Kamis, 25 Juli 2019

CATATAN PENGAMATAN PENCARIAN MAKAN DAN PERKEMBANGBIAKAN CIUNG-MUNGKAL JAWA (Cochoa azurea) DI RANCA UPAS, JAWA BARAT


PENDAHULUAN
Cochoa azurea merupakan burung endemik pegunungan Jawa Barat dan Jawa Tengah (del Hoyo & Collar 2016). Burung ini hidup pada tajuk-tajuk pepohonan tinggi di hutan primer dataran tinggi  ketinggian 1.000 hingga 3.000 m. Masih berkerabat dengan Cochoa beccarii, yang juga hidup di atas ketinggian 1.000 m hutan primer sumatera (MacKinnon 1991, 1992).
Foto 1.  Induk Cochoa azurea di sarang
Menjumpai burung ini tidaklah mudah, karena populasinya sedikit. Saya rutin hampir setiap minggu mengunjungi hutan Ranca Upas, tetapi hampir dua tahun baru saya dapat berhasil menjumpai burung ini, tepatnya pada 7 September 2014. Sebelumnya saya hanya mendengar suaranya sebanyak dua kali.  Sejak perjumpaan tersebut, saya semakin sering menjumpainya di kawasan ini. Menjadi pertanyaan saya, mengapa burung ini sebelumnya jarang terlihat, dan pada waktu selanjutnya umum terlihat, apakah burung ini merupakan pengembara?  Saya belum mengetahui jawabannya.

Senin, 08 Juli 2019

STATUS KEBERADAAN TRULEK JAWA (VANELLUS MACROPTERUS); KOMPARASI DENGAN SURVIVAL LIMA SPESIES BURUNG SULAWESI

Gambar 1: Sketsa sepasang Vanellus macropterus @ Fachry Nur Mallo
Vanellus macropterus merupakan endemik Jawa, belum tercatat sejak 1940 hingga sekarang. Sejak tahun 2001 hingga 2012 telah dilakukan survei mencari keberadaannya, tetapi tidak dijumpai. Banyak ornitolog berpendapat populasi burung ini masih ada, terbatas pada tempat terpencil belum diketahui, tetapi sebagian berpendapat telah punah. IUCN menetapkan statusnya “kritis” (critically endangered) dalam kategori burung terancam punah. 
Saat ini data Vanellus macropterus sangat sedikit tersedia, sehingga burung ini cenderung menjadi misteri saat ini. Oleh karena itu apapun survei, penelitian dan telahaan dilakukan terhadap burung ini akan sangat bermanfaat.
Saya juga mencoba melakukan telahaan status burung ini yang sifatnya hipotesis, dengan membandingkan survival lima spesies burung Sulawesi (Cacatua sulphurea, Ciconia episcopus, Tachybaptus ruficollis, Corvus unicolor dan Eutrichomyias rowleyi), saya duga memiliki kesamaan dengan burung ini dalam survival. Saya juga menulis survei yang dilakukan mencari burung ini, kondisi habitat dan sekilas tingkah lakunya, ornitolog dulu pernah menjumpai burung ini, penyebab menurun populasi/punah, dugaan keberadaannya saat ini dan rekomendasikan dilakukan saat ini. Saya sangat mengharap semoga tulisan ini akan bermanfaat bagi siapa saja yang mempunyai perhatian terhadap burung ini, atau secara umum burung-burung di Jawa.