Minggu, 02 Agustus 2020

CATATAN JENIS BURUNG DAN PENGGUNAAN RELUNG AREAL PERSAWAHAN SEKITAR PEMUKIMAN RANCA EKEK, BANDUNG


Oleh: Fachry Nur Mallo
Pendahuluan
Persawahan di Ranca Ekek memiliki areal cukup luas, yang bersambung dengan rawa yang cukup luas. Rawa ini letaknya cukup jauh dari pemukiman sehingga tidak mencakup dalam pembahasan tulisan ini.  Penulis hanya membatasi membahas jenis-jenis burung yang melakukan aktifitas di areal persawahan dan areal rawa di sekitar permukiman, dan disekitarnya ramai dengan aktifitas manusia dan kendaraan.
Gambar 1. Glareola maldivarum, migran dari Australia saat musim dingin
Vegetasi rawa umumnya terbentuk di sekitar areal persawahan ini, dan dibeberapa tempat saling bercampur.  Jenis tumbuhan di areal ini didominasi vegetasi Typha sp, Ipomea aquatica, Otellia spp., Monochoria sp. dan Colocasia sp., selain padi (Oryza sativa) sebagai tanaman utama.  Tanaman yang lebih tinggi dijumpai Bambusa sp., Senna sp. dan Lannea coromandeliana.
Faktor penyebab sehingga terbentuknya vegetasi rawa di sekitar areal persawahan Ranca Ekek karena areal persawahan yang sebelumnya diolah pemiliknya lalu ditelantarkan sehingga tumbuh vegetasi rawa.  Alasan utama mereka tidak lagi mengolahnya, karena air dan tanahnya telah tercemar berat oleh limbah pabrik, sehingga tidak produktif lagi atau berkurang produksinya. Areal-areal persawahan ini sudah lama tidak diolah sehingga vegetasi rawa terbentuk cukup luas dan rimbun.
Percampuran vegetasi rawa dan areal persawahan ini menyebabkan tingginya jenis burung di areal persawahan ini, dibanding pada areal persawahan yang tidak bercampur vegetasi rawa.
Jenis burung
Penulis berhasil mencatat 39 jenis burung terdapat di areal persawahan Ranca Ekek. Mungkin jumlah ini belum menggambarkan maksimal, karena masih ada catatan yang belum penulis dapatkan dari beberapa pengamat burung. Mengingat areal ini merupakan salah satu tempat pengamatan burung dan hunting fotografi alam liar favorit di Kota Bandung, sehingga sering dikunjungi para pengamat dan photografer alam liar.
Areal persawahan ini dominan dihuni jenis burung air, atau sebagian melakukan aktifitas di air (21 jenis, termasuk Halcyon cyanoventris), kemudian penghuni areal terbuka dan di angkasa (11 jenis, termasuk Ploceus manyar?) dan penghuni pohon dan vegetasi rawa (8 jenis).           
Gambar 2. Zapornia pusilla, migran sangat jarang dari utara khatulistiwa
saat musim dingin
 
Gambar 3. Zapornia fusca, agak jarang dijumpai di Jawa
Gambar 4. Gallicrex cinerea, migran dari utara khatulistiwa,
saat ini sangat jarang dijumpai
Gambar 5. Rostratula benghalensis, residen jarang dijumpai di Jawa
Selain jenis penetap, juga dijumpai jenis pengunjung dari utara khatulistiwa saat musim dingin (10 jenis), dan dari selatan khatulistiwa saat musim dingin (1 jenis). Pengunjung paling penting adalah Zapornia pusilla, Gallicrex cinerea, Glareola maldivarum dan Halcyon smyrnensis. Karena saat ini jarang dijumpai, bahkan diantaranya sangat jarang dijumpai.
Ada empat jenis lain juga penting selain keempat jenis tersebut, yaitu Lewinia striata, Zapornia fusca, Rostratula benghalensis dan Ploceus manyar? Karena juga jarang dijumpai.  
Penggunaan relung
Vegetasi rawa dan areal persawahan Ranca Ekek, memiliki komposisi jenis tumbuhan yang berbeda.  Tetapi dari hasil pengamatan terhadap komposisi jenis burung pada kedua areal tersebut, ternyata hampir sama. Jenis burung air memanfaatkan sekaligus kedua areal tersebut dalam melakukan aktifitas. Rawa dimanfaatkan sebagai tempat tinggal dan bersarang karena vegetasinya rapat, sehingga cocok untuk melindunginya dari ancaman predator dan gangguan manusia, sementara areal persawahan dimanfaatkan sebagai tempat untuk mencari makan, karena tempatnya terbuka. Dengan demikian banyak tersedia sumber makanan. 
Gambar 6Bubulcus ibis, rutin mencari makan berkelompok
di areal persawahan Ranca Ekek
Gambar 7. Ardea purpurea, jarang dijumpai di persawahan Ranca Ekek
Dari hasil pengamatan penulis lakukan pada areal persawahan bercampur rawa di Sulawesi dan Jawa, areal ini memiliki kekayaan jenis burung yang tinggi dibandingkan dengan areal persawahan yang disekitarnya tidak terdapat vegetasi rawa.
Sebagian besar burung rawa di areal persawahan dan rawa Ranca Ekek memanfaatkan rawa sebagai tempat tinggal. Mungkin diantaranya adalah semua jenis Rallidae dan Ixobrychus spp. Awalnya saya menduga Gallicrex cinerea dan Rostratula benghalensis memanfaatkan rerimbunan vegetasi padi (Oryza sativa) di areal persawahan sebagai tempat tinggal, karena keduanya melakukan aktifitas sepanjang hari di areal tersebut. Tetapi saat penulis mengamati waktu subuh menjelang pagi melihat keduanya melakukan aktifitas diawali keluar dari dalam vegetasi rawa menuju ke areal persawahan.
Gambar 8. Dendrocyna javanica, sering terbang melintasi permukiman di Ranca Ekek
Gambar 9. Glareola maldivarum, kadang berkelompok besar di areal persawahan Ranca Ekek
Sedangkan Zapornia pusilla, Zapornia fusca, Amaurornis phoenicurus, Amaurornis cinerea, Amaurornis cinerea dan Gallinula chloropus, umumnya melakukan aktifitas mencari makan di tepi rawa, atau menyusuri hamparan Monochoria sp. Jarang ke areal persawahan, jika terganggu akan masuk ke dalam vegetasi rawa.
Ixobrychus sinensis dan Ixobrychus cinnamomeus umumnya mencari makan pada tepi rawa berair dan saluran air tersembunyi. Jika terganggu akan terbang menjauh masuk ke dalam rawa atau terbang jauh ke areal lain. 
Tiga jenis Ardeidae lain (Ardeola speciosa, Bubulcus ibis dan Ardea purpurea), bukan penghuni tetap Ranca Upas (dua jenis disebut pertama sebagian besar tinggal di Ranca Bayawak), tetapi sering mencari makan di areal ini.  Ketiga jenis burung tersebut umumnya mencari makan pada areal terbuka di persawahan, kecuali Ardea purpurea sering pada tempat tertutupi vegetasi.
Seluruh burung pantai/rawa migran umumnya berkelompok menghuni areal persawahan dan rawa terbuka, kecuali Gallinago megala soliter mencari makan diam-diam pada rumput pendek terbuka.  Tetapi semua jenis tersebut selain Gallinago megala, selama musim migran tidak permanen melakukan aktifitas di areal ini.  Jenis burung tersebut hanya beberapa saat melakukan aktifitas di areal tersebut, lalu terbang ke tempat lain, mungkin karena tingginya aktifitas manusia di areal persawahan ini.
Gambar 10. Cacomantis merulinus, lebih sering melakukan aktivitas
di dalam atau pinggiran vegetasi rawa
Tiga jenis raja udang umumnya bertengger diam-diam di dekat air tergenang, aliran air atau kolam di tempat terbuka, sambil menunggu mangsanya. Kadang Halcyon cyanoventris bertengger masuk ke dalam vegetasi rawa agak terbuka mencari mangsa, atau pada tajuk pohon tertutup. Halcyon smyrnensis, jarang djumpai dibanding dua jenis raja udang lain.
Falco peregrinus, satu-satunya raptor dijumpai di tempat ini. Jenis ini kadang terbang mencari makan ditempat ini, tetapi belum pernah terlihat bertengger. Umumnya memangsa burung yang melakukan aktifitas di tempat terbuka.
Jenis penghuni udara lain adalah Collocalia linchi, Aerodramus fuciphagus, Artamus leucoryn, Cecropis daurica, Hirundo javanica dan Hirundo rustica, umum dijumpai terbang di areal terbuka berburu serangga. Ketinggian terbang jenis-jenis tersebut berbeda; Aerodramus fuciphagus terbang lebih tinggi dari Collocalia linchi. Sedang Cecropis daurica, Hirundo javanica lebih rendah atau sama dengan ketinggian terbang Collocalia linchi.
Di Pulau Sangihe (Sulawesi Utara) mungkin pemisahan niche antara Aerodramus dan Collocalia telah dicatat. Di Pulau Sangihe, Aerodramus infuscatus (kerabat Aerodramus fuciphagus) sering makan di atas kanopi sementara Collocalia esculenta (allopatrik Collocalia linchi) makan di antara pepohonan (Chantler & Boesman 2019A, dalam Mallo 2020).  Pembagian ketinggian terbang ini mungkin mengurangi kompetisi pada jenis-jenis burung tersebut, terutama saat jumlah makanan berkurang. Tetapi pada musim-musim tertentu kadang saling berbaur, terutama antara Collocalia linchi, Aerodramus fuciphagus dan Artamus leucoryn.
Keberadaan tumbuhan pohon juga menghadirkan jenis penghuni pepohonan dan semak di areal persawahan Ranca Ekek. Ada lima jenis tercatat; Spilopelia chinensis, Cacomantis merulinus, Pycnonotus aurigaster, Zosterops palpebrosus dan Dicaeum trochileum. Spilopelia chinensis melakukan aktifitas di atas pohon, tetapi mencari makan berupa biji-bijian di atas permukaan tanah, dengan cara memungutnya.
Gambar 11. Cecropis daurica, umum terbang soliter atau berkelompok kecil
Gambar 12. Hirundo rustica, migran dari utara khatulistiwa umum berkelompok besar
di areal persawahan Ranca Ekek
Cacomantis merulinus, Cisticola exillis, Acrocephalus orientalis dan Locustella certiola umumnya dijumpai melakukan aktifitas di vegetasi rawa. Cacomantis merulinus walaupun penghuni pepohonan tetapi lebih sering melakukan aktifitas di dalam vegetasi Typha sp., atau bertengger di tepi vegetasinya. Mungkin perilaku ini sebagai respon terhadap seringnya jenis burung ini mengalami gangguan dari manusia. Sedangkan Cisticola exillis adalah penghuni vegetasi rawa, tetapi juga sering bertengger di pepohonan semak, tidak jauh dari vegetasi rawa. Dua jenis lain hampir seluruh aktifitasnya dihabiskan di dalam vegetasi rawa.
Tiga jenis pemakan biji (Lonchura leucogastra, Lonchura ferruginosa dan Passer montanus) umumnya memakan buah padi, atau biji rumput.  Populasi Lonchura leucogastra dan Lonchura ferruginosa meningkat drastis jika buah padi telah berisi. Saat itu menjadi pemandangan burung tersebut umum berkelompok besar memakan buah padi, sehingga keduanya menjadi hama petani. Buah padi dimakan dengan cara diambil langsung dari tangkainya, juga kadang memungut di atas tanah setelah panen. Sedangkan Passer montanus memakan padi dengan cara memungutnya dari atas tanah.  
Gambar 13. Cisticola exillis, sering melakukan aktivitas di dalam dan tepi vegetasi rawa
Gambar 14. Locustela certiola, migran dari utara khatulistiwa rutin mengunjungi
areal persawahan Ranca Ekek
Rerimbunan tumbuhan Typha sp. juga sangat bermanfaat bagi Lonchura leucogastra dan Lonchura ferruginosa sebagai tempat bertengger, pada saat beristirahat jika tidak lagi melakukan aktifitas di areal persawahan, atau sebagai tempat bersembunyi bila di lahan persawahan mendapat gangguan dari predator maupun manusia.
Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama dilakukan pengamatan burung di Ranca Ekek, terutama Kang Budi Hermawan, Kang Ader Rahmat, Kang Adi Sugiarto, Teh Dewi Wahyuni, Kang Radiktya Akasah dan Kang Whishal M. Dasanova, teman-teman Bandung Birding (Bandring), yang telah bersama-sama melakukan pengamatan secara rutin burung ini. Terutama Kang Sam Ade, Kang Nugie, Kang Iqbal, Kang Gagah, Kang Alam dan Kang Maulana Rahman. Bandring telah rutin melakukan pengamatan dan pemotretan burung intensif di areal persawahan Ranca Ekak, sehingga banyak ditemukan jenis-jenis yang jarang dijumpai.
Juga tidak kalah penting adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di lapangan.
Daftar Pustaka
Del Hoyo, J. and Collar, N.J.  2014. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 1 Non Passerines. Lynx and Birdlife International.
Del Hoyo, J. and Collar, N.J.  2016. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines. Lynx and Birdlife International.
MacKinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
MacKinnon, J., Phillips, K., dan van Balen, B. 1992. Panduan Lapangan Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor. LIPI dan Birdlife-IP.
Mallo, F.N. 2016. Catatan Pengamatan Burung-burung di Jawa. Belum dipublikasikan.
Mallo, F.N. (2020). Data Base Burung Sulawesi. Bandung. Celebes Bird Club (CBC) (dalam persiapan).


       Daftar  1: jenis burung di lahan persawahan Ranca Ekek
No.
Jenis
Populasi
Sumber
Keterangan
01
Dendrocygna javanica
S
P

02.
Spilopelia chinensis
U
P

03.
Collocalia linchi
U
P

04.
Aerodramus fuciphagus
U
P

05.
Cacomantis merulinus
U
P

06.
Lewinia striata
S
P

07.
Zapornia fusca
U
P

08.
Zapornia pusilla
S
P

09.
Amaurornis phoenicurus
U
P

10.
Amaurornis cinerea
U
P

11.
Gallicrex cinerea
S
P

12.
Gallinula chloropus
U
P

13.
Ixobrychus sinensis
U
P

14.
Ixobrychus cinnamomeus
U
P

15.
Ardeola speciosa
U
P

16.
Bubulcus ibis
U
P

17.
Ardea purpurea
S
P

18.
Charadrius dubius
U
P

19.
Rostratula benghalensis
S
P

20.
Gallinago megala
U
P

21.
Tringa glareola
U
P

22.
Glareola maldivarum
U
P

23.
Alcedo coerulescens
U
P

24.
Halcyon smyrnensis
S
B

25.
Halcyon cyanoventris
U
P

26.
Falco peregrinus
S
P

27.
Artamus leucoryn
U
P

28.
Cisticola exillis
U
P

29.
Acrocephalus orientalis
S
P

30.
Locustella certiola
U
P

31.
Cecropis daurica
U
P

32.
Hirundo javanica
S
P

33.
Hirundo rustica
U
P

34.
Pycnonotus aurigaster
U
P

35.
Zosterops palpebrosus
U
P

36.
Dicaeum trochileum
U
P

(36a).
Ploceus manyar?
S
B

37.
Lonchura leucogastra
U
P

38.
Lonchura ferruginosa
U
P

39.
Passer montanus
U
P











































    
Keterangan :
P      : Pengamatan pribadi
B      : Bandung Birding
U     : umum
AB   : Agak banyak
S      : Sedikit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar