Jumat, 10 November 2017

MENJUMPAI TYTO INEXSPECTATA DI TELUK TOMORI, CAGAR ALAM MOROWALI

Pada hari Sabtu dan Minggu, saya sering mengajak staf saya; Devi, Bush, Iman dan Ilham bertualang di Teluk Tomori dan hutan pesisir pantai Cagar Alam Morowali, refresing setelah lima hari sibuk dengan rutinitas kesibukan kantor. Dalam petualangan, mereka menyalurkan hobi memancing ikan, sedangkan saya manfaatkan mengamati burung pantai, burung hutan di pesisir pantai dan pulau-pulau kecil sambil ikut memancing ikan.

Kali ini saya mengajak lagi mereka bertualang di Teluk Tomori. Pukul 08.00 pada 20 Maret 2010 kami berangkat dari Kolonodale menyewa perahu tempel milik Aco, seorang nelayan di Kolonodale. Setelah melakukan perjalanan di beberapa tempat, tidak ada hal yang menarik saya amati, burung yang jumpai juga sering saya amati sebelumnya. Sore hari kami berlabuh di Teluk Babulusa. Devi, Bush, Iman dan Ilham sibuk mancing, sementara saya, selain aktif memancing, juga sibuk mengamati burung hutan pesisir pantai; di hutan pesisir pantai umum saya jumpai dan mendengar suara Ardea sumatrana, Ptilinopus subgularis, Ducula aenea, Ducula luctuosa, Gallus gallus, Eudynamis melanorhyncha, Dicrurus hottentottus dan Oriolus chinensis.  Di tempat ini  kelak (18 September 2010) saya mendengar  suara  Ninox ios.  
Foto 1 : Teluk Tomori, tempat saya menjumpai Tyto inexpectata.

Keesokan   harinya,  kami  menyusuri  muara  Sungai Morowali dan  perairan dekat Pulau Nanaka, di tempat ini saya menjumpai kawanan Sterna anaethetus dalam jumlah besar, selain itu juga terlihat Haliaeetus leucogaster muda terbang berputar-putar, kawanan kecil Ducula bicolor dan satu individu Pelargopsis melanorhyncha. Pagi hingga menjelang siang pada 22 Maret 2010 kami masih hilir-mudik dekat perairan Pulau Nanaka dan tepat pukul 12.30 kami makan siang di Pulau Nanaka. Setelah makan siang, kami melakukan perjalanan pulang ke Kolonodale, saat menjelang magrib (pukul 05.30), kami manfaatkan waktu singgah di sebuah teluk di Tanjung Balasika.
Teluk ini terletak pada sebuah celah yang sempit, antara beberapa bukit terjal yang mengitarinya, bukit-bukit tersebut masih ditumbuhi hutan primer. Suasana tenang dan damai terasa saat kami masuk ke dalam teluk ini. Tempat ini merupakan lokasi favorit saya mengamati burung hutan primer, karena selain mudah melihat langsung burung, juga kita mudah mendengar suaranya dari segala penjuru bukit. Setiba di teluk ini, saya menjumpai kawanan Rhyticeros cassidix terbang dan sepasang lagi sibuk hilir mudik di pepohonan, juga saya mendengar suara Ducula aenea, Ducula bicolor, Ptilinopus subgularis, Dicrurus hottentottus, Eudynamis melanorhyncha, Oriolus chinensis, dan Coracina morio, diangkasa sangat banyak beterbangan Collocalia esculenta, Collocalia fuciphagus, Collocalia sororum dan Hemmiprocne longipennis, berbaur seakan menutupi langit.
Pukul 19.15 saat saya sibuk menjaga stik pancing, saya mendengar sayup-sayup suara Ninox ochracea, menyerupai “suara dederuk merah” dan Ninox punctulata, yang terdengar seperti orang sesak nafas. Setelah suara kedua burung malam tersebut berhenti, 20 menit kemudian, saya dikagetkan suara sejenis tyto yang baru pertama saya dengar, berupa --kaaaaakkk--, terdengar serak dan keras, yang dikeluarkan berulang-ulang beberapa kali dalam satu nada dari dalam hutan primer pada bukit sebelah kanan. Setelah saya mencocokkan dengan suara Tyto inexspectata, ternyata identik. Woww.... saya telah berjumpa dengan burung yang selama ini saya idam-idamkan. Dari dulu saya sangat ingin menjumpai burung ini, karena merupakan salah satu burung hantu Sulawesi yang jarang diumpai. Sehingga kehidupan bioekologisnya jarang diketahui. Penyebarannya hanya terbatas di Semenanjung Utara dan Taman Nasional Lore Lindu (dekat Kamarora dan Danau Kalimpa’a). Perjumpaan yang intens dilakukan hanya di Cagar Alam Tangkoko-Dua Sudara, di tempat lain sulit dijumpai.   Pengamatan ini sangat penting bagi ilmu pengetahuan, karena dapat diketahui penyebaran Tyto inexspectata juga melebar ke timur Sulawesi (Januari 2017).
(Oleh : Fachry Nur Mallo).

1 komentar: