidris falcinellus, Phalaropus lobatus, Tringa stagnatilis, dan Sternula albifrons.
![]() |
Gambar 8. Esacus magnirostris di tambak Desa Mapane |
![]() |
Gambar 9. Himantopus himantopus di tambak Desa Mapane |
Di seluruh Kawasan Sulawesi, jenis-jenis tersebut jarang dijumpai. Esacus magnirostris, di lokasi pengamatan hanya dijumpai dua kali, sejumlah total tiga individu. Di Sulawesi penulis hanya berhasil menjumpai di tiga lokasi, selain di tempat ini, juga di Tambak Nalu, Tolitoli satu individu dan di Pulau Tokonanaka (Morowali Utara) sepasang. Charadrius javanicus, merupakan endemik Jawa, yang juga dijumpai dibeberapa tempat di Indonesia, salah satunya di Sulawesi. Di Sulawesi jarang dijumpai. Di Sulawesi, selama ini diketahui hanya dijumpai di tambak garam Talise, Palu, tetapi penulis juga menjumpai di tempat ini dan tambak Desa Bainaa (Kabupaten Parigi Moutong). Charadrius mongolus, Calidris tenuirostris, Calidris falcinellus dan Tringa stagnatilis, saat ini juga semakin jarang dijumpai, di tempat ini penulis masing-masing hanya menjumpai sekali berjumlah sedikit, di tempat lain di Sulawesi penulis juga jarang menjumpai. Numenius madagascariensis dan Limosa lapponica, cukup umum penulis jumpai di tempat ini, tetapi berjumlah sedikit. Di tempat lain Sulawesi penulis tidak pernah menjumpai. Sternula albifrons, merupakan dara-laut tidak umum di Sulawesi, penulis hanya menjumpai di tiga tempat di Sulawesi, seluruhnya pada tahun 2023; tambak Desa Bainaa, muara Sungai Poso dan tempat ini. Di tambak Bainaa, penulis menjumpai beberapa individu bertelur di bagian tambak kering, bersama Himantopus himantopus.
![]() |
Gambar 10. Kawanan Tringa totanus di tambak Desa Mapane |
![]() |
Gambar 11. Kawanan Calidris tenuirostris di tambak Desa Mapane |
![]() |
Gambar 12. Phalaropus lobatus di tambak Desa Masamba |
Jenis burung air lain, merupakan jenis umum dijumpai di
pesisir pantai dan lahan basah lain, terutama pada tambak-tambak di Sulawesi,
kecuali Pelargopsis melanorhyncha, endemik Sulawesi, penghuni hutan
pesisir, terutama hutan mangrove, saat ini semakin jarang dijumpai, karena
habitatnya semakin berkurang. Di tempat ini hanya sekali penulis jumpai
(mendengar suaranya). Di Sulawesi, burung ini dijumpai pada area mangrove luas
dan relatif jarang dikunjungi manusia, karena burung tersebut sensitif
kehadiran manusia. Keberadaannya menunjukkan bahwa hutan mangrove di tempat ini
relatif masih cukup luas dan tidak ramai dikunjungi manusia.Gambar 13. Numenius phaeopus di tambah Desa Mapane
![]() |
Gambar 14. Tringa nebularia di tambak Desa Mapane |
![]() |
Gambar 15. Tringa stagnatilis di tambak Desa Mapane |
Vegetasi di sekitar tambak, masih banyak menyisakan
vegetasi berpohon, terutama hutan mangrove, serta vegetasi lain, yang masih
memiliki beberapa pohon tinggi, terutama Ficus, serta vegetasi semak, lahan
budidaya. Lahan budidaya didominasi tanaman kelapa (Cocos nucifera).
Keberadaan vegetasi berpohon menghadirkan 23 jenis burung
penghuni pohon di tempat ini. Selain itu adanya area terbuka di sekitar tambak
(termasuk area persawahan), terutama di tepi vegetasi berpohon dan semak
menghadirkan lima jenis burung penghuni terbuka.
Lima jenis lebih banyak melakukan aktifitas di udara
merupakan jenis yang sering mengunjungi area terbuka, termasuk tambak. Maka
kehadirannya di lokasi pengamatan merupakan suatu yang lumrah.Gambar 16. Tringa brevipes di tambak Desa Mapane
![]() |
Gambar 17. Chlidonias hybrida di tambak Desa Mapane |
![]() |
Gambar 18. Gelochelidon nilotica di tambah Desa Mapane |
Tiga puluh tiga jenis selain melakukan aktifitas di air, seluruhnya merupakan burung umum dijumpai di Sulawesi. Tetapi perjumpaan Streptopelia tranquebarica di lahan budidaya, tepi tambak Desa Masani penting karena merupakan catatan baru penyebarannya di Sulawesi. Selain itu yang menarik penulis menjumpai tiga jenis burung penghuni hutan, cukup umum mengunjungi area berpohon di tempat ini, di tempat lain jarang dijumpai di tambak, yaitu Ducula aenea, Centropus celebensis dan Prioniturus platurus. Ducula aenea dijumpai empat kali berjumlah banyak (bahkan hingga ratusan individu), pemandangan umum melihat kawanan burung ini terbang di tambak. Anehnya Ducula bicolor hanya sekali penulis jumpai (hanya mendengar suaranya), dan bahkan Ducula luctuosa tidak pernah dijumpai, padahal kedua jenis burung tersebut merupakan penghuni umum di pesisir dan vegetasi dekat pesisir Sulawesi. Centropus celebensis merupakan penghuni vegetasi berpohon yang jarang di jumpai sekitar vegetasi tambak Sulawesi, di tempat ini dua kali penulis jumpai, dan Prioniturus platurus, endemik Sulawesi merupakan penghuni hutan, terutama dataran tinggi, tetapi juga mengunjungi tepi hutan, terutama lahan budidaya, di tempat ini tiga kali penulis jumpai.
Jenis- jenis yang di jumpai di tambak Desa Mapane, Masamba, dan Masani Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dapat di download disini
UCAPAN
TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Moh. Ihsan Nur
Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini, serta semua
pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu penulis selama melakukan kegiatan di lapangan, terutama masyarakat di
tambak Desa Mapane, Desa Masamba dan Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir,
Kabupaten Poso.
DAFTAR
PUSTAKA
Coates, B.J. and Bishop, K.D. (1997).
A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and the Lesser Sunda
Islands, Indonesia). Alderley. Dove Publication.
del Hoyo, J. and Collar, N.J. (2014). Illustrated Checklist of the Bird of
the World, Volume 1 NonPasserines.
Lynx and Birdlife International.
del Hoyo, J. and Collar, N.J. (2016). Illustrated Checklist of the Bird of
the World, Volume 2 Passerines.
Lynx and Birdlife International.
Mallo, F.N. (1996). Kehidupan
Burung-Burung di Lembah Palu, Study Pendahuluan dari hasil Pengamatan Terhadap
Keberadaan Jenis, Kelestarian dan kondisi Habitatnya. Tidak dipublikasikan.
Mallo, F.N., Putra, D.D., Rahman, A,
Mallo, M.I.N, dan Sahardin. (2015). Burung-Burung di Cagar Alam Morowali, Catatan
ekologi, konservasi dan status keberadaan jenis. Celebes Bird Club (CBC) dan
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan (PSMIL) Universitas Padjadjaran.
Mallo, F.N., (2023). Data Base Burung
Sulawesi. Celebes Bird Club (CBC)(Dalam Persiapan).
Whitten, A.J., Mustafa, M. dan Enderson, G.S. 1987. Ekologi Sulawesi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar