Sabtu, 23 Januari 2021

SARANG, WAKTU DAN KEUNIKAN BERBIAK PERGAM KEPALA-KELABU (DUCULA RADIATA)

Oleh Fachry Nur Mallo

Pendahuluan

Ducula radiata  merupakan Endemik Sulawesi, dan hanya dijumpai terbatas di daratan utama, pada kawasan hutan primer dan hutan sekunder tua di dataran rendah dan dataran tinggi, yang tersebar dari ketinggian dari 200 m hingga 2400 m. Tetapi lebih sering dijumpai pada dataran tinggi.  Tidak umum. Sering dijumpai pada vegetasi hutan rapat dan kadang pada tempat terbuka dekat hutan. Umumnya soliter atau berpasangan.  Merupakan salah satu jenis Columbidae jarang diketahui, temasuk juga data berbiaknya, karena jarang dilakukan penelitian dan survei terhadap jenis ini.  Penulis berhasil mendapatkan tujuh data catatan waktu berbiak burung ini.  Enam catatan di Taman Nasional Lore Lindu dan satu di Cagar Alam Morowali.

Gambar 1.  Foto juvenile Ducula radiata di Gunung Rorekatimbu

Keunikan berbiak

Saat mendapatkan data pertama kali, penulis kaget karena burung ini meletakan telurnya di atas tanah.  Perilaku berbiak yang belum pernah diketahui dilakukan jenis Columbidae, atau mungkin terjadi tetapi sangat jarang. Menurut Frith (1982), umumnya jenis Columbidae membangun sarang yang agak tipis dari ranting anyaman longgar yang ditempatkan di cabang pohon.

Sarang burung ini dibuat di dalam vegetasi Imperata cylindrica, dan tumbuhan rumput lain. Selain itu menurut Baptista et al. (2019) dalam Mallo (2020), sarang ditempatkan kadang-kadang (mungkin biasanya) di lubang atau di tempat terlindung.  Material sarang berupa daun-daun dan tangkai rumput yang kering.  Telur satu berwarna putih bersih (Mallo 2020).

Dari tujuh catatan perjumpaan sarang aktif, tiga catatan sarang dibangun pada permukaan tanah dan hanya satu catatan dibangun pada dahan dekat permukaan tanah, berjarak 1 meter dari permukaan tanah.  Tiga catatan dari tidak ada data.  Satu catatan sarang yang dibangun dekat permukaan tanah berbentuk sederhana kurang rapi dari ranting, sebagaimana khas jenis Columbidae.

Waktu berbiak

Data waktu berbiak yang berhasil dikumpulkan penulis adalah sebagai berikut:

Pada 1 April 2008 Marklevitz menjumpai satu sarang berisi satu telur di vegetasi rumput pendek tebing di Taman Nasional Lore Lindu.

Pada 18 Januari 2001 Manata menjumpai sarang terdapat satu anak di vegetasi semak tepi jalan menuju Anaso.

Pada Oktober 2009  Dadang Dwi Putra menjumpai betina berada disarangnya di dahan setinggi satu meter dari permukaan tanah di Gunung Rorekatimbu ketinggian 2.600 m.

Pada 22 April 2015 Dadang Dwi Putra menjumpai satu induk meninggalkan sarang di Gunung Rorekatimbu ketinggian 2.300 m, dalam sarang terdapat satu telur.  Sarang dibuat di dalam vegetasi alang-alang.

Pada 17 Nopember 2014 penulis dan Dadang Dwi Putra menjumpai satu juvenile di Gunung Rorekatimbu, Taman Nasional Lore Lindu, ketinggian 2.300 m.

Menurut Watling (1983) berbiak pada bulan Maret di Taman Nasional Lore Lindu dan Cagar Alam Morowali.

Dari data tersebut, di Taman Nasional Lore Lindu diketahui burung ini berbiak bulan Januari, Maret, April, Oktober dan November. Kawasan Taman Nasional Lore Lindu dipengaruhi oleh musim hujan barat daya/utara.  Mungkin kawasan dipengaruhi musim hujan barat daya/timur waktu berbiaknya sama dengan di Taman Nasional Lore Lindu (Mallo 2020).

Dari tabulasi 138 peristiwa berbiak jenis burung frugivore yang penulis kumpulkan di kawasan dipengaruhi musim hujan barat laut/utara di Sulawesi, diketahui jenis burung frugivore menempati sarang hingga sebelum fledgling mengalami peningkatan dratis sejak Agustus hingga puncaknya Desember, selanjutnya Januari hingga bulan berikutnya menurun, terendah bulan April, Juli dan Juli.  Ducula radiata sepertinya juga mengikuti waktu berbiak tersebut. Tetapi perlu dicatat, waktu turunnya hujan di Sulawesi antara dataran rendah dan dataran tinggi Sulawesi terdapat sedikit perbedaan (Mallo 2020).

Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu selama penulis melakukan kunjungan ke Gunung Rorekatimbu. Pertama-tama penulis mengucapkan terima kasih kepada Dadang Dwi Putra yang telah bersama-sama hunting fotografi di Gunung Rorekatimbu, dan Pak Litho yang telah mendampingi dalam kegiatan tersebut, serta Pak Asdi (Petugas BKSDA di Danau Kalimpa’a) yang memberikan izin kepada penulis memasuki kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Juga Adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, telah membantu mengedit dan mangupload tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan.

Daftar Pustaka

Coates, B.J. & Bishop, K.D. 1997. A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and the Lesser Sunda Islands, Indonesia). Alderley. Dove Publication.

Mallo, F.N. 2015. Burung-Burung di Taman Nasional Lore Lindu, catatan ekologi, konservasi dan status keberadaan jenis. Bandung. Celebes Bird Club (CBC) – Program Study Magister Ilmu Lingkunga (PSMIL) Universitas Padjadjaran. 

Mallo, F.N., (2020). Data Base Burung Sulawesi. Celebes Bird Club (CBC) (Dalam Persiapan).

Frith, H.J. (1982). Pigeons and Doves of the World. Australia: Rigby Publishers (in Wikipedia).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar