Oleh: Fachry Nur Mallo* dan Moh. Ihsan Nur Mallo**
Gambar 1. Corvus enca umum dijumpai di pesisir pantai |
DESKRIPSI PULAU PASOSO
Status dan letak
Pulau Pasoso beserta perairan lautnya
merupakan kawasan Suaka Margasatwa Laut berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dengan luas kurang lebih 5.000 ha, yang
dikhususkan untuk melindungi segala aktifitas penyu di tempat ini. Luas daratan
Pulau Pasoso 49 ha. Secara administrasi Pulau Pasoso termasuk wilayah Desa
Pomolulu, Kec. Balaesang, Kab. Donggala. Prov. Sulawesi Tengah.
Geomorfologi,
tumbuhan dan hewan
Sebagian besar daratan Pulau Pasoso
merupakan hutan primer bercampur jenis tumbuhan pantai. Hutan ini ini
kondisinya relatif masih baik. Pada vegetasi hutan ini ditemukan beragam jenis
tumbuhan, yang dominan adalah Ficus spp., Diospyros sp., Alstonia sp. dan
Dehaasia sp. Kondisi tanah pada vegetasi berhutan cukup subur. Tanah ini
bercampur dengan serasah-serasah tanaman yang lapuk bersama batu karang yang
mulai hancur (Sakada-BQD, 1991).
Pesisir pantai Pulau Pasoso didominasi pantai
bertebing karang. Tebing-tebing tersebut bila air laut pasang akan tergenangi
air laut setengah atau seluruhnya. Diatas tebing-tebing terbentuk vegetasi
tumbuhan pantai yang memiliki ciri-ciri berukuran kerdil, berbatang keras dan
kurus, karena kurangnya unsur hara atau tanah menjadi tempat tumbuh tumbuhan.
Selain areal pantai bertebing, juga terdapat pantai berpasir, tidak luas di
bagian tenggara. Bentuk vegetasi yang terbentuk di areal ini terdiri atas dua
formasi, yaitu:
-
Formasi Baringtonia: jenis-jenis tumbuhan pada formasi ini tumbuh dibelakang
formasi Pescaprae dan agak menjauh atau berbatasan dengan areal bertelur penyu.
Jenis tumbuhan dominan di formasi ini adalah Baringtonia asiatica, Terminalia
catappa, dan Morinda citrifolia.
-
Formasi Pescaprae: Merupakan formasi tumbuhan pantai yang tumbuh tepat
dibelakang garis pasang surut. Jenis-jenis tumbuhan yang tumbuh di formasi ini
agak jarang, umumnya berupa tumbuhan rumput, semak dan menjalar diatas pasir.
Jenis tumbuhan dominan di formasi ini adalah Ipomea pescaprae, Spinifex
littoreus, Vigna marina dan Wedelina biflora.
Gambar 2. Peta Pulau Pasoso |
Gambar 3. Peta Pulau Pasoso dan sekitarnya |
Pada pesisir pantai juga ditumbuhi beberapa
pohon bakau dari jenis Sonneratia sp. yang mulai membentuk vegetasinya sendiri.
Dibelakang areal bertelur penyu terbentuk sebuah rawa payau seluas 0,25 ha,
jenis tumbuhan dominan ditemukan di tempat ini adalah rumput rawa (grass
swamp), Phragmites sp., dan anakan nipah (Nipah sp.).
Gambar 4. Hutan Primer, vegetasi dominan di Pulau Pasoso |
Gambar 5. Vegetasi pada batuan karang di Pulau Pasoso |
Gambar 6. Rumah penjaga pulau dan perkebunan kelapa di selatan Pulau Pasoso |
Gambar 7. Rawa di Pulau Pasoso |
Pulau Pasoso memiliki terumbu karang cukup
luas, dan dihuni cukup banyak jenis hewan. Kondisi terumbu karang ini pada
beberapa tempat sudah menunjukkan adanya kerusakkan, akibat adanya aktifitas
penangkapan ikan menggunakan bom. Diantara semua penghuni terumbu karang, yang
sangat penting adalah dua jenis penyu, yaitu Chelonia mydas dan eretmochelis
imbricata. Hewan reptilia lain yang juga umum ditemukan di adalah Varanus
salvator, Gecko gecko, Mobouya sp., dan berbagai jenis ular laut
(Hydrophiidae). Hewan mamalia yang ditemukan tikus Rumah (Mus sp.), dan
Pteropus sp. Di Pulau ini dijumpai 53 jenis burung, diantara semua jenis burung
tersebut yang terpenting adalah Cacatua sulphurea.
BURUNG-BURUNG
PULAU PASOSO
Pengamatan dan survei burung telah
dilakukan Sakada-BQ tiga kali (1988, 1991, 1999) dan KPB Spilornis tiga kali
(2014, 2018, 2019). Dari kegiatan tersebut diketahui pulau ini dihuni 53 jenis burung. Para
penulis telah mengikuti ke tujuh pangamatan dan survei tersebut.
Jenis burung di pulau ini sedikit, tetapi
pulau ini menjadi sangat penting bagi konsevasi Cacatua sulphurea, karena dari
seluruh tempat penyebarannya, pulau ini memungkinkan dilakukan konservasi
terhadap jenis tersebut, dengan pertimbangan konservasi dilakukan di Pulau
Pasoso lebih terukur hasilnya dibandingkan kawasan lain.
Pulau ini juga penting bagi studi ekologi
jenis-jenis burung di pulau terpencil dan studi biogeografi burung Sulawesi,
karena hutannya yang tetap terjaga sehingga kehidupan burung relatif belum
terganggu. Hampir seluruh pulau-pulau kecil dan sedang di selat Makassar
vegetasinya telah terdegradasi, mengingat selat ini merupakan jalur lalu lintas
pelayaran yang ramai, maka dengan kondisi tersebut keberadaan pulau ini menjadi
semakin penting.
Studi biogeografi pulau menarik dilakukan.
Proses migrasi burung dari daratan Sulawesi ke pulau ini setiap saat akan
nampak teramati, walaupun pulau ini letaknya cukup jauh dari daratan Sulawesi.
Selain itu jenis supertramp Sulawesi juga terdapat di Pulau ini (Coloenas
nicobarica dan Pitta elegans) dan beberapa jenis yang teramati di pulau ini,
pada saat tertentu tidak dijumpai lagi, misalnya Hypotaenidia torquata,
Amaurornis phoenicurus, Spilornis rufipectus, Ictinaetus malaiensis dan Milvus
migrans., Artamus leucoryn Hal ini merupakan fenomena biogerografi menarik untuk di teliti.
Adapun jenis-jenis burung yang terdapat di
Pulau Pasoso, termasuk perairan lautnya adalah sebagai berikut;
1. Gosong Filipina Megapodius cumingii
Umum
terdengar suaranya di hutan primer, tepi hutan primer dan tepi rawa, tetapi
kadang terlihat soliter atau berpasangan sibuk mengais-ngais serasah pada
lantai hutan dan kadang juga terlihat bercampur dengan ayam kampung yang
dipelihara penjaga pulau. Suaranya berupa:--kyooooooouuuuu--, teriakan sedih
dan memelas. Suara ini lebih sering terdengar pada sore hari.
2. Uncal Ambon Macropygia amboinensis
Hanya
dijumpai pada 29 Desember 1988. Satu kelompok kecil mengunjungi pohon-pohon
berbuah, terutama Ficus spp., pada tepi hutan primer atau hutan tepi pantai.
Kadang terlihat bersama-sama Treron vernans mengujungi pohon berbuah. Pada
pengamatan selanjutnya tidak pernah ditemukan lagi.
3. Junai Mas Coloenas nicobarica
Sangat
jarang dijumpai. Pada 8 September 1999 satu ekor terlihat terbang dari lantai
hutan ke dahan yang tidak terlalu tinggi tengah Pulau Pasoso. Menurut Pak
Ahmad, penjaga pulau (Kom, pribadi, 2019), burung ini jarang dijumpai, sering
teramati di pesisir pantai berkarang. Mungkin pengunjung jarang saat berbiak ke
pulau ini.
4. Delimukan Timur Chalcophaps indica
Pada
9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati satu individu terbang
di lantai hutan primer, dekat areal terbuka.
5. Punai Gading Treron vernans
Umum
berkelompok kecil mengujungi pohon-pohon berbuah, terutama Ficus spp., pada
tepi hutan primer atau hutan di pesisir pantai. Suaranya sering terdengar dari
dalam tajuk. Kadang berbaur dengan jenis merpati lain atau Aplonis panayensis
saat mengunjungi pohon berbuah.
(5A). Pergam Hijau Ducula aenea
Status
keberadaannya di Pulau Pasoso masih meragukan. Hanya dari catatan penulis (F.N.
Mallo) pada 29 Desember 1988 mendapat informasi dari nelayan melihat satu
kelompok kecil berkunjung ke Pulau Pasoso tetapi diusir sekelompok Ducula
luctuosa/ Ducula bicolor. Pada 13 Agustus 2018 penulis (M.I.N. Mallo) sepintas
mendengar suaranya di hutan pesisir pantai, tetapi dia belum yakin. Status keberadaanya
di Pulau Pasoso perlu pengamatan lebuh lanjut.
6. Pergam Laut Ducula bicolor
Teramati
mengunjungi pohon-pohon berbuah di tepi hutan atau pesisir pantai. Pada 21
Pebruari 1991 ditemukan sarang bersama satu anak dan 9 Mei 2019 tim survei KPB
Spilornis-Untad Palu mengamati beberapa individu di hutan pesisir pantai.
7. Pergam Putih Ducula luctuosa
Pada
18 Maret 2019 KPB Spilornis menjumpai satu ekor terbang di atas tajuk pepohonan
hutan primer tengah pulau.
8. Walik Kembang Ptilinopus melanospilus
Kadang
terlihat soliter atau berpasangan mengunjungi pohon berbuah di tepi hutan
primer dan hutan pesisir pantai, terutama Ficus spp. Suaranya sering terdengar
dari dalam tajuk.
9. Walet Sapi Collocalia esculenta
Kadang
terbang mengunjungi Pulau Pososo dari daratan Sulawesi. Pada 6 Agustus 1999
beberapa ekor terlihat terbang di atas tajuk pepohonan hutan primer.
10. Walet polos Aerodramus vanicorensis
Pada
9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati satu kelompok kecil
terbang di diatas tajuk pohon.
11. Tuwur Timur Eudynamis orientalis
Umum
terdengar suaranya di tepi hutan primer, tetapi kadang terlihat sibuk soliter
atau berpasangan mencari makan pada tajuk.
12. Kedasih Laut Chalcites minutillus
Jarang
dijumpai. Pada 28 September dan 3 Nopember 2014 tim Survei KPB Spilornis
menjumpai satu ekor di hutan primer.
(12 A.) Kedasih
Australia
Chalcites basalis
Pada
9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati 10 individu di
pepohonan areal terbuka
13. Wiwik Encuing Cacomantis variolosus
Jarang
dijumpai. Pada 6 Agustus 1999 suaranya terdengar pada tepi hutan primer
berbatasan dengan perkebunan kelapa.
14. Kedasih hitam
Maluku
Surniculus musschenbroeki
Pada
9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati satu individu di tepi
hutan primer.
15. Kangkok Ranting Cuculus saturatus
Jarang
dijumpai. Migran dari utara khatulistiwa saat musim dingin. Pada 14 September
dan 7 Nopember 2014 tim Survei KPB Spilornis mendengar suaranya di hutan
primer.
16. Mandar padi
Zebra
Hypotaenidia torquata
Pada
13 Agustus 2018 dan 8 Agustus 2019 tim survei KPB Spilornis mengamati satu ekor
di di rawa air payau. Sebelumnya tidak
pernah tercatat di pulau ini. Mungkin pengunjung jarang ke pulau ini dari
daratan Sulawesi.
17. Tikusan Kerdil Porzana pusilla
Migran
jarang dari utara khatulistiwa saat musim dingin ke Indonesia, yang juga
dijumpai di Pulau Pasoso. Pada 2 Pebruari 1989 terlihat satu ekor di rawa air
payau sedang mencari makan. Di Sulawesi hanya pernah tercatat di Sulawesi
bagian Utara dan tahun ini di Pulau Peleng. Dengan demikian penemuan burung ini
di Pulau Pasoso sangat penting.
18. Kareo Padi Amaurornis phoenicurus
Umum
terlihat soliter mengunjungi tepi rawa mencari makan, suaranya yang ribut dan
khas sering terdengar di rawa payau atau di tepi hutan primer dekat rawa payau.
19. Kokokan Laut Butorides striatus
Umum
soliter atau berkelompok kecil di pesisir pantai, terutama pada pesisir pantai
bertebing karang dan pesisir pantai berbatu-batu.
20. Cikalang Kecil Frigate ariel
Umum
berpasangan atau berkelompok kecil mengunjungi perairan laut Pulau Pasoso atau
terbang melintasi daratan pulau. Tinggal dan berbiak di Pulau Burung (gugusan
Pulau Genting). Sering membentuk kawanan antar-jenis dengan Sterna sumatrana
dan Thalasseus bengalensis mencari ikan
pelagik.
21. Kuntul Karang Egretta sacra
Pada
Mei dan September 2019 tim survei KPB Spilornis menjumpai masing-masing satu
individu di pesisir pantai Pulau Pasoso.
22. Gagang bayang
Belang
Himantopus himantopus
Pada
27 Agustus 2019 tim KPB Spilornis menjumpai satu individu di pesisir
pantai Pulau Pasoso. Mungkin pengunjung
dari daratan Sulawesi.
23. Kaki-rumbai
Kecil
Phalaropus lobatus
Migran
rutin dari utara khatulistiwa saat musim dingin ke perairan laut Pulau Pasoso.
Pada 16 Pebruari 1991 beberapa kawanan 300-400 ekor terlihat berenang pada perairan antara Pulau
Pasoso dan Gugusan Pulau Genting, pada 23 Nopember 1993 beberapa kawanan 200-300 ekor terlihat berenang pada perairan antara Pulau
Pasoso dan Gugusan Pulau Genting
24. Trinil Pantai Actitis hypoleucos
Migran
rutin dari utara khatulistiwa saat musim dingin. Umum terlihat soliter pada
pesisir pantai dan tepi rawa payau.
25. Trinil Semak Tringa glareola
Migran
jarang dari utara khatulistiwa saat musim dingin ke Pulau Pasoso. Pada 1
Pebruari 1989 terlihat satu ekor di pesisir pantai berpasir.
26. Dara-laut
Tengkuk-hitam
Sterna sumatrana
Umum
berkelompok kecil atau soliter mengunjungi perairan laut mencari ikan
bersama-sama Frigate ariel dan Thalasseus bengalensis. Tinggal dan berbiak di
pulau-pulau kecil dan berbatu di Gugusan Pulau Genting.
27. Dara-laut
Benggala
Thalasseus bengalensis
Migran
rutin dari utara khatulistiwa saat musim dingin. Umum terlihat berkelompok
kecil mengunjungi perairan laut mencari ikan pelagik bersama-sama jenis burung
laut lain.
28. Serak Sulawesi Tyto rosenbergii
Pada
9 dan 12 Agustus 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mendengar suaranya
hutan primer.
29. Elang ular
Sulawesi
Spilornis rufipectus
Pada
22 September dan 7 Nopember 2014 tim survei KPB Spilornis menjumpai satu ekor
terbang di atas tajuk pepohonan tengah pulau. Merupakan pengunjung jarang ke
pulau ini dari daratan Sulawesi.
30. Elang Hitam Ictinaetus malaiensis
Pada
24 Oktober 2014 KPB Spilornis menjumpai satu ekor terbang di atas tajuk
pepohonan tengah pulau. Merupakan pengunjung jarang ke pulau ini dari daratan
Sulawesi.
31. Elang-laut
Perut-putih
Haliaeetus leucogaster
Cukup
umum ditemukan terbang di pesisir pantai dan tepi hutan primer, atau bertengger
pada pohon kering dan terbuka. Kadang suaranya keras dan parau terdengar dari
kejauhan.
32. Elang Bondol Haliastur indus
Umum
soliter, berpasangan atau berkelompok kecil mengunjungi pesisir pantai, rawa
dan tepi hutan primer mencari makan.
33. Elang Paria Milvus migrans
Pada
21 Pebruari 1991 satu ekor terlihat terbang diatas tajuk hutan primer dan dekat
tepi hutan primer berbatasan dengan lahan budidaya. Merupakan pengunjung jarang
ke pulau ini dari daratan Sulawesi.
34. Kirik-kirik
Laut Merops philippinus
Kadang
mengunjungi Pulau Pasoso. Pada 21 Pebruari 1991 satu kawanan kecil terbang
bersama kawanan Collocalia esculenta. Merupakan pengunjung dari daratan
Sulawesi.
35.
Kirik kirik Australia Merops ornatus
Pada
9 Mei 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati sembilan individu di
terbang diatas tajuk pohon.
36.
Pekaka Bua-bua Pelargopsis melanorhyncha
Umum
terdengar suaranya pada hutan pesisir pantai, atau kadang terlihat bertengger
soliter atau berpasangan pada pohon tidak jauh dari pesisir pantai berburu
makanan.
37. Cekakak Sungai Todiramphus chloris
Sangat
umum ditemukan pada semua areal terbuka, terutama pada pepohonan di pesisir
pantai, tepi rawa dan tepi hutan primer. Suaranya yang ribut dan khas sering
terdengar sepanjang hari.
Gambar 8. Todiramphus chloris populasinya melimpah ditempat terbuka |
38. Cekakak
Australia
Todiramphus sanctus
Tidak
umum. Migran dari selatan Khatulistiwa saat musim dingin. Sebelumya tidak
pernah dijumpai, tetapai pada 2 September 2018 tim Survei KPB Spilornis
menjumpainya satu ekor.
39. Alap-alap Sapi Falco moluccensis
Cukup
umum soliter atau berpasangan terbang di pesisir pantai maupun di tepi hutan
berbatasan lahan budidaya berburu makanan. Kadang bertengger pada tempat
terbuka.
40. Kakatua-kecil
Jambul-kuning
Cacatua sulphurea
Umum
dijumpai mengunjungi pohon-pohon berbuah, terutama Marang Taipa/bahasa lokal
(Mangifera sp.), Ficus sp, Kedondong Batu (bahas lokal) dan Sonneratia sp.,
yang merupakan sumber makanannya di hutan pesisir pantai atau di tepi hutan
primer berbatasan lahan budidaya.
Pada
1999 Sanggar Karya Pemuda-Bubalus Quarlessi Depresicornis (Sakada-BQD)
bekerjasama dengan Birdlife-Indonesia Programme melakukan survei terhadap
populasi dan beberapa aspek ekologi burung ini di Pulau Pasoso.
Dari
hasil survei diketahui saat itu populasinya di Pulau Pasoso hanya tersisa 7-15
ekor. Umumnya burung ini lebih sering ditemukan pada bagian selatan dan tengah
pulau, karena pada bagian tersebut lebih cocok bagi habitatnya atau kebutuhan
sumberdaya lain. Pada survei tersebut ditemukan sarang lama pada pohon Alstonia
scholaris.
Di
tempat lain di daerah penyebarannya semakin jarang dijumpai, sehingga saat ini
sangat terancam puncah. IUCN menetapkan status keterancamannya kategori kritis
(critically endangered). Hampir pada semua tempat penyebarannya semakin sulit
ditemukan, a akibat semakin gencarnya perburuan yang dilakukan terhadap burung
ini dan pengrusakkan habitatnya (Cahyadin, Y. dkk., 1994 dan Mallo, F.N., dkk.,
1996). Survei terakhir dilakukan KPB
Spilornis pada 2014 dan 2018 menunjukkan populasinya tetap stabil sejak survei
pada 1999.
Gambar 9. Cacatua sulphurea sulphurea populasinya tetap stabil di Pulau Pasoso |
41. Paok Laus Pitta elegans
Pada
28 September dan 2 Oktober tim survei KPB Spilornis menjumpai satu ekor di
hutan primer.
42. Remetuk Laut Gerygone sulphurea
Suaranya
umum terdengar pada hutan pesisir pantai, tepi hutan primer dan hutan tepi
rawa. Tetapi kadang terlihat soliter atau berpasangan sibuk menelisik dedaunan
di tajuk mencari serangga sebagai sumber makanan utamanya.
43. Kapasan Sayap-putih Lalage sueurii
Pada
14 Agustus 2018 tim survei KPB Spilornis menujumpai satu ekor bertengger di
pohon mengkudu. Jenis yang baru melakukan migrasi ke pulau ini dari daratan
Sulawesi.
44. Kekep Babi Artamus leucoryn
Pada
10 Agustus 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati sepuluh individu
di tepi hutan primer dan hutan tepi pantai. Sering berkelahi dengan Aplonis
panayensis dan kadang Passer montanus. Mungkin berkompetisi dengan kedua jenis
burung tersebut.
(42A). Bentet
Coklat
Lanius cristatus (?)
Pada
22 Pebruari 1991 terlihat satu ekor sedang mencari makan pada sebuah pohon
setinggi 8 meter. Merupakan Pengunjung dari utara khatulistiwa saat musim
dingin. Perlu pengamatan lebih lanjut untuk memastikan keberadaannya di Pulau
Pasoso.
45. Gagak Hutan Corvus enca
Sangat
umum berpasangan atau bekelompok kecil hingga sedang pada semua areal terbuka,
terutama di pesisir pantai. Menurut M.I.N. Mallo pada waktu tertentu jarang
dijumpai. Mungkin sebagian populasinya berkunjung ke daratan Sulawesi, atau
saat melimpah populasinya di Pulau Paososo karena ketambahan populasi yang
berkunjung dari daratan Sulawesi.
46. Layang-layang
Batu
Hirundo javanica
Sangat
umum ditemukan terbang hampir pada semua bagian pulau, terutama pada areal terbuka,
seperti pesisir pantai, tepi rawa atau tepi hutan. Sarang burung ini cukup
banyak ditemukan di goa yang tidak terlalu dalam pada pesisir pantai.
47. Kacamata Laut Zosterops chloris
Umum
berkelompok kecil, sedang hingga besar mengunjungi pohon-pohon berbuah kecil
atau berburu serangga pada pesisir hutan primer, hutan pesisir pantai dan pohon
Bakau (Sonneratia sp.), tetapi kadang juga dijumpai berpasangan sibuk berburu
serangga menelisik tajuk rapat.
48. Perling Kumbang Aplonis panayensis
Sangat
umum berkelompok kecil hingga sedang mengunjungi pohon-pohon berbuah, terutama
Ficus spp. di tepi hutan primer dan pesisir pantai. Pada 8 September 1999,
terlihat beberapa juvenile berbaur dengan dewasa mengunjungi pohon Ficus sp. di
dekat pesisir pantai.
Gambar 10. Aplonis panayensis salah satu burung paling umum |
49. Murai Batu
Tarung
Monticola solitarius
Rutin
melakukan migrasi ke Wallacea dari utara khatulistiwa saat musim dingin, tetapi
di pulau ini jarang dijumpai. Pada 21 Pebruari 1991 satu ekor terlihat mencari
makan di pesisir pantai berbatu.
50. Burung madu
Kelapa
Anthreptes malacensis
Cukum
umum mengunjungi pohon-pohon yang sedang berbunga pada hutan dan semak di
pesisir pantai dan tepi hutan primer. Sebelumnya tidak tercatat tetapi pada 2
September 2018 tim survei KPB Spilornis menjumpainya. Mungkin belum lama
bermigrasi ke Pulau Pasoso dari daratan Sulawesi.
51. Burung madu
Sriganti
Cinnyris jugularis
Umum
soliter atau berpasangan mengunjungi pohon-pohon berbunga pada hutan dan semak
di pesisir pantai dan tepi hutan primer. Kadang hanya terdengar suaranya yang
ribut saat bertengger di tempat terbuka.
52. Bondol
Kepala-pucat
Lonchura pallida
Pada
10 Agustus 2019 tim survei KPB Spilornis-Untad Palu mengamati sepasang di tepi
hutan primer.
53. Burung gereja
Erasia
Passer montanus
Umum
ditemukan pada tempat terbuka. Merupakan migran belum lama menetap di Pulau
Pasoso dari daratan Sulawesi.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu selama
dilakukan kunjungan ke Pulau Pasoso.
Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih pada rekan-rekan di Sanggar
Karya Pemuda-Bubalus Quarlessi Depresicornis (Sakada-BQD), Yayasan-BQD dan
rekan-rekan Pencinta Alam SMAN 2 Palu (Pasmada) yang telah bersama-sama
melakukan kegiatan survei ke Pulau Pasoso, Bapak Usman Lagadja beserta keluarga
dan Bapak Madjidal beserta keluarga, yang selama tiga kali mengujungi Pulau
Pasoso dan satu kali Gugusan Pulau Genting tak henti-hentinya memberikan
bantuan yang tak terhingga, Pak Rolex Lameanda (BKSDA Palu) yang telah membantu
mengusahakan proyek survei burung-burung air dan penyu di Pulau Pasoso,
Koordinator Wetland Internasional-Indonesia Programme yang telah mempercayakan
saya dan rekan-rekan di Sakada-BQD melaksanaan survei burung-burung air dan
penyu di Pulau Pasoso, Kang Iwan Setiawan dan Christian Mawengko yang telah
mengusahakan dan membantu proyek survei
Cacatua sulphurea di wilayah
Sulawesi Tengah dan
khusus di Pulau Pasoso.
Pak Ahmad dan keluarga (penjaga pulau Pasoso) bantuannya sangat peting
sehingga kegiatan selama di Pulau Pasoso berjalan sukses. Serta semua pihak
yang tidak sempat kami sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu kami
selama melakukan kegiatan survei di lapangan, terutama masyarakat Desa Pomolulu
dan Desa Ketong.
DAFTAR
PUSTAKA
Andrew,
P. dan Holmes, D.A. 1990. Sulawesi bird report. Kukila 5: Hal. 4-26.
Bhushan,
B., Fry, G., Hibi, A., Mundkur, T., Prawiradilaga, D.M., Sonobe, K., Usui, S. 1993. A Field Guide to
the Waterbird of Asia. Tokyo. Wild Bird Society of Japan.
Coates,
B.J. and Bishop, K.D.. 1997. A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the
Moluccas and the Lesser Sunda Islands,
Indonesia). Alderley. Dove Publication.
Coates,
B.J. dan Bishop, K.D. 2000. Panduan Lapangan Burung-burung di Kawasan Wallacea
(Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara). Terjemahan. Bogor. Birdlife-Indonesia
Programme dan Dove Publication.
Mallo,
F.N., dan Setiawan, I. 1996. Telaah status Cacatua sulphurea sulphurea di
Sulawesi Tengah. PHPA dan Birdlife-Indonesia Programme. Bogor.
Mallo,
F.N., 1997. Jenis-Jenis Burung Yang Hidup di Pulau Pasoso dan Gugusan Pulau
Genting Serta Beberapa Aspek
Ekologisnya. Palu. Sakada-BQD. Tidak dipublikasikan
Mallo,
F.N., Alam, S., Harjun, dan Mawengko, C. 2000. Status Kakatua-kecil
Jambul-Kuning C.s. sulphurea, di Pulau Pasoso, Sulawesi Tengah. Bogor. Yayasan
BQD dan Birdlife-Intenational.
Sakada-BQD.
1991. Laporan Expedisi Sakada-BQD di Pulau Pasoso, Kec. Balaesang. Palu.
Sakada-BQD.
Shannaz,
J., Jepson, P. dan Rudyanto (penyunting). 1995. Burung-Burung Yang Terancam
Punah di Indonesia. Bogor. Dep.
Kehutanan dan Birdlife-Indonesia Programme.
White,
C.M.N. and Bruce, M.D. 1996. The bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and
Lesser Sunda Islands, Indonesia): an annotated checklist. London: British
Ornithologist’ Union.
Lampiran: Daftar
jenis burung di Pulau Pasoso
No
|
Jenis
|
Waktu Pengamatan
|
||||||
1988
|
1991
|
1999
|
2014
|
2018
|
Mei 2019
|
Juli-Agus. 2019
|
||
01.
|
Megapodius
cumingii
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
02.
|
Macropygia
amboinensis
|
X
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
|
03.
|
Coloenas
nicobarica
|
-
|
-
|
X
|
-
|
-
|
-
|
|
04.
|
Chalcophaps
indica
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
|
05.
|
Treron vernans
|
X
|
X
|
X
|
-
|
-
|
X
|
X
|
05A
|
Ducula aenea
|
?
|
-
|
-
|
-
|
?
|
-
|
-
|
06.
|
Ducula bicolor
|
?
|
?
|
?
|
-
|
-
|
X
|
X
|
07.
|
Ducula luctuosa
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
|
08.
|
Ptilinopus
melanospilus
|
-
|
-
|
X
|
X
|
-
|
X
|
|
09.
|
Collocalia
esculenta
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
-
|
|
10.
|
Aerodramus
vanicorensis
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
|
11.
|
Eudynamis orientalis
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
12.
|
Chalcites minutillus
|
-
|
-
|
-
|
X
|
-
|
|
|
12A.
|
Chalcites basalis?
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
|
13.
|
Cacomantis variolosus
|
-
|
X
|
X
|
-
|
-
|
|
|
14.
|
Surniculus musschenbroeki
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
|
15.
|
Cuculus saturatus
|
-
|
-
|
-
|
X
|
-
|
-
|
-
|
16.
|
Hypotaenidia torquata
|
-
|
-
|
-
|
X
|
-
|
-
|
X
|
17.
|
Porzana pusilla
|
X
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
18.
|
Amaurornis
phoenicurus
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
19.
|
Butorides
striatus
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
20
|
Egretta sacra
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
21.
|
Frigate ariel
|
X
|
X
|
-
|
X
|
-
|
-
|
-
|
22.
|
Himantopus himantopus
|
|
|
|
|
|
|
X
|
23.
|
Phalaropus
lobatus
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
|
|
24.
|
Actitis
hypoleucos
|
X
|
X
|
X
|
-
|
X
|
|
|
24.
|
Tringa glareola
|
-
|
X
|
-
|
-
|
-
|
|
|
26.
|
Sterna sumatrana
|
X
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
27.
|
Sterna
bengalensis
|
X
|
X
|
-
|
-
|
-
|
|
|
28.
|
Tyto rosenbergii*
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
29.
|
Spilornis rufipectus
|
-
|
-
|
-
|
X
|
-
|
|
|
30.
|
Ictinaetus malaiensis
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
|
|
31.
|
Haliaeetus
leucogaster
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
32.
|
Haliastur indus
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
33.
|
Milvus migrans
|
X
|
-
|
-
|
-
|
X
|
-
|
-
|
34.
|
Merops
philippinus
|
-
|
-
|
X
|
-
|
-
|
|
|
35.
|
Merops ornatus
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
|
36.
|
Pelargopsis melanorhyncha
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
-
|
-
|
37.
|
Todiramphus
chloris
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
38.
|
Todiramphus sanctus
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
|
39.
|
Falco moluccensis
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|
|
40.
|
Cacatua sulphurea
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
41.
|
Pitta elegans
|
-
|
-
|
-
|
X
|
-
|
|
-
|
42.
|
Gerygone
sulphurea
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
43.
|
Lalage sueurii
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
-
|
-
|
44.
|
Artamus leucoryn
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
44A
|
Lanius cristatus
(?)
|
?
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
45.
|
Corvus enca
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
-
|
-
|
46.
|
Hirundo javanica
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
-
|
47.
|
Zosterops chloris
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
-
|
48.
|
Aplonis
panayensis
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
49.
|
Monticola
solitarius
|
X
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
50.
|
Anthreptes
malacensis
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
|
|
51.
|
Cinnyris jugularis
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
52.
|
Lonchura pallida
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
X
|
53.
|
Passer montanus
|
-
|
-
|
-
|
X
|
X
|
X
|
X
|
Fachry Nur Mallo, anggota Celebes
Bird Club (CBC) di Palu, dan
Moh. Ihsan Nur
Mallo,
anggota KPB Spilornis/Dosen Fahutan Universitas Tadulako – Palu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar