Oleh Fachry Nur Mallo
Gambar 1. Apalharpactes reindwardtii sedang mengisap cairan buah |
Pendahuluan
Luntur Jawa (Apalharpactes reinwardtii)
merupakan burung endemik dataran tinggi Jawa Barat dan bagian barat Jawa Tengah
(Gunung Slamet). Dijumpai terbatas hanya
pada beberapa tempat (Mallo, 2018).
Sebelumnya
dianggap satu jenis dengan Apalharpactes mackloti, allopatric Apalharpactes
reinwardtii yang tersebar pada hutan-hutan pegunungan tropis subur dan basah
ketinggian 700-2300 m pegunungan bukit Barisan, Sumatera. Nampak keduanya hidup pada vegetasi lebih
subur dan basah di dataran tinggi (Mallo, 2018).
Walaupun
cukup dikenal dikalangan komunitas perburungan, tetapi aspek biologi burung ini
jarang diketahui, karena jarang atau bahkan belum pernah dilakukan penelitian
terhadap aspek tersebut, khususnya makanan dan perkembangbiakannya.
Saya
berhasil menjumpai lima kali burung ini di Ranca Upas. Dari perjumpaan tersebut
saya berhasil mencatat data makanan dan perkembangbiakannya. Walaupun data
catatan tersebut belum memadai, tetapi mungkin bermanfaat untuk mengenal lebih
awal ekologi burung ini.
Makanan
Dalam lima kali perjumpaan, dua kali
diantaranya teramati sedang mencari makanan dan memakan makanan, masing-masing
pada 15 Maret 2015 dan 27 September 2015.
Pada
pengamatan pertama saya mengamati satu ekor sedang berburu serangga dan memakan
buah pohon berwarna hitam. Cara memakan buah tersebut cukup unik. Awalnya buah
dimasukan ke paruhnya, lalu diisap cairannya, setelah cairan terisap sesuai
yang dibutuhkan lalu dibuang. Awalnya saya memperkirakan buah tersebut akan
dimakan, karena membutuhkan dagingnya. Menurut MacKinnon (1991) burung ini
selain memakan serangga, juga memakan buah, termasuk buah Ficus spp. Dari
diskusi beberapa teman, burung ini belum mereka jumpai memakan buah, selalu
menjumpai hanya memakan serangga
(Mallo, 2016).
Gambar 2. Apalharpactes reindwardtii sedang memakan stick insect |
Mungkin
buah hanya merupakan makanan tambahan untuk menambah asupan protein saat
kekurangan makanan (musim paceklik) atau membutuhkan kandungan khusus pada buah
tersebut, misalnya karbohidrat. Sementara serangga merupakan makanan utama.
Pada
pengamatan tersebut juga teramati mengikuti Cinclidium Diana. Mungkin sedang
berburu serangga bersama-sama. Burung ini membutuhkan jasa Cinclidium
diana mengusir serangga yang bersembunyi
di semak rapat. Karena Cinclidium
diana suka memasuki vegetasi semak yang
rapat.
Tabel 1. Jenis burung yang terlibat
pembentukan kelompok antar-jenis dalam perburuan serangga bersama Apalharpactes
reinwardtii di hutan primer Ranca Upas.
Spesies inti
|
Spesises yang
seringkali ikut serta
|
Jenis yang kadang
saja ikut serta
|
Heleia javanica
Alcippe
pyrrhoptera
|
Hemipus
hirundinaceus
Rhipidura
phoenicura
Culicicapa
ceylonensis
Ficedula
westermanni
|
Apalharpactes
reinwardtii
|
Pengamatan kedua teramati satu ekor berbaur bersama kelompok antar-jenis burung insectivore, melibatkan Hemipus hirundinaceus, Rhipidura phoenicura, Culicicapa ceylonensis, Phylloscopus grammiceps, Heleia javanica, Alcippe pyrrhoptera, Ficedula westermanni.
Di
hutan-hutan dataran tinggi Sulawesi pada 1979 Watling telah mencatat interaksi
berkelompok antar-jenis burung insectivore dengan baik (Whitten, A.J., dkk.
1987). Watling membagi jenis-jenis yang
terlibat dalam kelompok antar-jenis tiga kelompok, yaitu jenis inti, jenis yang
seringkali ikut serta dan jenis yang kadang saja ikut serta. Dalam kelompok
tersebut burung ini termasuk dalam kategori “jenis yang kadang saja ikut
serta”.
Selama
melakukan aktifitas tersebut Apalharpactes reinwardtii teramati hanya mengawasi
dari jarak dekat jenis-jenis tersebut berburu serangga, saat terlihat serangga
berukuran besar terbang karena terusik lalu menyergapnya. Kategori Jenis yang
kadang saja ikut serta adalah jenis yang tidak sering dijumpai bergabung dalam
kelompok antar-jenis saat melakukan pencaraian serangga (Whitten, dkk. 1987).
Saat
pengamatan tersebut juga teramati sedang memakan satu stick insect. Hal ini
menggambarkan burung ini juga suka mencari makanan dengan menelisik vegetasi
rapat atau serasah-serasah di tajuk yang merupakan habitat stick insect.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan burung ini berhasil saya
amati sebanyak tiga kali; 21 Maret 2015,
29 Nopember 2015 dan 6 Desember 2015.
Pada pengamatan pertama saya menjumpai satu
induk bersama satu anaknya, masih dalam proses untuk mandiri.
Gambar 3. Satu induk Apalharpactes reinwardtii sedang mengali sarang pada batang pohon mati |
Pada
pengamatan ketiga saya menjumpai tiga ekor (diantaranya satu anak menjelang
dewasa). Teramati anak tersebut diusir kedua induk saat berbaur dengan kedua
induknya. Tingkah laku kedua induk tersebut menandai akan memasuki masa
berbiak.
Dengan
demikian dapat diketahui burung ini mempunyai masa berbiak pada bulan Maret,
Nopember/Desember.
Daftar Pustaka
del
Hoyo, J. and Collar, N.J. 2014. Illustrated
Checklist of the Bird of the World, Volume 1 Non Passerines. Lynx and
Birdlife International.
del
Hoyo, J. and Collar, N.J. 2016. Illustrated
Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines. Lynx and Birdlife International.
MacKinnon, J. 1991. Panduan Lapangan
Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan
Bali. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
MacKinnon,
J., Phillips, K., dan van Balen, B. 1992. Panduan Lapangan Burung-Burung di
Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor. LIPI dan Birdlife-IP.
Mallo, F.N. 2016. Catatan Pengamatan
Burung-burung di Jawa. Tidak dipublikasikan.
Mallo,
F.N, 2018. Burung-burung dataran tinggi Jawa Barat: catatan di Ranca Upas.
Blog Fachry Nur Mallo.
Whitten,
A.J., Mustafa, M. dan Enderson, G.S. 1987. Ekologi Sulawesi. Yogyakarta.
Gadjah Mada University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar