Oleh Fachry Nur Mallo
Pendahuluan
Ducula
radiata merupakan Endemik Sulawesi, dan hanya
dijumpai terbatas di daratan utama, pada kawasan hutan primer dan hutan
sekunder tua di dataran rendah dan dataran tinggi, yang tersebar dari
ketinggian dari 200 m hingga 2400 m. Tetapi lebih sering dijumpai pada dataran
tinggi. Tidak umum. Sering dijumpai pada
vegetasi hutan rapat dan kadang pada tempat terbuka dekat hutan. Umumnya
soliter atau berpasangan. Merupakan
salah satu jenis Columbidae jarang diketahui, temasuk juga data berbiaknya,
karena jarang dilakukan penelitian dan survei terhadap jenis ini. Penulis berhasil mendapatkan tujuh data
catatan waktu berbiak burung ini. Enam
catatan di Taman Nasional Lore Lindu dan satu di Cagar Alam Morowali.Gambar 1. Foto juvenile Ducula radiata di Gunung Rorekatimbu
Keunikan berbiak
Saat mendapatkan data pertama kali, penulis
kaget karena burung ini meletakan telurnya di atas tanah. Perilaku berbiak yang belum pernah diketahui
dilakukan jenis Columbidae, atau mungkin terjadi tetapi sangat jarang. Menurut
Frith (1982), umumnya jenis Columbidae membangun sarang yang agak tipis dari
ranting anyaman longgar yang ditempatkan di cabang pohon.
Sarang burung ini dibuat di dalam vegetasi Imperata cylindrica, dan tumbuhan rumput
lain. Selain itu menurut Baptista et al.
(2019) dalam Mallo (2020), sarang
ditempatkan kadang-kadang (mungkin biasanya) di lubang atau di tempat
terlindung. Material sarang berupa
daun-daun dan tangkai rumput yang kering. Telur satu berwarna putih bersih (Mallo 2020).
Dari tujuh catatan perjumpaan sarang aktif,
tiga catatan sarang dibangun pada permukaan tanah dan hanya satu catatan dibangun
pada dahan dekat permukaan tanah, berjarak 1 meter dari permukaan tanah. Tiga catatan dari tidak ada data. Satu catatan sarang yang dibangun dekat
permukaan tanah berbentuk sederhana kurang rapi dari ranting, sebagaimana khas
jenis Columbidae.
Waktu berbiak
Data waktu berbiak yang berhasil
dikumpulkan penulis adalah sebagai berikut:
Pada
1 April 2008 Marklevitz menjumpai satu sarang berisi satu telur di vegetasi
rumput pendek tebing di Taman Nasional Lore Lindu.
Pada
18 Januari 2001 Manata menjumpai sarang terdapat satu anak di vegetasi semak
tepi jalan menuju Anaso.
Pada
Oktober 2009 Dadang Dwi Putra menjumpai
betina berada disarangnya di dahan setinggi satu meter dari permukaan tanah di
Gunung Rorekatimbu ketinggian 2.600 m.
Pada
22 April 2015 Dadang Dwi Putra menjumpai satu induk meninggalkan sarang di
Gunung Rorekatimbu ketinggian 2.300 m, dalam sarang terdapat satu telur. Sarang dibuat di dalam vegetasi alang-alang.
Pada
17 Nopember 2014 penulis dan Dadang Dwi Putra menjumpai satu juvenile di Gunung Rorekatimbu, Taman
Nasional Lore Lindu, ketinggian 2.300 m.
Menurut
Watling (1983) berbiak pada bulan Maret di Taman Nasional Lore Lindu dan Cagar
Alam Morowali.
Dari data tersebut, di Taman Nasional Lore
Lindu diketahui burung ini berbiak bulan Januari, Maret, April, Oktober dan November.
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu dipengaruhi oleh musim hujan barat
daya/utara. Mungkin kawasan dipengaruhi
musim hujan barat daya/timur waktu berbiaknya sama dengan di Taman Nasional
Lore Lindu (Mallo 2020).
Dari tabulasi 138 peristiwa berbiak jenis
burung frugivore yang penulis
kumpulkan di kawasan dipengaruhi musim hujan barat laut/utara di Sulawesi,
diketahui jenis burung frugivore
menempati sarang hingga sebelum fledgling mengalami peningkatan dratis sejak
Agustus hingga puncaknya Desember, selanjutnya Januari hingga bulan berikutnya
menurun, terendah bulan April, Juli dan Juli.
Ducula radiata sepertinya juga
mengikuti waktu berbiak tersebut. Tetapi perlu dicatat, waktu turunnya hujan di
Sulawesi antara dataran rendah dan dataran tinggi Sulawesi terdapat sedikit
perbedaan (Mallo 2020).
Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut membantu selama penulis melakukan kunjungan ke
Gunung Rorekatimbu. Pertama-tama penulis mengucapkan terima kasih kepada Dadang
Dwi Putra yang telah bersama-sama hunting fotografi di Gunung Rorekatimbu, dan
Pak Litho yang telah mendampingi dalam kegiatan tersebut, serta Pak Asdi
(Petugas BKSDA di Danau Kalimpa’a) yang memberikan izin kepada penulis memasuki
kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Juga Adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, telah membantu
mengedit dan mangupload tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat
penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan
kegiatan.
Daftar Pustaka
Coates,
B.J. & Bishop, K.D. 1997. A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas
and the Lesser Sunda Islands, Indonesia). Alderley. Dove Publication.
Mallo,
F.N. 2015. Burung-Burung di Taman Nasional Lore Lindu, catatan ekologi, konservasi
dan status keberadaan jenis. Bandung. Celebes Bird Club (CBC) – Program Study Magister Ilmu Lingkunga
(PSMIL) Universitas Padjadjaran.
Mallo,
F.N., (2020). Data Base Burung Sulawesi. Celebes Bird Club (CBC) (Dalam Persiapan).
Frith,
H.J. (1982). Pigeons and Doves of the World. Australia: Rigby Publishers (in Wikipedia).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar