Senin, 23 Desember 2024

PENANGKAPAN IKAN ENDEMIK SISTEM DANAU MALILI MENGGUNAKAN BAGAN DI DANAU TOWUTI, LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

Pendahuluan

Danau Towuti, merupakan bagian kompleks Danau Malili. Kompleks Danau Malili terdiri dari lima danau purba yang saling terhubungkan sungai-sungai (Danau Matano, Danau Towuti, Danau Mahalona, Danau Lontoa/Danau Wawontoa dan Danau Masapi). Kompleks danau ini merupakan danau purba, yang lama terisolasi, sehingga tidak heran memiliki banyak hewan akuatik (terutama ikan, udang, kepiting, dan siput) endemic sendiri kawasan ini. Di kompleks Danau Malili terdapat tiga genus endemic sendiri, meliputi 22 jenis Telmatherina, Paratherina dan Tominanga; Telmatherina terdiri dari 16 jenis, Paratherina 4 jenis, Tominanga 2 jenis. Selain itu, di kawasan ini juga dihuni genus lain, merupakan jenis endemic kompleks Danau Malili, yaitu Nomorhamphus dua jenis, Oryzias lima jenis, dan gobi sembilan jenis. Endemesitas hewan akuatik lain (kepiting, udang dan siput) juga tinggi, bahkan beberapa genus juga endemik tersendiri kawasan ini (kepiting dan siput).

Minggu, 15 Desember 2024

BURUNG DI CEKUNGAN BANDUNG DAN SEKITARNYA

 

Buku ini telah selesai saya tulis, dan siap cetak tahun 2022, tetapi hingga saat ini belum diterbitkan, karena keterbatasan Dana. Untuk itu saya memutuskan membuat pdf-nya saja, lalu disebarkan online. Karena saya menyadari isi buku ini mungkin dibutuhkan bagi yang melakukan penelitian, survei maupun aktifitas perburungan lain di Cekungan Bandung dan sekitarnya. Rencananya, jika kelak suatu saat saya memiliki dana, akan mencetak buku ini. Buku ini saya lay out sangat sederhana, mengingat keterbatasan pengetahuan saya me-lay out.

Buku ini menjelaskan tentang burung-burung di lanskap didominasi manusia di cekungan Bandung dan sekitarnya. Tercatat 213 jenis burung yang saya data. Mencakup burung penghuni perkotaan yang ramai aktifitas manusia, hingga lahan budidaya di tepi hutan terpencil.  

Awalnya buku ini saya tulis setelah saya menulis di blog pribadi saya artikel “Burung-Burung Pemukiman Kota Bandung; Kajian Biogeografi Pulau”, disadari bahwa saya masih kurang memahami status beberapa jenis burung di kawasan ini. Salah satu contoh, saya mengalami kesalahan mengidentifikasi Orthotomus ruficeps dan O. sepium. Kesalahan terjadi karena awal mengidentifikasi saya merujuk pada pengamatan-pengamatan terdahulu, mencatat Orthotomus ruficeps umum di Kota Bandung dan sekitarnya, tetapi ternyata sangat jarang. Teramati umum karena kesalahan membedakannya dengan O. sepium. Hal itu mendorong saya bertekad mempelajari perburungan di kawasan ini lebih serius. Setelah itu barulah saya  bisa memahami status burung-burung di kawasan ini.

Jumat, 13 Desember 2024

GAGAK BANGGAI DAN BURUNG BURUNG KEPULAUAN BANGGAI -SULA

 

Buku ini saya cetak pada 2015, dan telah saya distribusikan kepada yang membutuhkan. Beberapa tahun belakangan beberapa orang menghubungi saya menanyakan ketersediaan stok buku ini, karena kebutuhan penelitian, survei serta sebagai sumber bacaan mereka. Karena stoknya sudah habis, maka saya mengirimkan pdf-nya saja, dan mereka sangat terbantu. Melihat kondisi tersebut, saya berinsiatif menyebarkan pdf buku ini secara terbuka, agar bagi yang membutuhkan dapat mengaksesnya langsung.

Buku ini di-lay out dan dicetak sederhana, mengingat keterbatasan dana saya miliki, dan keterbatasan pengetahuan saya me-lay out. Saat ini banyak catatan tambahan yang di kumpulkan setelah penerbitan tahun 2015, terutama ketambahan beberapa jenis baru tercatat di Kawasan tersebut, berkat pengamatan dilakukan Alfian Maleso, serta penyebaran jenis daratan Sulawesi ke Pulau Peleng, terutama penemuan Megapodius cumingii. Dalam buku tersebut juga ada beberapa kesalahan kecil. Insya Allah, kekurangan buku tersebut akan diperbaiki pada penerbitan berikutnya.

BURUNG BURUNG DI CAGAR ALAM MOROWALI

 

Buku ini saya cetak pada 2016, dan telah saya distribusikan kepada yang membutuhkan. Beberapa tahun belakangan beberapa orang menghubungi saya menanyakan ketersediaan stok buku ini, karena kebutuhan penelitian, survei serta sebagai sumber bacaan mereka. Karena stoknya sudah habis, maka saya mengirimkan pdf-nya saja, dan mereka sangat terbantu. Melihat kondisi tersebut, saya berinsiatif menyebarkan pdf buku ini secara terbuka, agar bagi yang membutuhkan dapat mengaksesnya langsung.

Buku ini di-lay out dan dicetak sederhana, mengingat keterbatasan dana saya miliki, dan keterbatasan pengetahuan saya me-lay out. Saat ini banyak catatan tambahan yang di kumpulkan setelah penerbitan tahun 2016, terutama ketambahan dua jenis baru tercatat di Kawasan ini, serta beberapa catatan penting ekologi dan biologinya.

Buku ini menjelaskan burung di Cagar Alam Morowali, sebuah kawasan memiliki kekayaan burung tertinggi di Wallacea. Dan dapat mewakili fenomena keunikan dan tingginya endemisitas jenis burung di Sulawesi. Di kawasan ini ditemukan 285 jenis burung, 67 % dari seluruh jenis burung Sulawesi, diantaranya 73 jenis endemik Sulawesi (dari 106 jenis endemik Sulawesi).