Minggu, 24 Maret 2019

CACATAN TINGKAH LAKU, EKOLOGI DAN BIOGEOGRAFI DELIMUKAN SULAWESI (Gallicolumba tristigmata)


NOTES  BEHAVIOR, ECOLOGY AND BIOGEOGRAPHY
SULAWESI GROUND-DOVE (Gallicolumba tristigmata)
Oleh: Fachry Nur Mallo
PENDAHULUAN
Gallicolumba tristigmata merupakan merpati-tanah cantik penghuni lantai hutan primer dan sekunder tua Sulawesi.  Perpaduan punggung, sayap, tunggir dan ekor coklat tua,  muka, dagu dan depan leher putih, dahi dan perut kuning, mahkota dan belakang tengkuk biru, samping leher ungu tua membuat pola warna yang indah pada burung ini. Seperti melihat pola lukisan yang sangat indah.
Burung ini merupakan endemik Sulawesi, dan hanya dijumpai terbatas di daratan utama, pada kawasan hutan primer dan hutan sekunder tua di dataran rendah dan dataran tinggi.
Foto 1:  Keindahan bulu Gallicolumba tristigmata yang mengagumkan
Sangat disayangkan kehidupannya sangat jarang diketahui, karena sangat liar sehingga sulit teramati. Maka tidak heran data burung ini sangat kurang tersedia, terutama perilaku dan ekologinya, khususnya perkembangbiakannya.
Beberapa tahun lalu saya mecoba mengumpulkan data burung ini, dan berhasil terkumpul data tingkah laku, ekologi, dan biogeografi, yang saya rangkum dalam tulisan ini. Data ini walaupaun sedikit tetapi saya yakin akan sangat bermanfaat.
Sejak 1990 saya melakukan pengamataan di hutan-hutan Sulawesi. Saya harus memendam keinginan begitu lama untuk bertemu burung ini, sebelum akhirnya berhasil berjumpainya pada 2010 di hutan sekunder tua Desa Ganda-Ganda, Morowali Utara.
Data tingkah laku dan habitat burung ini selain dari pengamatan saya lakukan, juga dari hasil wawacara para masyarakat yang melakukan aktifitas di hutan, juga data dari pengamat lain.

Awalnya data berbiak saya dapatkan hanya dari dua pengamatan, satu pengamatan Watling, lokasinya tidak disebutkan, tetapi saya perkirakan di Taman Nasional Lore Lindu pada tahun 1980, dan satu  pengamatan dilakukan Idham Ali di Utara Sulawesi, tetapi pengamatan terakhir tidak berhasil saya dapatkan datanya, mungkin belum dipublikasikan untuk umum. Pada tahun 2018 saya dikejutkan kabar dua hasil pengamatan Litho, dan diantaranya pengamatan terakhir bersama Alin Samuwu menemukan sarang pada 2013 dan 2018 di Danau Kalimpa’a, TN. Lore Lindu. Dari ketiga pengamatan ini saya mendapatkan data berbiak, sehingga bisa diketahui perkembiakkan burung ini.
TINGKAH LAKU
Di Morowali saya mengamati tingkah lakunya, umumnya soliter atau berpasangan diam-diam mencari makan di lantai hutan sekunder tua agak terbuka.  Menyusuri areal tersebut sambil mematuk-matuk ke tanah, mungkin mematuk makanan. Jika mendapat bahaya akan buru-buru merapat ke semak agar tersembunyi, tetapi saat ancaman mendekat tiba-tiba terbang menjauhi sumber ancaman.
Tetapi di seluruh tempat penyebarannya, umumnya  burung ini terrestrial di hutan primer, mencari makanan berupa buah berukuran kecil, juga memakan serangga, mungkin invertebrata lain di lantai hutan agak terbuka.
Foto 2:  Gallicolumba tristigmata terrestrial hutan primer dan sekunder tua
Burung ini sangat liar, sehingga kesempatan mengamati dalam durasi lama sulit dilakukan.  Kita hanya berhasil mengamati beberapa detik saat terbang terganggu.  Tetapi banyak pegamat lebih sering mendengar suaranya berupa --hukukukukuu--, bernada halus dan diulang-ulang dengan cepat dari dalam semak dari pada melihatnya langsung. Paling baik mengidentifikasinya dengan mendengarkan suaranya, daripada melihat langsung.
Pada jalan setapak di Gunung Rorekatimbu, Taman Nasional Lore Lindu, beberapa pengamat kadang menemukan mencari makan di jalan setapak, tetapi saat mendengar bunyi tapak kaki atau suara pengganggu secepatnya masuk kedalam vegetasi semak, lalu masuk kedalam kelebatan vegetasi hutan
EKOLOGI
a.      Habitat
Burung ini tersebar dari pesisir pantai  hingga ketinggian 2000 m. Tetapi di hampir semua tempat penyebarannya umum dijumpai diatas ketinggian 500 m, pada hutan-hutan primer jarang didatangi  manusia. Di hutan ini menghuni lantai hutan agak terbuka terutama saat mencari makan.  Vegetasi pada areal lantai hutan ini didominasi Calamus spp, dan beberapa tumbuhan palmae.
Pengecualian di Cagar Alam Morowali (Semenanjung Timur) umum dijumpai pada hutan pesisir pantai hingga hutan primer dan sekunder tua, bahkan kadang di hutan sekunder muda dibawah ketinggian 500 m.  Di hutan primer tua  Desa Ganda-Ganda saya menjumpai pada areal lantai hutan ditumbuhi berupa rumput-rumput pendek tumbuh terpencar.
Foto 3: Hutan Desa Ganda-Ganda habitat bersama Gallicolumba tristigmata
dan Chalcophaps stephani
Kondisi lantai hutan terdapat tumbuhan Calamus spp., jenis palmae lain dan rumput pendek sangat disukai burung ini, karena keberadaan tumbuhan tersebut mencegah tumbuhnya jenis tumbuhan lain, menyebabkan lantai hutan menjadi lebih terbuka.
b.      Perkembangbiakan.
Tiga sarang berhasil saya dapatkan datanya di dua tempat berbeda, sebagai berikut:
-  Pada Nopember 1980 Watling menjumpai sarang pada ketinggian 600 m, pada lokasi tidak di sebutkan tempatnya, tetapi saya menduga  di salah satu tempat Taman Nasional Lore Lindu. Sarang dibuat setinggi 30 cm  di semak setinggi 1,5 m pada puncak bebatuan, satu-satunya material sarang adalah beberapa ranting dan tiga daun besar. Di dalam sarang diletakkan satu telur berwarna putih/krem (Watling, 1983).
-  Pada 1 Agustus 2013 Lito menjumpai satu induk berada di sarang pada hutan tropis primer pegunungan bawah ketinggian 1.600 m, dekat Danau Kalimpa’a, Taman Nasional Lore Lindu. Dalam sarang terdapat satu telur. Sarang diletakkan pada bagian terdapat dedaunan rimbun  Pandanus sp. setinggi  kurang lebih 2 m dari atas tanah. Sarang berbentuk tidak rapi, material dari ranting kecil.
-  Pada 9 Juni 2018 Lito dan A. Sawuwu menjumpai satu induk berada di sarang pada hutan tropis primer pegunungan bawah ketinggian 1.600 m, dekat Danau Kalimpa’a, TN. Lore Lindu. Dalam sarang terdapat satu telur. Sarang diletakkan pada bagian terdapat dedaunan rimbun  Pandanus sp., setinggi  kurang lebih 1 m dari atas tanah. Sarang berbentuk tidak rapi, material dari ranting kecil.
Dari tiga perjumpaan sarang ini diketahui burung ini berbiak pada bulan Juni, Agustus dan Nopember. Sarang  berbentuk sederhana/tidak rapi, material dari ranting ditambahi dedaunan. Sarang diletakkan pada pohon Pandanus sp. setinggi 1 dan 2 m dan pohon semak setinggi 1,5 m. Kondisi vegetasi tempat bersarang berupa hutan tropis primer pegunungan bawah. Jumlah telur satu berwarna putih/krem.
BIOGEOGRAFI
Tempat penyebaran burung ini meliputi juga penyebaran Chalcophaps indica dan Chalcophaps stephani. Dengan demikian terjadi kompetisi antara burung ini dan kedua  jenis Chalcophaps, karena ketiga jenis burung tersebut memiliki kebutuhan sumberdaya hampir sama, sebagai penghuni lantai hutan.
Belum ada penelitian khusus terhadap kompetisi dan pembagian sumberdaya ketiga burung tersebut, tetapi saya mencoba menganalisa beberapa data hasil pengamatan  saya, hasil wawancara masyarakat yang melakukan aktifitas di hutan dan data dari pengamat lain, yang mungkin dapat menjadi pengetahuan mengenai hal itu.
Foto 4: Chalchophaps indica salah satu kompetitor Gallicolumba tristigmata dalam memperebutkan sumberdaya
Ketiga jenis burung tersebut mungkin telah melakukan melakukan pembagian sumberdaya dengan menghuni tempat yang berbeda, dengan mekanisme  sebagai  berikut:
a.      Menghuni tempat berbeda berdasarkan ketinggian dari permukaan laut.
Di  Taman Nasional Lore Lindu kedua jenis Chalcophaps tersebar pada dataran rendah hingga ketinggian 600 m, sedangkan  Gallicolumba  tristigmata  umum tersebar pada daerah yang lebih tinggi diatas 700 m.  Fenomena ini juga banyak terjadi dibeberapa tempat  lain di Sulawesi. Nampaknya antara burung ini dan kedua Chalcophaps telah melakukan pembagian sumberdaya berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut. Tetapi khusus di Cagar Alam Morowali, ketiga jenis ini dijumpai pada ketinggian dan tipe vegetasi yang hampir sama, terutama antara burung ini dan Chalcophaps stephani, yang juga penghuni hutan primer dan hutan sekunder tua (Mallo, 2015 dan Mallo, dkk. 2016).
b.      Menghuni tempat berbeda berdasarkan tipe vegetasi.
Di Cagar Alam Morowali Chalcophaps indica lebih sering menghuni areal semak, lahan budidaya di sekitarnya masih ditumbuhi semak atau hutan dan hutan sekunder muda, kadang hutan sekunder tua, sedangkan Chalcophaps stephani menempati areal di belakang tempat penyebaran Chalcophaps indica, pada hutan primer maupun hutan sekunder  tua, juga hutan sekunder muda dan lahan budidaya ditelantarkan agak jauh dari pemukiman. Sementara Gallicolumba tristigmata menghuni hutan primer, hutan sekunder tua dan kadang hutan sekunder muda, dan lahan budidaya ditelantarkan. Mungkin kompetisi antara Chalcophaps indica dan Gallicolumba tristigmata dapat dihindarkan dengan menghuni tipe vegetasi berbeda. Gallicolumba tristigmata lebih sering menghuni hutan primer dan hutan sekunder tua dibanding  hutan sekunder muda dan lahan budidaya ditelantarkan, tidak menghuni areal semak dan lahan budidaya tidak ditelantarkan, sementara Chalcophaps indica lebih sering menghuni  areal semak, lahan budidaya di sekitarnya masih ditumbuhi semak atau hutan dan hutan sekunder muda,  kadang hutan sekunder tua, sehingga keduanya dapat saling menghindari berkompetisi.
Tetapi tipe vegetasi dihuni Gallicolumba tristigmata hampir sama dengan tipe vegetasi dihuni Chalcophaps stephani. Tetapi sepertinya persentase Gallicolumba tristigmata menghuni hutan primer lebih besar dibanding Chalcophaps stephani. Chalcophaps stephani sering dijumpai di areal tepi hutan primer dan hutan sekunder tua terbuka, seperti tepi jalan dan tepi ladang berbatasan hutan primer dan sekunder tua, sedangkan Gallicolumba tristigmata tidak pernah djumpai di areal tersebut. Dan persentase Gallicolumba tristigmata menghuni hutan sekunder muda dibanding Chalcophaps stephani lebih kecil, hal ini dibuktikan Gallicolumba tristigmata sangat jarang dijumpai di vegetasi hutan sekunder muda, sedangkan Chalcophaps stephani lebih sering.
Tetapi walaupun demikian mungkin peluang Gallicolumba tristigmata  berkompetisi dengan Chalcophaps stephani bertemu masih cukup besar. Tetapi pasti ada mekanisme lain selain seperti dijelaskan di atas dalam melakukan pembagian sumber daya untuk menghindari berkompetisi.  Yang paling memungkinkan adalah keduanya memiliki jenis makanan yang berbeda dan waktu kunjungan pada areal disukai berbeda.
Tabel  : Tipe vegetasi dihuni Gallicolumba tristigmata,  dan  Chalcophaps stephani   dan  Chalcophaps indica di Cagar Alam Morowali dan sekitarnya  (hasil pengamatan dan       wawancara).


No.


Tipe vegetasi


Gallicolumba tristigmata


Chalcophaps indica

Chalcophaps stephani
01.
Hutan primer
U
X
S
02.
Hutan sekunder tua
S
J
U
03.
Tepi hutan primer/sekunder tua
X
J
U
04.
Hutan sekunder muda
J
S
S
05.
Lahan budidaya ditelantarkan
J
U
S
06.
Lahan budidaya tidak terlantarkan
X
U
X
07
Vegetasi/lahan budidaya dekat pemukiman
X
U
X

Keterangan:                                     
U  : umum.
S   : Sedang
J   : Jarang

Gallicolumba tristigmata khas dari afinitas yang pasti, dianggap berkerabat erat dengan kelompok “bleending-heart”, kelompoknya terdiri dari (G. luzonica (Pulau Luzon, Philippina) dan yang lain, dan G. rufigula (Papua New Guinae), telah ditempatkan sendiri pada subgenus diopezus, oleh beberapa ahli.
Terbatas di jumpai di daratan utama Sulawesi, dan diantara populasinya sudah saling terisolasi, hal menyebabkan telah terbentuk tiga subjenis:   
1. tristigmata: tersebar di utara dan utara tengah Sulawesi,
2. bimaculata: tersebar di barat daya Sulawesi, dan
3. auripectus: tersebar diselatan tengah dan tenggara Sulawesi. Jarang dijumpai.
Dua subjenis selatan bimaculata dan auripectus agak berbeda dari tristigmata. Subjenis auripectus mungkin tidak dapat dipisahkan dari bimaculata.
Awalnya ditemukan pertama kali oleh Bonaparte tahun 1856 di Tondano, Semenanjung Utara, nama awal Columba tristigmata. (del Hoyo, 2014).
UCAPAN TERIMA KASIH
     Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu selama saya melakukan kunjungan ke lokasi-lokasi pengamatan.  Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Litho dan Mas Alin Samuwu, yang telah memberikan informasi perkembangbiakan burung ini. Juga kepada Bushaeri, Ikhsan dan Iman (staf Cabjari Poso di Kolonodale) telah menemani saya mengamati dan memotret burung ini di hutan Desa Ganda-Ganda. Masyarakat Desa Ganda-Ganda yang telah banyak memberikan informasi tingkah laku, ekologi dan habitat Gallicolumba tristigmata dan informasi lain selama dilakukan kegiatan di lapangan, bahkan saya mendapatkan satu specimen burung ini dari mereka. Juga Adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, telah membantu mengedit dan mangupload tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu saya selama melakukan kegiatan.

DAFTAR PUSTAKA

Coates, B.J. and Bishop, K.D.. 1997. A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and  the Lesser Sunda Islands, Indonesia). Alderley. Dove Publication.
del Hoyo, J. and Collar, N.J.  2014. Illustrated Checklist of the Bird of the World,   
            Volume 1 Non Passerines. Lynx and Birdlife International.
Mallo, F.N. 2015. Burung-Burung di Taman Nasional Lore Lindu, catatan ekologi, konservasi dan status keberadaan jenis. Bandung. Celebes Bird Club (CBC) – Program Study Magister Ilmu Lingkunga (PSMIL) Universitas Padjadjaran.  
Mallo, F.N., Putra, D.D., Rahman, A, Mallo, M.I.N, dan Sahardin. 2016. Burung-Burung di Cagar Alam Morowali, Catatan ekologi, konservasi dan status keberadaan jenis. Bandung. Celebes Bird Club (CBC) – Program Study Magister Ilmu Lingkunga (PSMIL) Universitas Padjadjaran.
Watling, D. and Mulyana, Y. 1981. Lore Lindu National Park Management Plan. 1981- 
            1986. World Wildlife Fund Report.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar