Oleh : Fachry Nur MalloGambar 1. Foto Hylocitrea bonensis di Gunung Rorekatimbu, Taman Nasional Lore Lindu
Pengamatan
kancilan buah
Pada 15 Nopember 2014 penulis bersama Dadang Dwi Putra melakukan pengamatan dan hunting foto burung di Gunung Rorekatimbu, Taman Nasional Lore Lindu. Di perjalanan antara Puncak Helipad dan Puncak Dingin di atas ketinggian 2000 kami dikagetkan untuk pertamakalinya menjumpai sangat banyak kawanan burung ini mengunjungi pohon berbuah, memakan buahnya. Pada 18 Nopember 2020 fenomena ini kami jumpa lagi pada jalan antara Puncak Dingin dan Lembah Anaso pada ketinggian yang sama. Saat itu, total kami menjumpai paling sedikit 100 individu burung ini, jumlah tertinggi yang pernah tercatat (Mallo 2020).
Gambar 2. Foto Hylocitrea bonensis di Gunung Rorekatimbu Taman Nasional Lore Lindu |
Dari pengamatan
tersebut, yang menjadi catatan penulis adalah perilaku burung ini berkelompok
besar, di atas 50 individu (mungkin juga kelompok tidak terikat) dan memakan
buah pohon. Perilaku ini merupakan suatu
keanehan bagi anggota famili Pachycephalidae, yang saat itu burung ini termasuk
didalamnya.
Makanan utama
anggota family ini berupa serangga, yang didapatkan dengan cara mematuknya
langsung pada dedaunan atau dahan, atau serasah daun. Selain itu juga memakan laba-laba, cacing,
lipan, siput, dan kepiting kecil; spesies yang lebih besar juga akan menyerang
vertebrata kecil seperti katak, tokek dan bayi burung (Stephen 1991). Dan sejauh ini belum pernah dilaporkan hidup
berkelompok di atas 20 individu.
Penempatan burung
ini di famili Pachycephalidae berlangsung cukup lama hingga kemudian Spellman et al. pada tahun 2008 menempatkannya
dalam superfamili Bombycilloidea, berkerabat dekat dengan Hypocolius ampelinus
(Mallo 2020A)
Kerabat
kancilan buah ternyata Irak
Para ornitolog
sebagian berpadangan bahwa burung ini terdiri dari dua jenis, yaitu Hylocitrea bonensis dan Hylocitrea bonthaina. H. bonensis
endemik utara, tengah, timur, dan tenggara Sulawesi. Sedangkan Hylocitrea
bonthaina endemik barat daya Sulawesi (Mallo 2020). Sebagian lagi berpandangan bahwa kedua jenis
burung tersebut, hanya dikategorikan satu jenis, terdiri dua ras; bonthaina dan
bonensis.
Sejak penemuan
pertama kali burung ini, telah dimasukkan dalam famili Pachycephalidae,
walaupun para ornitolog merasakan ada kejanggalan penempatan burung tersebut
dalam famili tersebut.Gambar 3. Peta Penyebaran Hypocolius ampelinus dan Hylocitrea spp.
Pada tahun 2017, saya
mendapatkan buku dan “Illustrated
Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines” (2016) ditulis
oleh del Hoya & Collar, diterbitkan oleh Birdlife International. Dalam buku
tersebut tercantum jenis ini terpisah dari famili Pachycephalidae, dan
membentuk famili tersendiri (Hylociteidae), famili endemik Sulawesi, yang
beranggotakan hanya dua jenis. Hal ini
sangat mengagetkan dan membanggakan saya.
Maka pada tahun
2019, saat saya mengumpulkan filogeni burung Sulawesi, saya langsung fokus
mencari literatur tentang perubahan terakhir taksonomi burung ini. Dan untuk
mendapatkan datanya tidak sulit dilakukan. Saya menemukan tulisan Spellman et al. tersebut yang dipublikasikan pada
2008.
Sejak penemuan
Spellmen et al. tersebut masih banyak
menempatkan burung ini dalam famili Pachycephalidae. Pada tahun 2016 del Hoyo menerbitkan buku
“Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines”, yang
mengacu pada penemuan Spellmen et al.
Sejak itu sebagian besar orang mengacu kepada penemuan Spellman et al.Gambar 4. Peta penyebaran Hypocolius ampelinus, menurut Birdlife International. Warna kuning: kawasan berbiak. Warna biru keabuan: diluar kawasan berbiak
Dalam penelitiannya
Spellman et al. (2008) menempatkan
jenis ini di super famili Bombycilloidea, yang berkerabat paling dekat dengan
Hypocolius. Hypocolius telah dianggap
memiliki afinitas yang tidak pasti, tetapi Spellman et al. menempatkan dengan pasti di Bombycilloidea.
Salah satu penulis,
Rob Moyle, telah menemukan hubungan tentatif antara Hylocitrea dan Bombycillid
dalam analisis molekuler. Jadi studi
yang lebih terperinci dari gen dan mitokondria dilakukan untuk semua anggota
yang diduga dari kelompok ini, termasuk Hypocolius dan Hylocitrea (Mallo
2020A).
Spellman et al. (2008) merekomendasikan bahwa
masing-masing dianggap sebagai subfamili dari Bombycillidae, tetapi sebagian
besar lebih suka untuk membagi Hylocitrea ke dalam familinya sendiri.
Hypocolius
ampelinus adalah satu-satunya anggota genus Hypocolius dan ditempatkan dalam
keluarga sendiri, Hypocoliidae. Burung
ini berbiak di Irak, Iran, Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan (populasi
terpencil), dan musim dingin sebagian besar berkunjung di dekat Laut Merah dan
pantai Teluk Persia di Arab, termasuk Bahrain,
dan Kutch di India barat, pengunjung vagrant ke Turki, Israel, Mesir dan
Oman, Kihim dekat Bombay (Salim 1931; Peklo & Sopyev 1980; Tiwari et al.
1996).
Burung ini ditemukan
di hutan dan semak belukar di daerah kering dan semi kering, terutama lembah
sungai dekat gurun, serta di areal irigasi dan lahan budidaya terdapat
pepohonan, seperti kebun palem (Meinertzhagen 1954; Howard 1997). Burung ini
terbang berkelompok dan mencari makan terutama buah-buahan (Mallo 2020).
Tempat penyebaran
Hylocitrea spp. dan Hypocolius ampelinus
terentang jarak terputus sangat jauh, lebih 7000 km (melalui daratan). Meliputi
kawasan terputus di kawasan subkontinental India, Asia Tenggara, Sunda Besar
hingga sampai ke tempat penyebaran Hylocitrea spp. di Sulawesi (Mallo 2020). Sampai saat ini para ahli belum mengetahui
bagaimana penyebaran Hylocitrea spp. ke Sulawesi.
Ucapan
terima kasih
Penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama
dilakukan pengamatan dan hunting
fotografi Kancilan Buah. Terutama Dadang Dwi Putra, yang telah bersama-sama
berjibaku menelusuri hutan dataran tinggi Gunung Rorekatimbu, untuk mengamati
dan memotret burung ini; Pak Litho yang telah membantu mempersiapkan perjalanan
dan memberikan informasi keberadaan burung
ini selama kegiatan.
Tidak kalah penting
adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting
tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu
persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di lapangan.
Daftar
Pustaka
del
Hoyo, J., and Collar, N.J. 2016.
Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines. Birdlife
International.
Howard,
K. (1997). Grey Hypocolius - a Bahrain Experience (in Wikipedia)
Mallo,
F.N. (2020). Data Base Burung Sulawesi (dalam persiapan) Celebes Bird Club (CBC).
Mallo,
F.N. (2020A). Biogeografi Burung Sulawesi (dalam persiapan) (Celebes Bird Club (CBC).
Meinertzhagen,
R (1954). Birds of Arabia. Oliver & Boyd: Edinburgh. (in Wikipedia)
Peklo,
A., & Sopyev, O. (1980). "Sorkoputov sviristel (Hypocolius ampelinus)
(Aves, Bombycillidae) gnezdyashchiisya vid fauny SSSR". Vestn. Zool. (in
Russian): 47–52 (in Wikipedia).
Spellman,
G.M.,Cibois, A., Moyle, R.G., Winker, K., & Barker, K. (2009). Clarifying the systematics of an enigmatic avian
lineage: What is a Bombycillid? NCBI.
Salim
A.A (1931). "The occurrence of the Grey Hypocolius (Hypocolius ampelinus) in North Konkan". J. Bombay Nat. Hist.
Soc. 34 (4): 1061 (in Wikipedia).
Stephen,
G. (1991). Joseph, F. (ed.). Encyclopaedia of Animals: Birds. London: Merehurst (in Wikipedia)
Tiwari,
J.K., Varu, S.N, & Himmatsinhji, M.K. (1996). The occurrence of Grey
Hypocolius Hypocolius ampelinus in Kutch, Gujarat, India". Forktail. 11:
33–38 (in Wikipedia).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar