Sabtu, 26 Juni 2021

CATATAN PENGAMATAN JENIS BURUNG DI AREAL LAHAN BUDIDAYA DAN PUSAT AKTIVITAS MANUSIA DI RANCA UPAS, JAWA BARAT

 Oleh Fachry Nur Mallo

Gambar 1.  Megalurus palustris, umum dijumpai disetiap pengamatan di areal terbuka, termasuk                             pusat aktvitas manusia di Ranca Upas

Pendahuluan

Kawasan Ranca Upas lebih dikenal sebagai Wana Wisata luas wilayah 72,78 Ha. Di sekitar kawasan ini memiliki areal hutan primer dan sekunder, dan areal rawa yang cukup luas disekitarnya.  Kawasan yang terletak pada ketinggian 1700 – 1800 m ini berlokasi pada pengelolaan RPH Cimanggu BKPH, yang dibawahi Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Ranca Upas merupakan lokasi camping ground yang dikenal sebagai salah satu tempat rekreasi alam terbuka dengan fasilitas yang cukup lengkap dan memiliki tempat penangkaran rusa.

Vegetasi utama adalah hutan tropis primer dan sekunder pegunungan bawah. Jenis tumbuhan dijumpai diantaranya Schefflera spp, Schima wallichii, Engelhardia serrata, Eugenia cuprea, Castanopsis spp. dan Magleatea glauca. Selain itu juga dijumpai tanaman budidaya pohon berkayu dalam skala luas yaitu Eucalyptus sp., Pinus merkusii, dan Altingia excelsa.

Sebagian kecil hutan ini telah dikonversi masyarakat untuk perkebunan Seledri, Coffee sp., dan Musa sp. Perkebunan Seledri yang luas membentuk vegetasi terbuka,  perkebunan Coffee sp. juga cukup luas dan Musa sp. yang relatif sempit membentuk vegetasi semak. Di beberapa tempat terdapat bekas lahan budidaya ditelantarkan sehingga ditumbuhi tanaman semak.

Di kawasan ini banyak dihuni burung Pegunungan bawah. Total penulis berhasil mengumpulkan data sejumlah 114 jenis, dari hasil pengamatan penulis dan catatan pengamat lain; 112 jenis menurut Mallo (2018) ditambahkan Scolopax saturata dan Actitis hypoleucos (Ramdhani 2009). Penulis yakin jumlah ini akan bertambah, karena beberapa catatan pengamat lain tidak didapatkan. 

Diantara jenis burung tersebut, 24 jenis sangat mengagumkan, karena merupakan endemik Jawa, yaitu Arborophila javanica, Nisaetus bartelsi, Apalharpactes reinwardtii, Halcyon cyanoventris, Chrysophlegma mentale, Eurylaimus javanicus, Pteruthius flaviscapis, Rhipidura euryura, Rhipidura phoenicura, Ixos virescens, Phylloscopus grammiceps, Tesia superciliaris, Psaltria exilis, Heleia javanica, Stachyris grammiceps, Stachyris thoracica, Pellorneum capistratum, Alcippe pyrrhoptera, Laniellus albonotatus, Cochoa azurea, Eumyias indigo, Brachypteryx montana, Chloropsis cochinchinensis dan Aethopyga eximia (MacKinnon dkk. 1992; del Hoyo et al. 2014 dan 2016). Jumlah ini lebih dari 50% total keseluruhan endemik jenis burung-burung di Jawa.

Tetapi yang sangat membutuhkan perhatian ada 11 jenis, karena terancam punah. Diantaranya Nisaetus bartelsi yang paling prioritas, karena satu-satunya masuk kategori kritis (critically endangered). Selanjutnya dua jenis di kategori rentan (vulnerable), yaitu Apalharpactes reinwardtii dan Cochoa azurea dan delapan jenis dikategorikan hampir terancam (near threatened), yaitu Chrysophlegma mentale, Eurylaimus javanicus, Chloropsis cochinchinensis, Pycnonotus bimaculatus, Phylloscopus grammiceps, Stachyris grammiceps, Laniellus albonotatus dan Sitta frontalis (del Hoyo et al. 2014 dan 2016).

Metode dan Cara kerja

Penulis telah melakukan pengamatan sebanyak 41 kali ke Ranca Upas digunakan bahan data tulisan ini, sejak Desember 2013 s/d Pebruari 2016. Pengamatan dilakukan pagi hingga sore hari.

Gambar 2.  Hemipus hirundinaceus, umum dijumpai setiap pengamatan di areal terbuka, termasuk                          pusat aktivitas manusia di Ranca Upas 

Jenis burung yang dijumpai dicatat frekuensi aktifitasnya lalu dikelompokan dalam tiga kategori umum, agak umum dan jarang. Kategori tersebut berdasarkan frekuensi perjumpaan jenis dengan penulis. Jenis dikategorikan umum adalah paling sering dijumpai, setiap penulis melakukan pengamatan selalu dijumpai atau jarang tidak dijumpai, dijumpai minimal 20 kali dari total pengamatan. Jenis dikategorikan jarang setiap penulis melakukan pengamatan jarang dijumpai, penulis hanya menjumpai sekali atau maksimal lima kali.  Dan jenis dikategorikan agak umum setiap penulis melakukan pengamatan menjumpai lebih dari lima kali hingga 20 kali. Untuk habitat yang dihuni burung dari tujuan penelitian penulis mengelompokkan menjadi tiga tipe habitat, yaitu areal Pusat Aktifitas Manusia, areal Kebun Membentuk Semak dan areal Kebun Terbuka.

Pusat Aktifitas Manusia adalah areal camping ground, dan fasilitas hiburan lain tempat penangkaran rusa, areal parkir, dan bangunan berupa masjid, warung, bangunan pihak pengelola areal Wana Wisata Ranca Upas. Aktifitas manusia sangat ramai pada areal ini. Arealnya terbuka yang diselingi beberapa pohon tinggi sebagai pelindung.  Sedangkan Kebun Membentuk Semak adalah areal lahan budidaya di tepi hutan, jenis tanamannya berupa pohon dan herba membentuk semak, umumnya ditanami Coffea sp.,  Pinus merkussi dan Musa sp. Sedangkan Kebun Terbuka adalah areal budidaya terbuka umumnya ditanami seledri.

Hasil pengamatan

Dari hasil pengamatan diketahui 54 jenis burung yang melakukan aktifitias di lahan budidaya dan pusat aktifitas manusia, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.  Jenis burung di areal Pusat Aktivitas Manusia, Areal Kebun Membentuk Semak, dan areal Kebun Terbuka di Ranca Upas

 

No

 

Jenis

Tipe habitat

Pusat aktifitas manusia

kebun membentuk semak

Kebun terbuka

     01.

Spilopelia chinensis

U

-

U

02.

Batrachostomus javensis*

-

J

-

03.

Collocalia linchi

U

-

U

04.

Aerodramus fuciphagus

U

-

U

05.

Centropus bengalensis

-

U

-

06.

Phanicophaeus curvirostris

-

U

-

07.

Cacomantis variolosus

-

U

-

08.

Cuculus saturatus

-

J

-

09.

Amaurornis phoenicurus

U

-

-

10.

Gallinago stenura

U

-

-

11.

Gallinago megala

J

-

-

12.

Otus lempiji

J

-

-

13.

Ketupa ketupu*

-

-

J

14.

Spilornis cheela

-

J

U

15.

Nisaetus bartelsi

-

-

J

16.

Ictinaetus malaiensis

-

J

U

17.

Halcyon cyanoventris

U

-

-

18.

Psilopogon armilllaris

-

AU

-

19.

Falco sp.)

-

-

J

20.

Pteruthius flaviscapis

 

J

 

21.

Pteruthius aenobarbus

 

J

 

22.

Pericrocotus  miniatus

-

AU

-

23.

Artamus leucoryn

U

-

AU

24.

Hemipus hirundinaceus

U

U

-

25.

Rhipidura phoenicura

 

J

 

26.

Dicrurus leucophaeus

-

AU

-

27.

Lanius schach

U

-

U

28.

Parus major

U

J

-

29.

Orthotomus sutorius

-

-

J

30

Pnoepyga pusilla

-

J

-

31.

Megalurus palustris

U

-

U

32.

Cecropis daurica

U

-

J

33.

Hirundo javanica

S

-

S

34.

Pycnonotus aurigaster

U

-

-

35.

Phylloscopus grammiceps

-

J

-

36.

Phyllloscopus borealis

-

J

-

37.

Horornis flavolivaceus

-

J

J

38.

Heleia javanica

 

J

 

39.

Zosterops palpebrosus

AU

J

-

40.

Malacocincla sepiaria

-

U

-

41.

Alcippe pyrrhoptera

-

J

-

42.

Acridotheres javanicus

U

-

-

43.

Eumyias indigo

-

AU

AU

44.

Ficedula mugimaki

-

AU

-

45.

Ficedula hyperythra

-

AU

J

46.

Ficedula westermanni

-

-

J

47,

Aethopyga eximia

-

AU

-

48.

Lonchura leucogastra

U

AU

U

49.

Lonchura punctulata

J

J

J

50.

Erythrura prasina

-

-

J

51.

Erythrura hyperytha

-

-

J

52.

Passer montanus

U

-

-

53.

Dendronanthus  indicus

-

-

J

54.

Motacilla cinerea

-

-

AU

Jumlah

21

29

24

Keterangan:

U   = Umum.

AU = Agak Umum.

J     = Jarang.

* Batrachostomus javensis dan Ketupa ketupu. Kedua jenis tersebut penulis tidak  jumpai langsung, tetapi ditemukan pengamat sering bersama-sama penulis mengamati di Ranca Upas yang menemukan pada waktu penulis tidak bersama. Penulis berhasil menjumpai Batrachostomus javensis di tempat tidak jauh dari kebun pisang, dan Ketupa ketupu penulis jumpai di hutan primer, tidak jauh dari perkebunan seledri.  Pertimbangan penulis memasukan kedua jenis burung tersebut dalam tulisan ini sebagai pengetahuan penting bagi habitatnya.

Dari 54 jenis tersebut, diantaranya 21 jenis melakukan aktifitas di Pusat Aktifitas Manusia. 29 jenis Kebun Membentuk Semak dan 24 jenis Kebun Terbuka.

Pembahasan

Areal Kebun Membentuk Semak

Kebun Membentuk Semak arealnya tidak luas, umumnya ditanami Coffea sp., dan Musa sp., juga ditemukan tumbuhan lain seperi Pinus mercusii.  Di tipe habitat ini dijumpai 29 jenis burung, lebih banyak dari jenis di Kebun Terbuka dan Pusat Aktifitas Manusia.  Sebenarnya  jumlah ini sedikit dari ideal.  Sedikitnya jenis burung di tipe habitat ini karena jarang dilakukan pengamatan dibanding kedua tipe habitat lain, selain itu tipe habitat ini jauh lebih sempit dibanding kedua tipe habitat lain. 

 Gambar 3. Phaenicophaeus curvirostris, sedang bertengger di Pinus mercussi di Kebun       Membentuk Semak

Penulis yakin beberapa jenis burung penghuni semak luput dari pengamatan di tipe habitat ini. Karena dari pengamatan yang dilakukan Withaningsih et al. (2020) pada jenis burung di perkebunan kopi Kacamatan Pekalengan menjumpai Arborophila javanica, Cuculus lepidus, Psilopogon armilllaris, Eurylaimus javanicus, Coracina larvata, Oriolus chinensis, Lalage fimbriata, Culicicapa ceylonensis, Napothera epilepidota, Brachypteryx leucophrys dan Brachypteryx montana yang juga ditemukan di Ranca Upas.

Diantara jenis-jenis ini, dua jenis diantaranya merupakan jenis  penghuni semak terbuka (Centropus bengalensis dan Cacomantis variolosus), dan 2 jenis penghuni areal terbuka (Lonchura leogastra dan Lonchura punctulata), sisanya 25 jenis penghuni hutan primer dan sekunder tua. Hal ini menunjukan kedekatannya dengan ekosistem hutan primer dan sekunder tua.

Gambar 4. Aethopyga eximia, kadang dijumpai mengisap  madu di areal lahan
budidaya tepi hutan

Jenis paling sering dijumpai  adalah Centropus bengalensis, Phanicophaeus curvirostris, Cacomantis variolosus, Hemipus hirundinaceus dan Malacocincla sepiaria, Jenis-jenis ini selalu atau hampir selalu dijumpai setiap pengamatan. Sedangkan jenis paling sedikit dijumpai adalah Batrachostomus javensis, Pteruthius flaviscapis, Rhipidura phoenicura, Pnoepyga pusilla, Horornis flavolivaceus, Heleia javanica dan Alcippe pyrrhoptera. Jenis-jenis burung tersebut hanya dijumpai satu atau dua kali selama pengamatan.

Gambar 5. Horornis flavolivaceus, sedang mencari makan di areal Kebun Terbuka,
dekat hutan primer

Diantara semua jenis burung di tipe kebun ini yang paling menarik Batrachostomus javensis.  Burung diketahui merupakan penghuni hutan dan areal budidaya tanaman tinggi. Di kebun ini dijumpai pada pepohonan Musa spp. rapat setinggi 2 m dari permukaan tanah. Catatan ini  mungkin menjadi pengetahuan penting bagi habitat burung ini. Jenis lain juga penting adalah Phylloscopus grammiceps dan Alcippe pyrrhoptera, karena belum pernah atau jarang tercatat di lahan budidaya.

Areal Kebun Terbuka

Kebun Terbuka arealnya jauh lebih luas dibanding Kebun Membentuk Semak. Kebun ini umumnya ditanami seledri dan diselingi sedikit tanaman sayuran.   Di tipe habitat ini dijumpai 24 jenis burung, diantaranya 11 jenis penghuni hutan (Ketupa ketupu, Spilornis cheela, Nisaetus bartelsi, Ictinaetus malaiensis, Horornis flavolivaceus, Eumyias indigo, Ficedula hyperythra, Ficedula westermanni, Erythrura prasina, Erythrura hyperytha dan Dendronanthus indicus), sisanya 13 jenis adalah penghuni areal terbuka, yang terbiasa dengan aktifitas manusia.  Hampir berimbang antara jenis penghuni hutan dan jenis pada areal terbuka.

Jenis paling banyak dijumpai adalah Spilopelia chinensis, Collocalia linchi, Aerodramus fuciphagus, Lanius schach, Megalurus palustris dan Lonchura leucogastra. Jenis-jenis ini selalu atau hampir selalu dijumpai setiap pengamatan. Sedangkan paling sedikit dijumpai adalah Horornis flavolivaceus, Ficedula westermanni, Erythrura prasina, Erythrura hyperytha dan Dendronanthus indicus. Jenis-jenis tersebut hanya dijumpai satu atau dua kali selama pengamatan.

Diantara semua jenis burung di tipe kebun ini yang paling menarik adalah Ketupa ketupu dan Nisaetus bartelsi. Ketupa ketupu diketahui merupakan penghuni hutan  primer dan sekunder  tinggi tetapi kadang berburu hewan air, terutama ikan dan katak di saluran air kebun seledri, Nisaetus bartelsi, saat ini sangat jarang  dijumpai, terutama dijumpai bertengger pada areal lahan budidaya terbuka, tetapi penulis sekali menjumpai bertengger pada pohon mati di kebun seledri.

Areal Pusat Aktifitas Manusia

Tipe vegetasi berupa rumput pendek terbuka diselingi tanaman bunga hias ditanam dan Pinus mercusii.  Tipe habitat ini dijumpai 24 jenis burung, seluruhnya  merupakan jenis yang familiar dengan aktifitas manusia di pemukiman dan lahan budidaya ramai dikunjungi manusia dan bahkan di perkotaan, kecuali Hemipus hirundinaceus, hanya dijumpai di hutan primer, hutan sekunder tua dan lahan budidaya dekat hutan. Kehadiran Hemipus hirundinaceus karena tipe habitat ini dekat hutan primer.

Gambar 6. Lanius schach, umum dijumpai di areal terbuka, termasuk pusat aktivitas manusia

Jenis-jenis tersebut hampir seluruhnya penghuni areal terbuka, kecuali 6 jenis, diantaranya 3 jenis penghuni rawa di kandang rusa (Amaurornis phoenicurus, Gallinago stenura dan Gallinago megala), dan 3 jenis penghuni vegetasi pohon (Hemipus hirundinaceus, Parus major, dan Zosterops palpebrosus).

Tingginya jenis penghuni areal terbuka (18 jenis) di habitat ini disebabkan karena sebagian besar arealnya terbuka berupa rumput pendek yang dipelihara diselingi beberapa pohon tinggi dan semak sebagai peneduh. Seluruhnya jenisnya selalu atau hampir selalu dijumpai setiap pengamatan, kecuali dua jenis (Gallinago megala dan Otus lempiji).

Ucapan terima kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama dilakukan pengamatan burung di Ranca Upas, terutama Kang Budi Hermawan, Kang Ader Rahmat, Kang Adi Sugiarto, Teh Dewi Wahyuni, Kang Radiktya Akasah dan Kang Whishal M. Dasanova, teman-teman Bandung Birding (Bandring), yang telah bersama-sama melakukan pengamatan secara rutin burung ini.  Terutama Kang Sam Ade, Kang Nugie, Kang Iqbal, Kang Gagah, Kang Ahmad Sofyadi, Kang Alam dan Kang Maulana Rahman, dan Teh Sitti Rochayatun Sutedja yang telah memberikan informasi beberapa jenis burung dan tanaman budidaya.  Juga tidak kalah penting adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini.  Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di lapangan.

Daftar Pustaka

del Hoyo, J. and Collar, N.J. 2014. Illustrated Checklist of the Bird of the World,         Volume 1 Non Passerines. Lynx and Birdlife International.

Del Hoyo, J. and Collar, N.J. 2016. Illustrated Checklist of the Bird of the World,         Volume 2 Passerines. Lynx and Birdlife International.

MacKinnon, J. 1991. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

MacKinnon, J., Phillips, K., dan van Balen, B. 1992. Panduan Lapangan Burung-         Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor. LIPI dan Birdlife-IP.

Mallo, F.N. 2016. Catatan Pengamatan Burung-burung di Jawa. Belum            dipublikasikan.

Mallo, F.N. (2018). Burung-burung Dataran Tinggi Jawa Barat; Catatan di Ranca Upas. Fachry Nur Mallo. Blog.

Ramdhani, E. (2009). Burung-burung di Kawasan Patuha Ciwidey (Kawah Putih dan Ranca Upas). Deri Ramadhi’s Weblog.

Withaningsih, S., Parikesit & Alham, R.F. (2020). Diversity of bird species in the coffee agroforestry landscape: Case study in the Pangalengan Sub-district, Bandung District, West Java, Indonesia. Biodiversity, Volume 21, Number 6, June 2020

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar