Oleh Fachry Nur Mallo
Gambar 1. Megalurus palustris, umum dijumpai disetiap pengamatan di areal terbuka, termasuk pusat aktvitas manusia di Ranca Upas
Pendahuluan
Kawasan Ranca Upas lebih dikenal sebagai Wana Wisata luas wilayah 72,78 Ha. Di sekitar kawasan ini memiliki areal hutan primer dan sekunder, dan areal rawa yang cukup luas disekitarnya. Kawasan yang terletak pada ketinggian 1700 – 1800 m ini berlokasi pada pengelolaan RPH Cimanggu BKPH, yang dibawahi Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Ranca Upas merupakan lokasi camping ground yang dikenal sebagai salah satu tempat rekreasi alam terbuka dengan fasilitas yang cukup lengkap dan memiliki tempat penangkaran rusa.
Vegetasi utama adalah hutan tropis primer
dan sekunder pegunungan bawah. Jenis tumbuhan dijumpai diantaranya Schefflera spp, Schima wallichii, Engelhardia
serrata, Eugenia cuprea, Castanopsis spp. dan Magleatea glauca. Selain itu juga
dijumpai tanaman budidaya pohon berkayu dalam skala luas yaitu Eucalyptus sp., Pinus merkusii, dan Altingia
excelsa.
Sebagian kecil hutan ini telah dikonversi
masyarakat untuk perkebunan Seledri, Coffee sp., dan Musa sp. Perkebunan
Seledri yang luas membentuk vegetasi terbuka,
perkebunan Coffee sp. juga cukup luas dan Musa sp. yang relatif sempit
membentuk vegetasi semak. Di beberapa tempat terdapat bekas lahan budidaya ditelantarkan
sehingga ditumbuhi tanaman semak.
Di kawasan ini banyak dihuni burung
Pegunungan bawah. Total penulis berhasil mengumpulkan data sejumlah 114 jenis,
dari hasil pengamatan penulis dan catatan pengamat lain; 112 jenis menurut
Mallo (2018) ditambahkan Scolopax
saturata dan Actitis hypoleucos
(Ramdhani 2009). Penulis yakin jumlah ini akan bertambah, karena beberapa
catatan pengamat lain tidak didapatkan.
Diantara jenis burung tersebut, 24 jenis
sangat mengagumkan, karena merupakan endemik Jawa, yaitu Arborophila javanica, Nisaetus
bartelsi, Apalharpactes reinwardtii,
Halcyon cyanoventris, Chrysophlegma mentale, Eurylaimus javanicus, Pteruthius flaviscapis, Rhipidura euryura, Rhipidura phoenicura, Ixos
virescens, Phylloscopus grammiceps,
Tesia superciliaris, Psaltria exilis, Heleia javanica, Stachyris grammiceps,
Stachyris thoracica, Pellorneum capistratum, Alcippe pyrrhoptera, Laniellus albonotatus, Cochoa azurea, Eumyias indigo, Brachypteryx
montana, Chloropsis cochinchinensis
dan Aethopyga eximia (MacKinnon dkk.
1992; del Hoyo et al. 2014 dan 2016). Jumlah ini lebih dari 50% total
keseluruhan endemik jenis burung-burung di Jawa.
Tetapi yang sangat membutuhkan perhatian
ada 11 jenis, karena terancam punah. Diantaranya Nisaetus bartelsi yang paling prioritas, karena satu-satunya masuk
kategori kritis (critically endangered).
Selanjutnya dua jenis di kategori rentan (vulnerable),
yaitu Apalharpactes reinwardtii dan Cochoa azurea dan delapan jenis dikategorikan
hampir terancam (near threatened),
yaitu Chrysophlegma mentale, Eurylaimus javanicus, Chloropsis cochinchinensis, Pycnonotus bimaculatus, Phylloscopus grammiceps, Stachyris grammiceps, Laniellus albonotatus dan Sitta frontalis (del Hoyo et al. 2014
dan 2016).
Metode dan Cara
kerja
Penulis telah melakukan pengamatan sebanyak
41 kali ke Ranca Upas digunakan bahan data tulisan ini, sejak Desember 2013 s/d
Pebruari 2016. Pengamatan dilakukan pagi hingga sore hari.Gambar 2. Hemipus hirundinaceus, umum dijumpai setiap pengamatan di areal terbuka, termasuk pusat aktivitas manusia di Ranca Upas
Jenis burung yang dijumpai dicatat frekuensi
aktifitasnya lalu dikelompokan dalam tiga kategori
umum, agak umum dan jarang. Kategori tersebut berdasarkan
frekuensi perjumpaan jenis dengan penulis. Jenis dikategorikan umum adalah
paling sering dijumpai, setiap penulis melakukan pengamatan selalu dijumpai
atau jarang tidak dijumpai, dijumpai minimal 20 kali dari total pengamatan.
Jenis dikategorikan jarang setiap penulis melakukan pengamatan jarang dijumpai,
penulis hanya menjumpai sekali atau maksimal lima kali. Dan jenis dikategorikan agak umum setiap
penulis melakukan pengamatan menjumpai lebih dari lima kali hingga 20 kali.
Untuk habitat yang dihuni burung dari tujuan penelitian penulis mengelompokkan
menjadi tiga tipe habitat, yaitu areal Pusat
Aktifitas Manusia, areal Kebun
Membentuk Semak dan areal Kebun
Terbuka.
Pusat Aktifitas Manusia adalah areal camping ground, dan fasilitas hiburan
lain tempat penangkaran rusa, areal parkir, dan bangunan berupa masjid, warung,
bangunan pihak pengelola areal Wana Wisata Ranca Upas. Aktifitas manusia sangat
ramai pada areal ini. Arealnya terbuka yang diselingi beberapa pohon tinggi
sebagai pelindung. Sedangkan Kebun
Membentuk Semak adalah areal lahan budidaya di tepi hutan, jenis tanamannya
berupa pohon dan herba membentuk semak, umumnya ditanami Coffea sp., Pinus merkussi dan Musa sp. Sedangkan Kebun Terbuka adalah areal budidaya terbuka
umumnya ditanami seledri.
Hasil pengamatan
Dari hasil pengamatan diketahui 54 jenis
burung yang melakukan aktifitias di lahan budidaya dan pusat aktifitas manusia,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel
1. Jenis burung di areal Pusat Aktivitas
Manusia, Areal Kebun Membentuk Semak, dan areal Kebun Terbuka di Ranca Upas
No |
Jenis |
Tipe habitat |
||
Pusat aktifitas manusia |
kebun membentuk semak |
Kebun terbuka |
||
01. |
Spilopelia chinensis |
U |
- |
U |
02. |
Batrachostomus javensis* |
- |
J |
- |
03. |
Collocalia linchi |
U |
- |
U |
04. |
Aerodramus fuciphagus |
U |
- |
U |
05. |
Centropus bengalensis |
- |
U |
- |
06. |
Phanicophaeus curvirostris |
- |
U |
- |
07. |
Cacomantis variolosus |
- |
U |
- |
08. |
Cuculus saturatus |
- |
J |
- |
09. |
Amaurornis phoenicurus |
U |
- |
- |
10. |
Gallinago stenura |
U |
- |
- |
11. |
Gallinago megala |
J |
- |
- |
12. |
Otus lempiji |
J |
- |
- |
13. |
Ketupa ketupu* |
- |
- |
J |
14. |
Spilornis cheela |
- |
J |
U |
15. |
Nisaetus bartelsi |
- |
- |
J |
16. |
Ictinaetus malaiensis |
- |
J |
U |
17. |
Halcyon cyanoventris |
U |
- |
- |
18. |
Psilopogon armilllaris |
- |
AU |
- |
19. |
Falco sp.) |
- |
- |
J |
20. |
Pteruthius flaviscapis |
|
J |
|
21. |
Pteruthius aenobarbus |
|
J |
|
22. |
Pericrocotus miniatus |
- |
AU |
- |
23. |
Artamus leucoryn |
U |
- |
AU |
24. |
Hemipus hirundinaceus |
U |
U |
- |
25. |
Rhipidura phoenicura |
|
J |
|
26. |
Dicrurus leucophaeus |
- |
AU |
- |
27. |
Lanius schach |
U |
- |
U |
28. |
Parus major |
U |
J |
- |
29. |
Orthotomus sutorius |
- |
- |
J |
30 |
Pnoepyga pusilla |
- |
J |
- |
31. |
Megalurus palustris |
U |
- |
U |
32. |
Cecropis daurica |
U |
- |
J |
33. |
Hirundo javanica |
S |
- |
S |
34. |
Pycnonotus aurigaster |
U |
- |
- |
35. |
Phylloscopus grammiceps |
- |
J |
- |
36. |
Phyllloscopus borealis |
- |
J |
- |
37. |
Horornis flavolivaceus |
- |
J |
J |
38. |
Heleia javanica |
|
J |
|
39. |
Zosterops palpebrosus |
AU |
J |
- |
40. |
Malacocincla sepiaria |
- |
U |
- |
41. |
Alcippe pyrrhoptera |
- |
J |
- |
42. |
Acridotheres javanicus |
U |
- |
- |
43. |
Eumyias indigo |
- |
AU |
AU |
44. |
Ficedula mugimaki |
- |
AU |
- |
45. |
Ficedula hyperythra |
- |
AU |
J |
46. |
Ficedula westermanni |
- |
- |
J |
47, |
Aethopyga eximia |
- |
AU |
- |
48. |
Lonchura leucogastra |
U |
AU |
U |
49. |
Lonchura punctulata |
J |
J |
J |
50. |
Erythrura prasina |
- |
- |
J |
51. |
Erythrura hyperytha |
- |
- |
J |
52. |
Passer montanus |
U |
- |
- |
53. |
Dendronanthus indicus |
- |
- |
J |
54. |
Motacilla cinerea |
- |
- |
AU |
Jumlah |
21 |
29 |
24 |
Keterangan:
U
= Umum.
AU = Agak Umum.
J
= Jarang.
* Batrachostomus javensis dan Ketupa
ketupu. Kedua jenis tersebut penulis tidak
jumpai langsung, tetapi ditemukan pengamat sering bersama-sama penulis
mengamati di Ranca Upas yang menemukan pada waktu penulis tidak bersama.
Penulis berhasil menjumpai Batrachostomus javensis di tempat tidak jauh dari
kebun pisang, dan Ketupa ketupu
penulis jumpai di hutan primer, tidak jauh dari perkebunan seledri. Pertimbangan penulis memasukan kedua jenis
burung tersebut dalam tulisan ini sebagai pengetahuan penting bagi habitatnya.
Dari 54 jenis tersebut, diantaranya 21
jenis melakukan aktifitas di Pusat Aktifitas Manusia. 29 jenis Kebun Membentuk
Semak dan 24 jenis Kebun Terbuka.
Pembahasan
Areal Kebun
Membentuk Semak
Kebun Membentuk Semak arealnya tidak luas,
umumnya ditanami Coffea sp., dan Musa sp., juga ditemukan tumbuhan lain
seperi Pinus mercusii. Di tipe habitat ini dijumpai 29 jenis burung,
lebih banyak dari jenis di Kebun Terbuka dan Pusat Aktifitas Manusia. Sebenarnya
jumlah ini sedikit dari ideal. Sedikitnya
jenis burung di tipe habitat ini karena jarang dilakukan pengamatan dibanding
kedua tipe habitat lain, selain itu tipe habitat ini jauh lebih sempit
dibanding kedua tipe habitat lain. Gambar 3. Phaenicophaeus curvirostris, sedang bertengger di Pinus mercussi di Kebun Membentuk Semak
Penulis yakin beberapa jenis burung
penghuni semak luput dari pengamatan di tipe habitat ini. Karena dari pengamatan
yang dilakukan Withaningsih et al. (2020) pada jenis burung di perkebunan kopi
Kacamatan Pekalengan menjumpai Arborophila
javanica, Cuculus lepidus, Psilopogon armilllaris, Eurylaimus javanicus, Coracina larvata, Oriolus chinensis, Lalage
fimbriata, Culicicapa ceylonensis,
Napothera epilepidota, Brachypteryx leucophrys dan Brachypteryx montana yang juga ditemukan
di Ranca Upas.
Diantara jenis-jenis ini, dua jenis diantaranya merupakan jenis penghuni semak terbuka (Centropus bengalensis dan Cacomantis variolosus), dan 2 jenis penghuni areal terbuka (Lonchura leogastra dan Lonchura punctulata), sisanya 25 jenis penghuni hutan primer dan sekunder tua. Hal ini menunjukan kedekatannya dengan ekosistem hutan primer dan sekunder tua.
Gambar 4. Aethopyga eximia, kadang dijumpai mengisap madu di areal lahan budidaya tepi hutan |
Jenis paling sering dijumpai adalah Centropus
bengalensis, Phanicophaeus
curvirostris, Cacomantis variolosus,
Hemipus hirundinaceus dan Malacocincla sepiaria, Jenis-jenis ini
selalu atau hampir selalu dijumpai setiap pengamatan. Sedangkan jenis paling
sedikit dijumpai adalah Batrachostomus
javensis, Pteruthius flaviscapis, Rhipidura
phoenicura, Pnoepyga pusilla, Horornis flavolivaceus, Heleia javanica dan Alcippe pyrrhoptera. Jenis-jenis burung tersebut hanya dijumpai
satu atau dua kali selama pengamatan.Gambar 5. Horornis flavolivaceus, sedang mencari makan di areal Kebun Terbuka,
dekat hutan primer
Diantara semua jenis burung di tipe kebun
ini yang paling menarik Batrachostomus
javensis. Burung diketahui merupakan
penghuni hutan dan areal budidaya tanaman tinggi. Di kebun ini dijumpai pada
pepohonan Musa spp. rapat setinggi 2
m dari permukaan tanah. Catatan ini
mungkin menjadi pengetahuan penting bagi habitat burung ini. Jenis lain
juga penting adalah Phylloscopus
grammiceps dan Alcippe pyrrhoptera,
karena belum pernah atau jarang tercatat di lahan budidaya.
Areal Kebun Terbuka
Kebun Terbuka arealnya jauh lebih luas
dibanding Kebun Membentuk Semak. Kebun ini umumnya ditanami seledri dan
diselingi sedikit tanaman sayuran. Di
tipe habitat ini dijumpai 24 jenis burung, diantaranya 11 jenis penghuni hutan
(Ketupa ketupu, Spilornis cheela, Nisaetus
bartelsi, Ictinaetus malaiensis, Horornis flavolivaceus, Eumyias indigo, Ficedula hyperythra, Ficedula
westermanni, Erythrura prasina, Erythrura hyperytha dan Dendronanthus indicus), sisanya 13 jenis
adalah penghuni areal terbuka, yang terbiasa dengan aktifitas manusia. Hampir berimbang antara jenis penghuni hutan
dan jenis pada areal terbuka.
Jenis paling banyak dijumpai adalah Spilopelia chinensis, Collocalia linchi, Aerodramus fuciphagus, Lanius
schach, Megalurus palustris dan Lonchura leucogastra. Jenis-jenis ini
selalu atau hampir selalu dijumpai setiap pengamatan. Sedangkan paling sedikit
dijumpai adalah Horornis flavolivaceus,
Ficedula westermanni, Erythrura prasina, Erythrura hyperytha dan Dendronanthus
indicus. Jenis-jenis tersebut hanya dijumpai satu atau dua kali selama
pengamatan.
Diantara semua jenis burung di tipe kebun
ini yang paling menarik adalah Ketupa
ketupu dan Nisaetus bartelsi. Ketupa ketupu diketahui merupakan
penghuni hutan primer dan sekunder tinggi tetapi kadang berburu hewan air,
terutama ikan dan katak di saluran air kebun seledri, Nisaetus bartelsi, saat ini sangat jarang dijumpai, terutama dijumpai bertengger pada
areal lahan budidaya terbuka, tetapi penulis sekali menjumpai bertengger pada
pohon mati di kebun seledri.
Areal Pusat
Aktifitas Manusia
Tipe vegetasi
berupa rumput pendek terbuka diselingi tanaman bunga hias ditanam dan Pinus mercusii. Tipe habitat ini dijumpai 24 jenis burung,
seluruhnya merupakan jenis yang familiar
dengan aktifitas manusia di pemukiman dan lahan budidaya ramai dikunjungi manusia
dan bahkan di perkotaan, kecuali Hemipus
hirundinaceus, hanya dijumpai di hutan primer, hutan sekunder tua dan lahan
budidaya dekat hutan. Kehadiran Hemipus
hirundinaceus karena tipe habitat ini dekat hutan primer.Gambar 6. Lanius schach, umum dijumpai di areal terbuka, termasuk pusat aktivitas manusia
Jenis-jenis
tersebut hampir seluruhnya penghuni areal terbuka, kecuali 6 jenis, diantaranya
3 jenis penghuni rawa di kandang rusa (Amaurornis
phoenicurus, Gallinago stenura
dan Gallinago megala), dan 3 jenis
penghuni vegetasi pohon (Hemipus
hirundinaceus, Parus major, dan Zosterops palpebrosus).
Tingginya jenis
penghuni areal terbuka (18 jenis) di habitat ini disebabkan karena sebagian
besar arealnya terbuka berupa rumput pendek yang dipelihara diselingi beberapa
pohon tinggi dan semak sebagai peneduh. Seluruhnya jenisnya selalu atau hampir
selalu dijumpai setiap pengamatan, kecuali dua jenis (Gallinago megala dan Otus
lempiji).
Ucapan terima kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu selama dilakukan pengamatan burung di Ranca
Upas, terutama Kang Budi Hermawan, Kang Ader Rahmat, Kang Adi Sugiarto, Teh
Dewi Wahyuni, Kang Radiktya Akasah dan Kang Whishal M. Dasanova, teman-teman
Bandung Birding (Bandring), yang telah bersama-sama melakukan pengamatan secara
rutin burung ini. Terutama Kang Sam Ade,
Kang Nugie, Kang Iqbal, Kang Gagah, Kang Ahmad Sofyadi, Kang Alam dan Kang
Maulana Rahman, dan Teh Sitti Rochayatun Sutedja yang telah memberikan
informasi beberapa jenis burung dan tanaman budidaya. Juga tidak kalah penting adik saya Moh. Ihsan
Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis
sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di
lapangan.
Daftar Pustaka
del
Hoyo, J. and Collar, N.J. 2014. Illustrated Checklist of the Bird of the World,
Volume 1 Non Passerines. Lynx and
Birdlife International.
Del
Hoyo, J. and Collar, N.J. 2016. Illustrated Checklist of the Bird of the World,
Volume 2 Passerines. Lynx and
Birdlife International.
MacKinnon,
J. 1991. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-Burung di Jawa dan Bali. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
MacKinnon,
J., Phillips, K., dan van Balen, B. 1992. Panduan Lapangan Burung- Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan
Kalimantan. Bogor. LIPI dan Birdlife-IP.
Mallo,
F.N. 2016. Catatan Pengamatan Burung-burung di Jawa. Belum dipublikasikan.
Mallo,
F.N. (2018). Burung-burung Dataran Tinggi Jawa Barat; Catatan di Ranca Upas.
Fachry Nur Mallo. Blog.
Ramdhani,
E. (2009). Burung-burung di Kawasan Patuha Ciwidey (Kawah Putih dan Ranca
Upas). Deri Ramadhi’s Weblog.
Withaningsih,
S., Parikesit & Alham, R.F. (2020). Diversity of bird species in the coffee
agroforestry landscape: Case study in the Pangalengan Sub-district, Bandung
District, West Java, Indonesia. Biodiversity, Volume 21, Number 6, June 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar