Pulau Peleng bersama
Pulau Banggai, Pulau Labobo, Pulau Bangkurung, Pulau Bowokan dan Kepulauan Sula
(terdiri Pulau Taliabu, Pulau Mangole dan Pulau Sanana) merupakan daerah penghubung dua kawasan hewan penting, yaitu
Kawasan Sulawesi dan Maluku; karena kedua kawasan tersebut memiliki jenis hewan
yang berbeda, dan terletak sangat dekat disisi barat Garis Weber; yang
merupakan garis batas penyeimbang antara hewan Kawasan Oriental dan Kawasan
Australo-Papuan, maka tak heran jenis hewan yang ada di kawasan ini merupakan
percampuran antara jenis hewan Kawasan Oriental dan Kawasan Australo-Papuan.
Karena terletak pada
berbatasan antara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku, sehingga di Pulau Peleng
dijumpai jenis burung asli Sulawesi yang bercampur dengan jenis burung asli Kepulauan Maluku. Jenis-jenis burung
asli Sulawesi yang dijumpai seperti Spizaetus lanceolatus, Accipiter
griseiceps, Ducula luctuosa, Ptilinopus
superbus, dan Turacoena
manadensis. Jenis-jenis burung asli Kepulauan Maluku yang dijumpai di
Pulau Peleng seperti Loriculus amabilis, Alisterus amboinensis, Otus magicus
dan Aplonis mysolensis.
Dari literatur dan
catatan pengamatan yang dilakukan oleh para pengamat dan peneliti burung di
Pulau Peleng yang berhasil kami kumpulkan diketahui 142 jenis burung pernah
tercatat ada di Pulau ini (tidak termasuk Dendrocygna eytoni). Burung
yang dijumpai di Pulau Peleng adalah Phalacrocorax sulcirostis, P.
melanoleucos, Ardea sumatrana, A. purpurea, Pernis ptilorhynchus, P.
celebensis, Spilornis rufipectus, Accipiter griseiceps, Spizaetus lanceolatus,
Falco moluccensis, F. longipennis, Megapodius bernsteinii, Coturnix chinensis,
Turacoena manadensis, Ptilinopus melanospila, P. subgularis, Ducula forsteni,
Alisterus amboinensis, Loriculus amabilis, Rhinomyias colonus, Coracina
tenuirostris, Coracina schystacea, Arthamus monachus dan Basilornis galeatus.
Diantara semua jenis burung yang tercatat di Pulau Peleng, berdasarkan daftar
yang diterbitkan Birdlife-Indonesia Programme (Shanaz, J. dkk., 1999) 10 jenis diantaranya menjadi penting
karena sebarannya terbatas, yaitu Megapodius bernsteinii, Gymnocrex
rosenbergii, Ptilinopus subgularis, Ducula luctuosa, Loriculus amabilis,
Coracina schistacea, Coracina sula, Zoothera erythronota, Rhinomyias colonus
dan Basilornis galeatus. Hal ini menjadi alasan penting sehingga Pulau
Peleng merupakan salah satu pulau penting di Indonesia, hal ini dapat dilihat
dengan ditetapkannya pulau ini bersama pulau-pulau lainnya di Kepulauan Banggai
dan Kepulauan Sula menjadi salah
satu kawasan DBE
di Indonesia oleh
Birdlife-Indonesia Programme karena dihuni cukup banyak jenis burung
endemik kawasan ini maupun jenis burung endemik kawasan lain yang sebarannya
terbatas, yang perlu dilestarikan saat ini.
Dengan demikian konservasi
hutan tropis dataran rendah Pulau Peleng perlu mendapatkan perhatian, karena
sebagian besar jenis-jenis burung Pulau Peleng yang perlu dilestarikan saat ini
sangat tergantung pada hutan tropis dataran rendah. Konservasi hutan tropis
dataran rendah ini perlu dilakukan, terutama bagi upaya pelestarian Gagak
Banggai, sepuluh jenis burung lainnya yang penyebarannya terbatas di DBE
(Daerah Burung Endemik) Kawasan Banggai-Sula, serta tiga jenis mamalia endemik,
yaitu Kuskus Peleng (Phalanger pelengensis), Tarsius Peleng (Tarsius
pelengensis) dan Tikus Peleng (Rattus pelurus), yang hidup terbatas
di Pulau Peleng dan Pulau Banggai.
Di Pulau Peleng saat ini terdapat Taman
Wisata Laut Pulau Peleng seluas 17.462 ha, dan
tiga blok hutan
lindung masing-masing di
Kecamatan Bulagi, Kec.
Bulagi Selatan, Kecamatan Liang
dan Kecamatan Tinangkung. Dengan adanya kawasan konservasi tersebut diharapkan
kondisi Pulau Peleng masih menyimpan kemampuan ekologis yang cukup baik.
KONDISI
LOKASI PENGAMATAN.
Pengamatan
burung dilakukan pada sepuluh lokasi, yaitu:
1.
Salakan
dan sekitarnya.
Dilakukan pengamatan selama satu hari pada sebuah jalan setapak di sebuah hutan
musim yang bercampur dengan hutan tropis dan ladang penduduk. Jenis tanaman
yang umum dijumpai di lokasi pengamatan ini adalah Kenari (Canarium spp.),
Macaranga spp, Tabernaemontana sp. dan
Borassus sp. Sementara tanaman yang ditanam penduduk adalah Jambu
Monyet (Anacardium oceidentale),
Durian (Durio sp.), Kelapa (Cocos
nucifera), dan Pisang (Musa sp).
Jenis burung yang dijumpai beberapa jenis elang yang melakukan aktifitas di
pesisir pantai, Falco severus, Chalcophaps indica, Basilornis galeatus,
Macropygia amboinensis dan Ixos
affinis.
2.
Jalan raya antara Salakan dengan Dusun Bebe. Dusun
Bebe terletak di Desa Tambos, Kec. Liang. Pada jalan raya ini masih dijumpai
hutan tropis yang relatif masih utuh dan juga dijumpai hutan tropis
berbatasan dengan ladang-ladang
penduduk, serta hutan bakau yang didominasi jenis Rhizopora. Jenis burung yang
dijumpai adalah Spilornis rufipectus,
Macropygia amboinensis, Ducula aenea, Prioniturus platurus, Loriculus
amabilis, Merops ornatus, Corvus enca,
Aplonis panayensis, Arthamus monachus, Nectarinia jugularis, N. aspasia
dan Ixos affinis.
3.
Dusun
Bebe. Di
Dusun ini dilakukan pengamatan selama dua hari pada perkebunan coklat/cacao dan
tepi hutan tropis yang berbatasan dengan perkebunan cacao dan Durian (Durio
sp.) milik masyarakat. Jenis burung yang dijumpai adalah Spilornis
rufipectus, Chalcophaps indica, Macropygia amboinensis, Ducula aenea, D.
forsteni, Otus magicus, Halcyon coromanda
dan Ixos affinis.
4.
Jalan
setapak antara Dusun Bebe dengan Dusun Tunggaling. Dusun Tunggaling terletak di Desa
Luk Labibi, Kec. Liang. Jalan setapak ini panjangnya empat kilometer. Di
lokasi ini dilakukan
pengamatan selama dua
hari pada tepi
hutan tropis yang dengan ladang milik masyarakat. Tanaman
yang umum ditanam pada ladang tersebut adalah Durian (Durio sp.), Cacao
atau Coklat,0 Kelapa (Cocos nucifera),
Pisang (Musa sp), Keladi (Alocasia sp.), dan Batata atau Ubi Banggai (Discorea sp.)
milik masyarakat Dusun Bebe dan Dusun Tunggaling. Jenis burung yang dijumpai
adalah Spilornis rufipectus, Chalcophaps indica, Macropygia amboinensis,
Ducula aenea, D. forsteni, Corvus enca, Arthamus monachus, Nectarinia
jugularis, N. aspasia dan Ixos
affinis.
5.
Jalan
setapak antara Dusun Tunggaling dan Dusun Bebe (diluar jalur pengamatan pada
nomor 4). Jalan
setapak ini panjangnya tiga kilometer. Di lokasi ini dilakukan pengamatan
selama dua hari pada hutan tropis dan tepi hutan tropis yang berbatasan dengan
perkebunan dan ladang milik masyarakat yang relatif tidak terlalu luas. Jenis
tanaman hutan tropis yang umum dijumpai adalah Kenari (Canarium spp.),
Pigafetta filaris, Macaranga spp, Gnetum gnemon, Trema Orientalis,
Mangga Busuk (Mangifera sp.). Sementara jenis tanaman yang umum ditanam
pada ladang adalah Cacao atau Coklat, Kelapa (Cocos nucifera), Pisang (Musa
sp), Keladi (Alocasia sp.),
dan Batata atau Ubi Banggai (Discorea
sp.). Jenis burung yang dijumpai adalah Spilornis rufipectus, Pernis
ptilorhynchus, P. celebensis, Accipiter soloensis, Treron griseicauda,
Macropygia amboinensis, Ducula aenea, Corvus enca, C. unicolor, Arthamus monachus, Rhinomyias colonus,
Pachycephala pectoralis, Nectarinia jugularis, N. aspasia dan Ixos affinis.
6.
Jalan
raya antara Salakan dengan Desa Lalong. Desa Lalong terletak di Kec.
Tinangkung. Pada jalan raya ini masih dijumpai hutan tropis yang relatif masih
utuh dan juga dijumpai hutan tropis berbatasan dengan ladang-ladang penduduk.
Jenis burung yang dijumpai adalah Spilornis rufipectus, Treron griseicauda,
Macropygia amboinensis, Ducula aenea, Prioniturus platurus, Trichoglossus
ornatus, Coracina schistacea,C. tenuirostris, Pelargopsis melanorhyncha, Ardea
purpurea, Corvus enca, Arthamus
monachus, Rhinomyias colonus, Pachycephala pectoralis, Nectarinia jugularis, N.
aspasia dan Ixos
affinis.
7.
Jalan raya antara Salakan dengan Desa Mansamat. Desa
Mansamat terletak di Kec. Tinagkung. Pada jalan raya ini masih dijumpai hutan
tropis yang relatif masih utuh dan juga dijumpai hutan tropis berbatasan dengan
ladang-ladang penduduk. Jenis burung yang dijumpai adalah Spilornis
rufipectus, Accipter griceiceps, Falco moluccensis, Gallus gallus, Macropygia
amboinensis, Ducula radiata, Prioniturus platurus, Corvus enca, Arthamus monachus, Nectarinia jugularis, N. aspasia dan Ixos affinis.
8.
Sawah dan rawa di Desa Lalong. Sawah dan
rawa yang belum sempat diolah menjadi areal persawahan diperkirakan memiliki
luas 60 ha. Di lokasi ini dilakukan pengamatan selama satu hari. Areal
persawahan dan rawa ini berbatasan dengan hutan tropis dan ladang masyarakat.
Tumbuhan yang umum ditemukan pada rawa dan sawah selain padi (Oryza satifa),
yang ditanam penduduk, juga ditemukan Cyperus sp, Ipomea aquatia,
Matroxylon sagu dan Sagetaria guayanensis. Jenis burung yang
dijumpai adalah Gallinago megala, Tringa glareola, Actitis hypoleucos,
Haliastus Indus, Spilornis rufipectus, Egretta garzetta, Ardeola speciosa,
Ardea purpurea, A. sumatrana, Ixobricus sinensis, I. cinamomeus, Amaurornis
phoenicurus, Porphyrio porphyrio, Macropygia amboinensis, Ducula aenea,
Motacilla spp. Corvus enca, Arthamus leucorhynchus, Rhinomyias colonus,
Pachycephala pectoralis, Nectarinia jugularis dan N. aspasia.
9.
Rawa terpencil di Desa Lalong. Rawa ini
terletak tidak terlalu jauh dari jalan raya poros Salakan - Desa Lalong, tetapi
letaknya terpecil karena rawa ini dikelilingi tumbuhan rawa berupa Cyperus
sp. dan Matroxylon sagu. Luas
rawa ini diperkirakan setengah ha. Jenis burung yang dijumpai adalah
Ixobricus sinensis, I cinamomeus, Butorides striatus, Amaurornis phoenicurus, Dendrocygna aytoni
(?), Alcedo coerulescens, Macropygia amboinensis, Corvus enca, Arthamus
leucorhynchus, Nectarinia jugularis dan N. aspasia.
10. Laguna
Lamomontano di Desa Lalong. Laguna ini terletak agak terpecil dari pemukiman
penduduk, yang berjarak 3 kilometer dari pusat pemukiman. Pada tepi laguna
terbentuk hutan bakau yang bercampur dengan hutan pantai yang relatif masih
utuh dan perkebunan kelapa. Jenis tumbuhan yang dominan adalah Rhyzophora sp, Canarium sp. dan Ficus
spp. Laguna ini memiliki luas 2 ha.
Jenis burung yang dijumpai adalah
Megapodius bernsteinii, Butorides striatus, Anas gibberifrons,
Phalacorocorax sulcirostris, P. melanoleucos, Tachybaptus novaehollandiae,
Halcyon chloris, Macropygia amboinensis,
Corvus enca dan N. aspasia.
saya merasa bangga dengan beragam jenis burung yang ada di banggai kepulauan, cuma lokasi penelitiannya terbatas di berapa kecamatan begian peling timur,,,!! masih banyak jenis burung lainnya yang terdapat di kecamatan bagian peling barat dan di pulau-pulau kecil bagian kec.labobo bangkurung,,,!! ada satu jenis burung yang menurut saya itu unik, kalau tidak salah bahasa umumnya nama burung tersebut adalah burung emas dan bahasa lokalnya adalah nduluna, konon katanya burung ini hanya hidup di pulau tertentu, dan nama pulau tersebut dinamakan pulau burung,,,,!! thanks sebelumnya
BalasHapus