Gambar 1. Foto Gelatik Jawa |
Oleh Fachry Nur Mallo
Pendahuluan
Gelatik Jawa merupakan jenis burung endemik Jawa dan Bali, tetapi telah tercatat sebagai introduksi di Lombok, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Di Sulawesi dilaporkan dari satu lokasi di Manado serta dua lokasi di Gorontalo. Di Sulawesi tercatat semenjak 1.800-an dan kini meluas hingga semenanjung selatan (Atlas Burung Indonesia 2020). Di Gorontalo telah ditemukan di Taman Kota Gorontalo dan Bandara Udara Sam Ratulangi (Mallo 2020).
Jenis ini dalam beberapa dekade
terakhir telah mengalami penurunan populasi yang drastis. Padahal dulu merupakan jenis yang mudah
dijumpai, seperti halnya jenis bondol (Lonchura) lain. Tetapi saat ini tidak mudah lagi dijumpai. Berkurangnya populasi jenis ini disebabkan
karena penangkapan besar-besaran untuk diperdagangkan, selain karena pestisida
dan dan diduga berkompetisi dengan Passer
montanus (Muhtar & Nurwanta 2001).
Maka tidak heran dalam daftar diterbitkan IUCN tingkat keterancaman
kelestarian jenis ini dikategorikan terancam punah (endangered).
Lokasi Perjumpaan
Di Lembah Palu terdapat tiga catatan
lokasi perjumpaan:
- Pada Maret 2005 M. Ihsan Nur
Mallo (KPB. Spilornis) mengamati satu kelompok bertengger di pohon Lannea coromandeliana, Kelurahan
Mamboro, pada areal di pesisir pantai.
- Pada pertengahan tahun 2006 A.
Rahman (CBC) mendapat informasi beberapa individu ditangkap penduduk pada
vegetasi dekat tepi Sungai Palu di Desa Sidondo.
- Pada 2009 penulis menjumpai
lebih dari 40 remaja dijajakan penjual burung di Jalan Moh. Yamin Kota
Palu. Dari hasil wawancara
diketahui pedagang burung membeli dari penangkap burung di Desa Maranata
dan sekitarnya (bagian selatan kawasan Lembah Palu).
Gambar 2. Peta lokasi perjumpaan dan lokasi hasil wawancara
Gelatik Jawa di Palu dan Lebo
Di Desa Lebo, Parigi terdapat satu
catatan: Pada awal tahun 2014 Arif Labanu (KPB Spilornis) menjumpai sepasang di
Lebo, dekat Parigi (Kab. Parigi Moutong). Burung ini dijumpai hinggap di tanah,
dekat vegetasi pantai (Mallo 2020).
Makanan
Jenis ini diketahui memakan buah padi, buah jagung, biji-bijian rumput, biji-bijian tumpah, bibit tanaman berbunga, termasuk bambu dan Lantana camara. Moh, Ihsan Nur Mallo menjumpai di Kelurahan Mamboro sedang memakan buah Lannea coromandeliana. Mungkin perjumpaan memakan buah Lannea coromandeliana merupakan catatan baru (Mallo 2020).
Gambar 3. Foto Lannea coromandelica |
Ucapan terima kasih
Penulis menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu selama pengumpulan data dan dilakukan
pengamatan. Terutama Adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, yang telah memberikan
informasi hasil pengamatannya, dan juga membantu mengedit dan memposting
tulisan ini. A. Rahman yang juga telah memberikan informasi hasil wawancara
dengan masyarakat Sidondo, serta Arif Labanu dan Mahdar yang telah melakukan
pengamatan di Lebo, Parigi dan memberikan informasi kepada penulis hasil
pengamatan tersebut.
Daftar Pustaka
Atlas Burung
Indonesia. (2020). Atlas Burung Indonesia; wujud karya peneliti amatir dalam
memetakan burung nusantara. Atlas Burung Indonesia: Batu. (in press)
Mallo, F.N. (2020).
Data Base Burung Sulawesi. Celebes Bird Club (CBC), Palu. (dalam persiapan).
Muhtar, M. &
Nurwanta, P.F., (2001). Gelatik Jawa dan Jalak Putih: status dan upaya
konservasi di Jawa dan Bali (Jawa Sparrow & Black-winged Starling; status
and Cnservation effort in Java and Bali), Yayasan Pribumi Alam Lestari,
Bandung.
Menunggu release Database burung Sulawesi om
BalasHapusInsya Allah kang, semoga segera terbit, saya harap tahun ini
BalasHapus