Jumat, 15 Juni 2018

CATATAN MAKANAN DAN PERKEMBANGBIAKAN LUNTUR JAWA (APALHARPACTES REINDWARTII)


Oleh Fachry Nur Mallo
Gambar 1.  Apalharpactes reindwardtii sedang mengisap cairan buah
Pendahuluan
       Luntur Jawa (Apalharpactes reinwardtii) merupakan burung endemik dataran tinggi Jawa Barat dan bagian barat Jawa Tengah (Gunung Slamet).  Dijumpai terbatas hanya pada beberapa tempat (Mallo, 2018).
  Sebelumnya dianggap satu jenis dengan Apalharpactes mackloti, allopatric Apalharpactes reinwardtii yang tersebar pada hutan-hutan pegunungan tropis subur dan basah ketinggian 700-2300 m pegunungan bukit Barisan, Sumatera.  Nampak keduanya hidup pada vegetasi lebih subur dan basah di dataran tinggi (Mallo, 2018).
    Walaupun cukup dikenal dikalangan komunitas perburungan, tetapi aspek biologi burung ini jarang diketahui, karena jarang atau bahkan belum pernah dilakukan penelitian terhadap aspek tersebut, khususnya makanan dan perkembangbiakannya.
       Saya berhasil menjumpai lima kali burung ini di Ranca Upas. Dari perjumpaan tersebut saya berhasil mencatat data makanan dan perkembangbiakannya. Walaupun data catatan tersebut belum memadai, tetapi mungkin bermanfaat untuk mengenal lebih awal ekologi burung ini.
Makanan
       Dalam lima kali perjumpaan, dua kali diantaranya teramati sedang mencari makanan dan memakan makanan, masing-masing pada 15 Maret 2015 dan 27 September 2015.
       Pada pengamatan pertama saya mengamati satu ekor sedang berburu serangga dan memakan buah pohon berwarna hitam. Cara memakan buah tersebut cukup unik. Awalnya buah dimasukan ke paruhnya, lalu diisap cairannya, setelah cairan terisap sesuai yang dibutuhkan lalu dibuang. Awalnya saya memperkirakan buah tersebut akan dimakan, karena membutuhkan dagingnya. Menurut MacKinnon (1991) burung ini selain memakan serangga, juga memakan buah, termasuk buah Ficus spp. Dari diskusi beberapa teman, burung ini belum mereka jumpai memakan buah,  selalu  menjumpai  hanya memakan serangga (Mallo, 2016).
Gambar 2.  Apalharpactes reindwardtii sedang memakan stick insect
Mungkin buah hanya merupakan makanan tambahan untuk menambah asupan protein saat kekurangan makanan (musim paceklik) atau membutuhkan kandungan khusus pada buah tersebut, misalnya karbohidrat. Sementara serangga merupakan makanan utama.
      Pada pengamatan tersebut juga teramati mengikuti Cinclidium Diana. Mungkin sedang berburu serangga bersama-sama. Burung ini membutuhkan jasa Cinclidium diana  mengusir serangga yang bersembunyi di semak rapat.  Karena Cinclidium diana  suka memasuki vegetasi semak yang rapat.

Tabel 1. Jenis burung yang terlibat pembentukan kelompok antar-jenis dalam perburuan serangga bersama Apalharpactes reinwardtii di hutan primer Ranca Upas.


Spesies inti


Spesises yang seringkali ikut serta

Jenis yang kadang saja ikut serta


Heleia javanica
Alcippe pyrrhoptera


Hemipus hirundinaceus
Rhipidura phoenicura
Culicicapa ceylonensis
Ficedula westermanni

Apalharpactes reinwardtii




       
        Pengamatan kedua teramati satu ekor berbaur bersama kelompok antar-jenis burung insectivore, melibatkan Hemipus hirundinaceus, Rhipidura phoenicura, Culicicapa ceylonensis, Phylloscopus grammiceps, Heleia javanica, Alcippe pyrrhoptera, Ficedula westermanni. 
       Di hutan-hutan dataran tinggi Sulawesi pada 1979 Watling telah mencatat interaksi berkelompok antar-jenis burung insectivore dengan baik (Whitten, A.J., dkk. 1987).  Watling membagi jenis-jenis yang terlibat dalam kelompok antar-jenis tiga kelompok, yaitu jenis inti, jenis yang seringkali ikut serta dan jenis yang kadang saja ikut serta. Dalam kelompok tersebut burung ini termasuk dalam kategori “jenis yang kadang saja ikut serta”.
    Selama melakukan aktifitas tersebut Apalharpactes reinwardtii teramati hanya mengawasi dari jarak dekat jenis-jenis tersebut berburu serangga, saat terlihat serangga berukuran besar terbang karena terusik lalu menyergapnya. Kategori Jenis yang kadang saja ikut serta adalah jenis yang tidak sering dijumpai bergabung dalam kelompok antar-jenis saat melakukan pencaraian serangga (Whitten, dkk. 1987).
       Saat pengamatan tersebut juga teramati sedang memakan satu stick insect. Hal ini menggambarkan burung ini juga suka mencari makanan dengan menelisik vegetasi rapat atau serasah-serasah di tajuk yang merupakan habitat stick insect.
Perkembangbiakan 
       Perkembangbiakan burung ini berhasil saya amati sebanyak tiga kali; 21 Maret 2015,  29 Nopember 2015 dan 6 Desember 2015.
Pada pengamatan pertama saya menjumpai satu induk bersama satu anaknya, masih dalam proses untuk mandiri.
 
Gambar 3.  Satu induk Apalharpactes reinwardtii sedang mengali sarang
pada batang pohon mati
    Pada pengamatan kedua saya menjumpai sepasang melakukan aktifitas membuat sarang pada bagian pohon mati (pohon tumbuh terpisah dari pohon lain yang masih hidup) di hutan primer dataran tinggi Ranca Upas, Bandung Selatan. Teramati kurang lebih 20 menit melakukan aktifitas membuat sarang, berupa satu induk mendatangi bagian pohon mati tiga kali, lalu menggali bagian batang pohon menggunakan paruhnya.  Satu induk lain hanya bertengger dekat induk yang sedang membuat sarang. Tinggi sarang kurang lebih 10 meter dari permukaan tanah. Pada pengamatan yang sama (tanggal yang sama) Swiss Winasis mengamati kedua induk mengusir anak, agar dapat hidup mandiri (Mallo, 2016).
       Pada pengamatan ketiga saya menjumpai tiga ekor (diantaranya satu anak menjelang dewasa). Teramati anak tersebut diusir kedua induk saat berbaur dengan kedua induknya. Tingkah laku kedua induk tersebut menandai akan memasuki masa berbiak. 
       Dengan demikian dapat diketahui burung ini mempunyai masa berbiak pada bulan Maret, Nopember/Desember.
Daftar Pustaka
del Hoyo, J. and Collar, N.J.  2014. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 1 Non Passerines. Lynx and Birdlife International.
del Hoyo, J. and Collar, N.J.  2016. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines. Lynx  and Birdlife International.
MacKinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan
         Bali. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
MacKinnon, J., Phillips, K., dan van Balen, B. 1992. Panduan Lapangan Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor. LIPI dan Birdlife-IP.
Mallo, F.N. 2016. Catatan Pengamatan Burung-burung di Jawa. Tidak dipublikasikan.
Mallo, F.N, 2018. Burung-burung dataran tinggi Jawa Barat: catatan di Ranca Upas. Blog Fachry Nur Mallo.
Whitten, A.J., Mustafa, M. dan Enderson, G.S. 1987. Ekologi Sulawesi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar