NOTES BEHAVIOR, ECOLOGY AND BIOGEOGRAPHY
SULAWESI
GROUND-DOVE (Gallicolumba tristigmata)
Oleh: Fachry Nur Mallo
PENDAHULUAN
Gallicolumba tristigmata merupakan merpati-tanah cantik penghuni lantai hutan primer dan
sekunder tua Sulawesi. Perpaduan
punggung, sayap, tunggir dan ekor coklat tua,
muka, dagu dan depan leher putih, dahi dan perut kuning, mahkota dan
belakang tengkuk biru, samping leher ungu tua membuat pola warna yang indah
pada burung ini. Seperti melihat pola lukisan yang sangat indah.
Burung ini merupakan endemik Sulawesi, dan hanya dijumpai terbatas di
daratan utama, pada kawasan hutan primer dan hutan sekunder tua di dataran
rendah dan dataran tinggi.
Foto 1: Keindahan bulu Gallicolumba tristigmata yang mengagumkan |
Sangat disayangkan kehidupannya sangat jarang diketahui, karena sangat liar
sehingga sulit teramati. Maka tidak heran data burung ini sangat kurang tersedia,
terutama perilaku dan ekologinya, khususnya perkembangbiakannya.
Beberapa tahun lalu saya mecoba mengumpulkan data burung ini, dan
berhasil terkumpul data tingkah laku, ekologi, dan biogeografi, yang saya
rangkum dalam tulisan ini. Data ini walaupaun sedikit tetapi saya yakin akan
sangat bermanfaat.
Sejak 1990 saya melakukan pengamataan di hutan-hutan Sulawesi. Saya
harus memendam keinginan begitu lama untuk bertemu burung ini, sebelum akhirnya
berhasil berjumpainya pada 2010 di hutan sekunder tua Desa Ganda-Ganda,
Morowali Utara.
Data tingkah laku dan habitat burung ini selain dari pengamatan saya
lakukan, juga dari hasil wawacara para masyarakat yang melakukan aktifitas di
hutan, juga data dari pengamat lain.
Awalnya data berbiak saya dapatkan hanya dari dua pengamatan, satu
pengamatan Watling, lokasinya tidak disebutkan, tetapi saya perkirakan di Taman
Nasional Lore Lindu pada tahun 1980, dan satu
pengamatan dilakukan Idham Ali di Utara Sulawesi, tetapi pengamatan
terakhir tidak berhasil saya dapatkan datanya, mungkin belum dipublikasikan
untuk umum. Pada tahun 2018 saya dikejutkan kabar dua hasil pengamatan Litho,
dan diantaranya pengamatan terakhir bersama Alin Samuwu menemukan sarang pada 2013
dan 2018 di Danau Kalimpa’a, TN. Lore Lindu. Dari ketiga pengamatan ini saya
mendapatkan data berbiak, sehingga bisa diketahui perkembiakkan burung ini.
TINGKAH LAKU
Di Morowali saya mengamati tingkah
lakunya, umumnya soliter atau berpasangan diam-diam mencari makan di lantai
hutan sekunder tua agak terbuka. Menyusuri areal tersebut sambil mematuk-matuk ke
tanah, mungkin mematuk makanan. Jika mendapat bahaya akan buru-buru merapat ke
semak agar tersembunyi, tetapi saat ancaman mendekat tiba-tiba terbang menjauhi
sumber ancaman.
Tetapi di seluruh tempat penyebarannya, umumnya burung ini terrestrial di hutan primer,
mencari makanan berupa buah berukuran kecil, juga memakan serangga, mungkin
invertebrata lain di lantai hutan agak terbuka.
Foto 2: Gallicolumba tristigmata terrestrial hutan primer dan sekunder tua |
Burung ini sangat liar, sehingga kesempatan mengamati
dalam durasi lama sulit dilakukan. Kita hanya berhasil mengamati beberapa detik saat
terbang terganggu. Tetapi
banyak pegamat lebih sering mendengar suaranya berupa --hukukukukuu--, bernada halus dan diulang-ulang dengan cepat dari dalam semak
dari pada melihatnya langsung. Paling baik mengidentifikasinya dengan
mendengarkan suaranya, daripada melihat langsung.
Pada jalan setapak
di Gunung Rorekatimbu, Taman Nasional Lore Lindu, beberapa pengamat kadang
menemukan mencari makan di jalan setapak, tetapi saat mendengar bunyi tapak
kaki atau suara pengganggu secepatnya masuk kedalam vegetasi semak, lalu masuk
kedalam kelebatan vegetasi hutan
EKOLOGI
a. Habitat
Burung ini tersebar dari pesisir pantai hingga ketinggian 2000 m. Tetapi di hampir
semua tempat penyebarannya umum dijumpai diatas ketinggian 500 m, pada
hutan-hutan primer jarang didatangi
manusia. Di hutan ini menghuni lantai hutan agak terbuka terutama saat
mencari makan. Vegetasi pada areal lantai
hutan ini didominasi Calamus spp,
dan beberapa tumbuhan palmae.
Pengecualian di Cagar Alam Morowali
(Semenanjung Timur) umum dijumpai pada hutan pesisir pantai hingga hutan primer
dan sekunder tua, bahkan kadang di hutan sekunder muda dibawah ketinggian 500 m.
Di hutan primer tua Desa Ganda-Ganda saya menjumpai pada areal
lantai hutan ditumbuhi berupa rumput-rumput pendek tumbuh terpencar.
Foto 3: Hutan Desa Ganda-Ganda habitat bersama Gallicolumba tristigmata dan Chalcophaps stephani |
Kondisi lantai hutan terdapat tumbuhan Calamus spp., jenis palmae lain dan rumput pendek sangat
disukai burung ini, karena keberadaan tumbuhan tersebut mencegah tumbuhnya
jenis tumbuhan lain, menyebabkan lantai hutan menjadi lebih terbuka.
b. Perkembangbiakan.
Tiga
sarang berhasil saya dapatkan datanya di dua tempat berbeda, sebagai berikut:
-
Pada
Nopember 1980 Watling menjumpai sarang pada ketinggian 600 m, pada lokasi
tidak di sebutkan tempatnya, tetapi saya menduga di salah satu tempat Taman Nasional Lore
Lindu. Sarang dibuat setinggi 30 cm di semak setinggi 1,5 m pada puncak
bebatuan, satu-satunya material
sarang
adalah beberapa ranting dan tiga daun besar. Di dalam sarang
diletakkan satu telur berwarna putih/krem (Watling, 1983).
-
Pada
1 Agustus 2013 Lito menjumpai satu induk berada di sarang pada hutan tropis
primer pegunungan bawah ketinggian 1.600 m, dekat Danau Kalimpa’a, Taman Nasional
Lore Lindu. Dalam sarang terdapat satu telur. Sarang diletakkan pada bagian
terdapat dedaunan rimbun Pandanus sp.
setinggi kurang lebih 2 m dari atas
tanah. Sarang berbentuk tidak rapi, material dari ranting kecil.
-
Pada
9 Juni 2018 Lito dan A. Sawuwu menjumpai satu induk berada di sarang pada hutan
tropis primer pegunungan bawah ketinggian 1.600 m, dekat Danau Kalimpa’a, TN.
Lore Lindu. Dalam sarang terdapat satu telur. Sarang diletakkan pada bagian
terdapat dedaunan rimbun Pandanus sp.,
setinggi kurang lebih 1 m dari atas
tanah. Sarang berbentuk tidak rapi, material dari ranting kecil.
Dari
tiga perjumpaan sarang ini diketahui burung ini berbiak pada bulan Juni,
Agustus dan Nopember. Sarang berbentuk
sederhana/tidak rapi, material dari ranting ditambahi dedaunan. Sarang
diletakkan pada pohon Pandanus sp. setinggi 1 dan 2 m dan pohon semak
setinggi 1,5 m. Kondisi vegetasi tempat bersarang berupa hutan tropis primer
pegunungan bawah. Jumlah telur satu berwarna putih/krem.
BIOGEOGRAFI
Tempat penyebaran burung
ini meliputi juga penyebaran Chalcophaps indica dan Chalcophaps
stephani. Dengan demikian terjadi kompetisi antara burung ini dan kedua jenis Chalcophaps, karena ketiga jenis
burung tersebut memiliki kebutuhan sumberdaya hampir sama, sebagai penghuni
lantai hutan.
Belum ada penelitian
khusus terhadap kompetisi dan pembagian sumberdaya ketiga burung tersebut,
tetapi saya mencoba menganalisa beberapa data hasil pengamatan saya, hasil wawancara masyarakat yang
melakukan aktifitas di hutan dan data dari pengamat lain, yang mungkin dapat menjadi
pengetahuan mengenai hal itu.
Foto 4: Chalchophaps indica salah satu kompetitor Gallicolumba tristigmata dalam memperebutkan sumberdaya |
Ketiga jenis burung
tersebut mungkin telah melakukan melakukan pembagian sumberdaya dengan menghuni
tempat yang berbeda, dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. Menghuni tempat berbeda
berdasarkan ketinggian dari permukaan laut.
Di Taman
Nasional Lore Lindu kedua jenis Chalcophaps tersebar pada dataran rendah
hingga ketinggian 600 m, sedangkan Gallicolumba tristigmata umum tersebar pada daerah yang lebih tinggi
diatas 700 m. Fenomena ini juga banyak
terjadi dibeberapa tempat lain di Sulawesi.
Nampaknya antara burung ini dan kedua Chalcophaps telah melakukan pembagian
sumberdaya berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut. Tetapi khusus di
Cagar Alam Morowali, ketiga jenis ini dijumpai pada ketinggian dan tipe vegetasi
yang hampir sama, terutama antara burung ini dan Chalcophaps stephani,
yang juga penghuni hutan primer dan hutan sekunder tua (Mallo, 2015 dan Mallo, dkk. 2016).
b. Menghuni tempat berbeda
berdasarkan tipe vegetasi.
Di Cagar Alam Morowali Chalcophaps
indica lebih sering menghuni areal semak, lahan budidaya di sekitarnya
masih ditumbuhi semak atau hutan dan hutan sekunder muda, kadang hutan sekunder
tua, sedangkan Chalcophaps stephani menempati areal di belakang tempat
penyebaran Chalcophaps indica, pada hutan primer maupun hutan sekunder tua, juga hutan sekunder muda dan lahan
budidaya ditelantarkan agak jauh dari pemukiman. Sementara Gallicolumba
tristigmata menghuni hutan primer, hutan sekunder tua dan kadang hutan sekunder
muda, dan lahan budidaya ditelantarkan. Mungkin kompetisi antara Chalcophaps
indica dan Gallicolumba tristigmata dapat dihindarkan dengan
menghuni tipe vegetasi berbeda. Gallicolumba tristigmata lebih sering
menghuni hutan primer dan hutan sekunder tua dibanding hutan sekunder muda dan lahan budidaya ditelantarkan,
tidak menghuni
areal semak dan lahan budidaya tidak ditelantarkan, sementara Chalcophaps
indica lebih sering menghuni areal
semak, lahan budidaya di sekitarnya masih ditumbuhi semak atau hutan dan hutan sekunder
muda, kadang hutan sekunder tua,
sehingga keduanya dapat saling menghindari berkompetisi.
Tetapi tipe vegetasi
dihuni Gallicolumba tristigmata hampir sama dengan tipe vegetasi dihuni Chalcophaps
stephani. Tetapi sepertinya persentase
Gallicolumba tristigmata menghuni
hutan primer lebih besar dibanding Chalcophaps stephani. Chalcophaps
stephani sering dijumpai di areal tepi hutan primer dan hutan sekunder tua terbuka,
seperti tepi jalan dan tepi ladang berbatasan hutan primer dan sekunder tua, sedangkan
Gallicolumba tristigmata tidak pernah djumpai di areal tersebut. Dan
persentase
Gallicolumba tristigmata menghuni
hutan sekunder muda dibanding Chalcophaps stephani lebih kecil, hal ini
dibuktikan Gallicolumba tristigmata sangat jarang dijumpai di vegetasi hutan
sekunder muda, sedangkan Chalcophaps stephani lebih sering.
Tetapi
walaupun demikian mungkin peluang Gallicolumba tristigmata berkompetisi dengan Chalcophaps stephani
bertemu masih cukup besar. Tetapi pasti ada mekanisme lain selain seperti
dijelaskan di atas
dalam melakukan pembagian sumber daya untuk menghindari berkompetisi. Yang paling memungkinkan adalah keduanya memiliki jenis
makanan yang berbeda dan waktu kunjungan pada areal disukai berbeda.
Tabel : Tipe
vegetasi dihuni Gallicolumba tristigmata, dan Chalcophaps stephani dan Chalcophaps indica di Cagar Alam Morowali
dan sekitarnya (hasil pengamatan dan wawancara).
No.
|
Tipe vegetasi
|
Gallicolumba
tristigmata
|
Chalcophaps indica
|
Chalcophaps stephani
|
01.
|
Hutan primer
|
U
|
X
|
S
|
02.
|
Hutan sekunder tua
|
S
|
J
|
U
|
03.
|
Tepi hutan primer/sekunder tua
|
X
|
J
|
U
|
04.
|
Hutan sekunder muda
|
J
|
S
|
S
|
05.
|
Lahan budidaya ditelantarkan
|
J
|
U
|
S
|
06.
|
Lahan budidaya tidak terlantarkan
|
X
|
U
|
X
|
07
|
Vegetasi/lahan budidaya dekat
pemukiman
|
X
|
U
|
X
|
Keterangan:
U
: umum.
S
: Sedang
J
: Jarang
Gallicolumba tristigmata khas dari afinitas yang pasti,
dianggap berkerabat erat dengan kelompok “bleending-heart”, kelompoknya terdiri
dari (G. luzonica (Pulau Luzon,
Philippina) dan yang lain, dan G.
rufigula (Papua New Guinae), telah ditempatkan sendiri pada subgenus diopezus, oleh beberapa ahli.
Terbatas di jumpai di daratan utama Sulawesi, dan diantara populasinya
sudah saling terisolasi, hal menyebabkan telah terbentuk tiga subjenis:
1. tristigmata: tersebar di utara dan utara tengah Sulawesi,
2. bimaculata: tersebar di barat daya Sulawesi,
dan
3. auripectus: tersebar diselatan tengah dan tenggara Sulawesi.
Jarang dijumpai.
Dua subjenis selatan bimaculata dan auripectus agak berbeda dari tristigmata. Subjenis auripectus mungkin tidak dapat dipisahkan
dari bimaculata.
Awalnya ditemukan pertama
kali oleh Bonaparte tahun 1856 di Tondano, Semenanjung Utara, nama awal Columba tristigmata. (del Hoyo, 2014).
UCAPAN
TERIMA KASIH
Saya
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu selama
saya melakukan kunjungan ke lokasi-lokasi pengamatan. Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada
Pak Litho dan Mas Alin Samuwu, yang telah memberikan informasi perkembangbiakan
burung ini. Juga kepada Bushaeri, Ikhsan dan Iman (staf Cabjari Poso di
Kolonodale) telah menemani saya mengamati dan memotret burung ini di hutan Desa
Ganda-Ganda. Masyarakat Desa Ganda-Ganda yang telah banyak memberikan informasi
tingkah laku, ekologi dan habitat Gallicolumba tristigmata dan informasi
lain selama dilakukan kegiatan di lapangan, bahkan saya mendapatkan satu
specimen burung ini dari mereka. Juga Adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, telah
membantu mengedit dan mangupload tulisan ini. Serta
semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu saya selama melakukan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
Coates, B.J. and Bishop, K.D.. 1997. A Guide
to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and the Lesser Sunda Islands, Indonesia).
Alderley. Dove Publication.
del Hoyo, J. and Collar, N.J. 2014. Illustrated Checklist of the Bird of the
World,
Volume 1 Non Passerines.
Lynx and Birdlife International.
Mallo, F.N. 2015. Burung-Burung di Taman Nasional Lore Lindu, catatan
ekologi, konservasi dan status keberadaan jenis.
Bandung.
Celebes Bird Club (CBC) – Program Study Magister Ilmu Lingkunga (PSMIL)
Universitas Padjadjaran.
Mallo, F.N., Putra, D.D., Rahman, A, Mallo, M.I.N, dan
Sahardin. 2016. Burung-Burung di Cagar
Alam Morowali, Catatan ekologi, konservasi dan status keberadaan jenis. Bandung. Celebes Bird Club (CBC) –
Program Study Magister Ilmu Lingkunga (PSMIL) Universitas Padjadjaran.
Watling, D. and Mulyana, Y. 1981. Lore Lindu
National Park Management Plan. 1981-
1986. World Wildlife Fund Report.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar