Minggu, 01 Agustus 2021

PERBANDINGAN JENIS BURUNG DI LAHAN BUDIDAYA TERBUKA DI RANCA UPAS, TAMAN BURU GUNUNG MASIGIT-KAREUMBI, DAN DESA SUKAPURA DAN RESMI TINGGAL

Oleh: Fachry Nur Mallo

Gambar 1Eumyias indigo, kadang dijumpai di Areal LBT Ranca Upas

Pendahuluan

Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang banyak terdapat areal Lahan Budidaya Terbuka (LBT), yang ditanami berbagai jenis tanaman jangka pendek dan menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu yang singkat. Tanaman dipilih adalah berbagai jenis tanaman hortikultura umumnya berupa bawang Bombay (Allium stulosum), wortel (Daucus carota), seledri (Apium graveolens), ubi jalar (Ipomoea batatas), mentimun (Cucumis sativus), labu kuning (Cucurbita moschata), buncis (Phaseolus vulgaris).  Areal ini mempunyai karakteristik tanaman sayuran yang pendek (<1m), terbuka dan terdapat beberapa pohon yang tumbuh terpencar.  Komposisi jenis burung di lanskap ini sangat berbeda dengan areal lahan budidaya tanaman pohon. Karena arealnya terbuka sehingga jenis-jenis burung menghuni lanskap ini merupakan jenis burung yang menyukai areal terbuka, dan cenderung jumlah jenisnya rendah.

Penulis mengkaji tiga lokasi yang datanya tersedia saat ini, untuk memahami jenis-jenis burung di LBT di kawasan ini.  Hasil kajian ini dapat menggambarkan jenis burung pada LBT terletak di berbagai tipe lanskap mempengaruhinya, terutama letaknya dari hutan primer/sekunder, letaknya dari areal terbuka lain dan hunian, kepadatan aktifitas manusia, ketinggian dari permukaan laut dan tegakkan pohon di dalam areal lokasi.   

Deskripsi lokasi

1. Ranca Upas

Kawasan Ranca Upas lebih dikenal sebagai Wana Wisata seluas 72,78 Ha. Di sekitar kawasan ini memiliki areal hutan primer dan sekunder, dan areal rawa yang cukup luas. Seluruh areal Wana Wisata beserta hutannya di bawah pengelolaan RPH Cimanggu.  Areal LBT kawasan ini terletak pada ketinggian 1.700 m, yang awalnya merupakan areal hutan primer telah dikonversi menjadi perkebunan Seledri. Sehingga perkebunan ini terletak di tengah hutan primer/sekunder tua.  Di kawasan ini banyak dihuni burung Pegunungan bawah. Total penulis berhasil mengumpulkan data sejumlah 114 jenis, dari hasil pengamatan penulis dan catatan pengamat lain (Mallo 2018).

2. Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi

Kawasan Gunung Masigit-Kareumbi ditetapkan sebagai Taman Buru dengan luas 12.420,70 Ha.  Areal LBT kawasan ini terhubung dengan areal terbuka lain, termasuk hunian, dan terletak di tepi hutan primer dan sekunder tua.  Lokasi ini berada di ketinggian 1200 m.

Gambar 2. Nisaetus bartelsi, sedang mengintai mangsa di areal LBT Ranca Upas

Berdasarkan penelitian terakhir yang dilakukan oleh Setiawan dkk (2014) di Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi tercatat 114 Jenis burung (Matsuu 2018). Jenis tumbuhan di LBT adalah: Pohon: Centella asiatica, Calliandra calothyrsus, Calliandra portoricensis dan Sida retusa. Palmae; Arenga pinnata. Semak/herba/menjalar; Ageratum conyzoides, Blumea lacera, Sonchus arvensis, Impatiens platypetala, Chromolaena odorata, Ipomea triloba, Tectaria crenata, Sida retusa, Polypodium triseriale, Salvinia natans, Stachytarpheta jamaicensis, dan Etlingera hemisphaerica. Rumput: Gigantochloa apus, Pennisetum purpureu dan Gigantochloa atroviolacea. Tanaman budidaya;  cabe merah (Capsicum annuum), cabe cengek (Capsicum frutescens), tomat (Solanum Lycopersicum), sawi putih (Brassica rapa), pepaya (Carica papaya), ubi jalar (Ipomoea batatas), mentimun (Cucumis sativus), labu kuning (Cucurbita moschata), buncis (Phaseolus vulgaris), salam (Syzigium polyanthum), markisa (Passiflora edulis), pinus (Pinus merkusii), kayu afrika (Maesopsis eminii), pisang ambon (Musa paradisiaca), lengkuas (Alpinia galanga) dan kunyit (Curcuma longa) (Matsuu 2018).

3. Desa Sukapura dan Resmi Tinggal

Kedua desa ini terletak di Kecamatan Kertasari, selatan Bandung pada ketinggian 1000 - 1250 m. Tanaman di LBT didominasi bawang Bombay (Allium stulosum), wortel (Daucus carota), seledri (Apium graveolens). Areal LBT terhubung dengan areal terbuka lain, termasuk hunian, dan jauh dari hutan primer dan sekunder tua (Hakim et al. 2020).

Data

Pada ketiga lokasi kajian tercatat 50 jenis burung, 24 jenis diantaranya terdapat di LBT Ranca Upas, 27 jenis di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi,  dan  14 jenis di LBT Desa Sukapura  dan Resmi Tinggal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1.  Komposisi jenis burung di LBT Ranca Upas, Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi dan Resmi Tinggal

Pembahasan

Lokasi Ranca Upas dijumpai 24 jenis burung di areal LBT, diantaranya 11 jenis penghuni hutan primer (Ketupa ketupu, Spilornis cheela, Nisaetus bartelsi, Ictinaetus malaiensis, Horornis flavolivaceus, Eumyias indigo, Ficedula hyperythra, Ficedula westermanni, Erythrura prasina, Erythrura hyperytha dan Dendronanthus indicus), sisanya 13 jenis penghuni areal terbuka, yang juga terdapat seputar aktifitas manusia. Hampir berimbang antara jenis penghuni hutan dan jenis pada areal terbuka.  Sedangkan di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi dijumpai penghuni hutan 8 jenis (Phanicophaeus curvirostris, Nisaetus cirrhatus, Picoides moluccensis, Hemipus hirundinaceus, Dicrurus leucophaeus, Pycnonotus bimaculatus, Malacocincla sepiaria, dan Dicaeum minullum?) sisanya 19 jenis penghuni areal terbuka, yang juga terdapat  seputar aktifitas manusia. Dan di Desa Sukapura & Resmi Tinggal seluruhnya penghuni areal terbuka, yang juga terdapat seputar aktifitas manusia.

Tabel 2.  Distribusi jenis burung di Areal Terbuka, Penghuni Hutan dan Sensitif pada Manusia di lokasi Studi  

Sejumlah 12 jenis yang sensitif dengan kehadiran manusia (Ketupa ketupu, Spilornis cheela, Nisaetus bartelsi, Nisaetus cirrhatus, Ictinaetus malaiensis, Pycnonotus bimaculatus, Horornis flavolivaceus, Eumyias indigo, Ficedula westermanni, Erythrura prasina, Erythrura hyperytha, dan Dendronanthus indicus), 10 jenis terdapat di LBT Ranca Upas, 2 jenis di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi dan tidak ada di LBT Desa Sukapura  & Resmi Tinggal.

Aktivitas manusia di LBT Ranca Upas jauh lebih rendah dibandingkan dengan kedua tempat lain, aktivitas manusia di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi lebih rendah dibandingkan dengan LBT Desa Sukapura & Resmi Tinggal. Areal LBT Ranca Upas jauh dari hunian, sedangkan di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi berada tidak jauh dari hunian dan di Desa Sukapura  & Resmi Tinggal berada di tengah-tengah  atau sekitar hunian.

Gambar 3. Lanius schach, umum bertengger di pohon mati di Areal LBT Ranca Upas

Hal ini menunjukkan LBT Ranca Upas terpencil dari areal terbuka dan aktifitas manusia lebih tinggi daripada di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi. Areal LBT Ranca Upas dikelilingi vegetasi asli yang sebagian besar berupa hutan primer dan hutan sekunder tua. Sedangkan LBT di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi walaupun terletak di tepi hutan primer/sekunder tetapi terhubung dengan areal terbuka dan hunian lebih luas di sekitarnya. Sedangkan di Desa Sukapura & Resmi Tinggal terletak jauh dari hutan primer dan sekunder tua, dan letaknya di areal terbuka dan hunian lebih luas di sekitarnya. Dengan demikian LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi lebih terpencil dibandingkan LBT Desa Sukapura & Resmi Tinggal.

Jenis burung di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi lebih banyak daripada di LBT Ranca Upas, hal ini disebabkan karena:

1. Letak Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi lebih rendah ketinggiannya dari permukaan laut dibanding LBT Ranca Upas, sehingga jenis-jenis dataran rendah masih dapat dijumpai di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi dan tidak dijumpai di LBT Ranca Upas, seperti Cacomantis merulinus, Alcedo meninting, Picoides moluccensis,  Dendrocopos analis, Hirundo rustica, Pycnonotus goiavier, Dicaeum minullum, Dicaeum trochileum dan Cinnyris jugularis.

2. LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi terhubung dengan areal  terbuka lain, termasuk hunian, sehingga jenis-jenis kosmopolitan dari areal terbuka dan hunian dapat tersebar ke lokasi tersebut, seperti keberadaan Centropus bengalensis, Amaurornis phoenicurus, Halcyon cyanoventris, Zosterops palpebrosus, Acridotheres javanicus dan Passer montanus di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi dan tidak dijumpai di LBT Ranca Upas.

3. Terdapat cukup banyak tegakkan pohon di areal LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi sehingga jenis-jenis burung penghuni hutan seperti Phanicophaeus curvirostris, Nisaetus cirrhatus, Hemipus hirundinaceus, Dicrurus leucophaeus, Pycnonotus bimaculatus, dan Malacocincla sepiaria bisa memanfaatkan pepohonan di lokasi tersebut. Tegakkan pohon tidak terdapat di LBT Ranca Upas.

Gambar 4. Hemipus hirundinacaeus, sedang berburu dekat ekoton antara hutan primer dan areal LBT Ranca Upas.  Tidak tercatat di LBT Ranca Upas karena tidak terdapat pepohonan menjadi tempat bertengger.  padahal jenis ini umum di areal pusat aktivitas manusia terbuka terdapat tegakan pohon di Ranca Upas dan di LBT Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi.

Jenis burung di LBT Desa Sukapura & Resmi Tinggal jumlahnya lebih rendah  disbanding dua lokasi lain, walaupun terletak pada ketinggian sama dengan LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, sehingga juga dijumpai jenis burung dataran rendah. Hal ini disebabkan karena lokasi ini berada jauh dari hutan primer dan sekunder tua, ditambah tingginya aktifitas penangkapan burung, dan padatnya aktifitas manusia di LBT ini, sehingga jenis burung yang sensitif tidak akan dijumpai

Salah satu yang menyebabkan jenis burung di LBT Ranca Upas rendah dibandingkan dengan LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi karena tidak ada tegakan pohon, sehingga tipe jenis burung hutan jarang dijumpai melakukan aktifitas di pohon yang terdapat di areal terbuka, seperti Phaenicophaeus curvirostris, Nisaetus cirrhatus, Halcyon cyanoventris, Hemipus hirundinaceus, Dicrurus leucophaeus, Pycnonotus bimaculatus dan Malacocincla sepiaria, yang terdapat di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, tetapi tidak dijumpai di LBT Ranca Upas. Jika terdapat tegakan pohon di LBT Ranca Upas diduga tipe jenis burung hutan yang menyukai areal terbuka akan banyak dijumpai berkunjung dibanding di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, karena hutan alami Ranca Upas jauh dari hunian dibanding hutan alami di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, sehingga jenis-jenis sensitif pada manusia akan mengunjungi LBT Ranca Upas.

Berdasarkan hal tersebut, di LBT Bandung dan sekitarnya sebaiknya dilakukan penanaman jenis pohon potensial yang dibutuhkan burung, yang diatur jaraknya agar dapat terhubung dengan hutan di sekitarnya (koridor). Sehingga dapat menjadi tempat bertengger bagi raptor berburu mangsa, dan menjadi sumber makanan terutama bagi burung frugivore dan insectivore.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keragaman jenis dan jumlah populasi burung di areal LBT di Bandung dan sekitarnya dipengaruhi sebagai berikut:

1. Jarak areal terbuka luas dengan hunian di sekitarnya relatif lebih dekat.

2. Jarak areal hutan primer dengan hutan sekunder di sekitarnya relatif lebih dekat.

3. Tingkat frekuensi aktifitas manusia.

4. Letak ketinggian dari permukaan laut.

5. Terdapat tegakan pohon.

Ucapan terima kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama dilakukan pengamatan burung di Ranca Upas dan Taman Buru Bunung Masigit-Kareumbi, terutama Kang Budi Hermawan, Kang Ader Rahmat, Kang Adi Sugiarto, Teh Dewi Wahyuni, Kang Radiktya Akasah dan Kang Whishal M. Dasanova, teman-teman Bandung Birding (Bandring), yang telah bersama-sama melakukan pengamatan secara rutin di Ranca Upas, terutama Kang Sam Ade, Kang Nugie, Kang Iqbal, Kang Gagah, Kang Ahmad Sofyadi, Kang Alam dan Kang Maulana Rahman.

Juga tidak kalah penting adik saya Moh. Ikhsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di lapangan.

Daftar Pustaka

del Hoyo, J. and Collar, N.J.  2014. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 1 Non Passerines. Lynx and Birdlife International.

del Hoyo, J. and Collar, N.J.  2016. Illustrated Checklist of the Bird of the World,        Volume 2 Passerines. Lynx and Birdlife International.

Hakim L., Abdoellah O.S, Parikesit, Withaningsih S. (2020). Impact of agricultural crop type and hunting on bird communities of two villages in Bandung, West Java, Indonesia). Biodiversity, Volume 21, Number 1, January 2020.

MacKinnon, J., Phillips, K., dan van Balen, B. 1992. Panduan Lapangan Burung-         Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor. LIPI dan Birdlife-IP.

Mallo, F.N. 2016. Catatan Pengamatan Burung-burung di Jawa. Belum            dipublikasikan.

Mallo, F.N. (2018). Burung-burung Dataran Tinggi Jawa Barat; Catatan di Ranca        Upas. Fachry Nur Mallo. Blog.

Matsuu, R.A., (2018). Struktur Komunitas Burung di Beberapa Tipe Vegetasi di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, Kabupaten Bandung. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.

Withaningsih, S., Parikesit & Alham, R.F. (2020). Diversity of bird species in the coffee agroforestry landscape: Case study in the Pangalengan Sub-district, Bandung District, West Java, Indonesia. Biodiversity, Volume 21, Number 6, June 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar