Oleh:
Fachry Nur MalloGambar 1. Eumyias indigo, kadang dijumpai di Areal LBT Ranca Upas
Pendahuluan
Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang banyak terdapat areal Lahan Budidaya Terbuka (LBT), yang ditanami berbagai jenis tanaman jangka pendek dan menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu yang singkat. Tanaman dipilih adalah berbagai jenis tanaman hortikultura umumnya berupa bawang Bombay (Allium stulosum), wortel (Daucus carota), seledri (Apium graveolens), ubi jalar (Ipomoea batatas), mentimun (Cucumis sativus), labu kuning (Cucurbita moschata), buncis (Phaseolus vulgaris). Areal ini mempunyai karakteristik tanaman sayuran yang pendek (<1m), terbuka dan terdapat beberapa pohon yang tumbuh terpencar. Komposisi jenis burung di lanskap ini sangat berbeda dengan areal lahan budidaya tanaman pohon. Karena arealnya terbuka sehingga jenis-jenis burung menghuni lanskap ini merupakan jenis burung yang menyukai areal terbuka, dan cenderung jumlah jenisnya rendah.
Penulis
mengkaji tiga lokasi yang datanya tersedia saat ini, untuk memahami jenis-jenis
burung di LBT di kawasan ini. Hasil
kajian ini dapat menggambarkan jenis burung pada LBT terletak di berbagai tipe
lanskap mempengaruhinya, terutama letaknya dari hutan primer/sekunder, letaknya
dari areal terbuka lain dan hunian, kepadatan aktifitas manusia, ketinggian
dari permukaan laut dan tegakkan pohon di dalam areal lokasi.
Deskripsi
lokasi
1. Ranca Upas
Kawasan
Ranca Upas lebih dikenal sebagai Wana Wisata seluas 72,78 Ha. Di sekitar
kawasan ini memiliki areal hutan primer dan sekunder, dan areal rawa yang cukup
luas. Seluruh areal Wana Wisata beserta hutannya di bawah pengelolaan RPH
Cimanggu. Areal LBT kawasan ini terletak
pada ketinggian 1.700 m, yang awalnya merupakan areal hutan primer telah
dikonversi menjadi perkebunan Seledri. Sehingga perkebunan ini terletak di tengah
hutan primer/sekunder tua. Di kawasan
ini banyak dihuni burung Pegunungan bawah. Total penulis berhasil mengumpulkan
data sejumlah 114 jenis, dari hasil pengamatan penulis dan catatan pengamat
lain (Mallo 2018).
2. Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi
Kawasan
Gunung Masigit-Kareumbi ditetapkan sebagai Taman Buru dengan luas 12.420,70
Ha. Areal LBT kawasan ini terhubung
dengan areal terbuka lain, termasuk hunian, dan terletak di tepi hutan primer
dan sekunder tua. Lokasi ini berada di
ketinggian 1200 m.Gambar 2. Nisaetus bartelsi, sedang mengintai mangsa di areal LBT Ranca Upas
Berdasarkan
penelitian terakhir yang dilakukan oleh Setiawan dkk (2014) di Taman Buru
Gunung Masigit Kareumbi tercatat 114 Jenis burung (Matsuu 2018). Jenis tumbuhan
di LBT adalah: Pohon: Centella asiatica,
Calliandra calothyrsus, Calliandra portoricensis dan Sida retusa. Palmae; Arenga pinnata. Semak/herba/menjalar; Ageratum conyzoides, Blumea lacera, Sonchus arvensis, Impatiens
platypetala, Chromolaena odorata,
Ipomea triloba, Tectaria crenata, Sida retusa,
Polypodium triseriale, Salvinia natans, Stachytarpheta jamaicensis, dan Etlingera
hemisphaerica. Rumput: Gigantochloa apus,
Pennisetum purpureu dan Gigantochloa atroviolacea. Tanaman
budidaya; cabe merah (Capsicum annuum), cabe cengek (Capsicum frutescens), tomat (Solanum Lycopersicum), sawi putih (Brassica rapa), pepaya (Carica papaya), ubi jalar (Ipomoea batatas), mentimun (Cucumis sativus), labu kuning (Cucurbita moschata), buncis (Phaseolus vulgaris), salam (Syzigium polyanthum), markisa (Passiflora edulis), pinus (Pinus merkusii), kayu afrika (Maesopsis eminii), pisang ambon (Musa paradisiaca), lengkuas (Alpinia galanga) dan kunyit (Curcuma longa) (Matsuu 2018).
3. Desa Sukapura dan Resmi Tinggal
Kedua desa
ini terletak di Kecamatan Kertasari, selatan Bandung pada ketinggian 1000 - 1250
m. Tanaman di LBT didominasi bawang Bombay (Allium
stulosum), wortel (Daucus carota),
seledri (Apium graveolens). Areal LBT terhubung dengan areal terbuka lain,
termasuk hunian, dan jauh dari hutan primer dan sekunder tua (Hakim et al. 2020).
Data
Pada
ketiga lokasi kajian tercatat 50 jenis burung, 24 jenis diantaranya terdapat di
LBT Ranca Upas, 27 jenis di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, dan 14
jenis di LBT Desa Sukapura dan Resmi
Tinggal, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Pembahasan
Lokasi
Ranca Upas dijumpai 24 jenis burung di areal LBT, diantaranya 11 jenis penghuni
hutan primer (Ketupa ketupu, Spilornis cheela, Nisaetus bartelsi, Ictinaetus
malaiensis, Horornis flavolivaceus,
Eumyias indigo, Ficedula hyperythra, Ficedula
westermanni, Erythrura prasina, Erythrura hyperytha dan Dendronanthus indicus), sisanya 13 jenis
penghuni areal terbuka, yang juga terdapat seputar aktifitas manusia. Hampir
berimbang antara jenis penghuni hutan dan jenis pada areal terbuka. Sedangkan di Taman Buru Gunung
Masigit-Kareumbi dijumpai penghuni hutan 8 jenis (Phanicophaeus curvirostris, Nisaetus
cirrhatus, Picoides moluccensis, Hemipus hirundinaceus, Dicrurus leucophaeus, Pycnonotus bimaculatus, Malacocincla sepiaria, dan Dicaeum minullum?) sisanya 19 jenis
penghuni areal terbuka, yang juga terdapat
seputar aktifitas manusia. Dan di Desa Sukapura & Resmi Tinggal
seluruhnya penghuni areal terbuka, yang juga terdapat seputar aktifitas
manusia.
Tabel 2. Distribusi jenis burung di Areal Terbuka, Penghuni Hutan dan Sensitif pada Manusia di lokasi Studi
Sejumlah
12 jenis yang sensitif dengan kehadiran manusia (Ketupa ketupu, Spilornis
cheela, Nisaetus bartelsi, Nisaetus cirrhatus, Ictinaetus malaiensis, Pycnonotus
bimaculatus, Horornis flavolivaceus,
Eumyias indigo, Ficedula westermanni, Erythrura
prasina, Erythrura hyperytha, dan
Dendronanthus indicus), 10 jenis
terdapat di LBT Ranca Upas, 2 jenis di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi
dan tidak ada di LBT Desa Sukapura &
Resmi Tinggal.
Aktivitas
manusia di LBT Ranca Upas jauh lebih rendah dibandingkan dengan kedua tempat
lain, aktivitas manusia di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi lebih rendah
dibandingkan dengan LBT Desa Sukapura & Resmi Tinggal. Areal LBT Ranca Upas
jauh dari hunian, sedangkan di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi berada tidak
jauh dari hunian dan di Desa Sukapura
& Resmi Tinggal berada di tengah-tengah atau sekitar hunian.Gambar 3. Lanius schach, umum bertengger di pohon mati di Areal LBT Ranca Upas
Hal ini
menunjukkan LBT Ranca Upas terpencil dari areal terbuka dan aktifitas manusia
lebih tinggi daripada di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi. Areal LBT
Ranca Upas dikelilingi vegetasi asli yang sebagian besar berupa hutan primer
dan hutan sekunder tua. Sedangkan LBT di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi
walaupun terletak di tepi hutan primer/sekunder tetapi terhubung dengan areal
terbuka dan hunian lebih luas di sekitarnya. Sedangkan di Desa Sukapura &
Resmi Tinggal terletak jauh dari hutan primer dan sekunder tua, dan letaknya di
areal terbuka dan hunian lebih luas di sekitarnya. Dengan demikian LBT Taman
Buru Gunung Masigit-Kareumbi lebih terpencil dibandingkan LBT Desa Sukapura &
Resmi Tinggal.
Jenis
burung di LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi lebih banyak daripada di LBT
Ranca Upas, hal ini disebabkan karena:
1. Letak Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi lebih
rendah ketinggiannya dari permukaan laut dibanding LBT Ranca Upas, sehingga
jenis-jenis dataran rendah masih dapat dijumpai di LBT Taman Buru Gunung
Masigit-Kareumbi dan tidak dijumpai di LBT Ranca Upas, seperti Cacomantis merulinus, Alcedo meninting, Picoides moluccensis, Dendrocopos analis, Hirundo rustica, Pycnonotus
goiavier, Dicaeum minullum, Dicaeum trochileum dan Cinnyris jugularis.
2. LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi terhubung
dengan areal terbuka lain, termasuk
hunian, sehingga jenis-jenis kosmopolitan dari areal terbuka dan hunian dapat
tersebar ke lokasi tersebut, seperti keberadaan Centropus bengalensis, Amaurornis
phoenicurus, Halcyon cyanoventris,
Zosterops palpebrosus, Acridotheres javanicus dan Passer montanus di LBT Taman Buru Gunung
Masigit-Kareumbi dan tidak dijumpai di LBT Ranca Upas.
3. Terdapat cukup banyak tegakkan pohon di areal LBT
Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi sehingga jenis-jenis burung penghuni hutan seperti
Phanicophaeus curvirostris, Nisaetus cirrhatus, Hemipus hirundinaceus, Dicrurus
leucophaeus, Pycnonotus bimaculatus,
dan Malacocincla sepiaria bisa
memanfaatkan pepohonan di lokasi tersebut. Tegakkan pohon tidak terdapat di LBT
Ranca Upas.
Jenis
burung di LBT Desa Sukapura & Resmi Tinggal jumlahnya lebih rendah disbanding dua lokasi lain, walaupun terletak
pada ketinggian sama dengan LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, sehingga
juga dijumpai jenis burung dataran rendah. Hal ini disebabkan karena lokasi ini
berada jauh dari hutan primer dan sekunder tua, ditambah tingginya aktifitas
penangkapan burung, dan padatnya aktifitas manusia di LBT ini, sehingga jenis
burung yang sensitif tidak akan dijumpai
Salah satu
yang menyebabkan jenis burung di LBT Ranca Upas rendah dibandingkan dengan LBT
Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi karena tidak ada tegakan pohon, sehingga
tipe jenis burung hutan jarang dijumpai melakukan aktifitas di pohon yang
terdapat di areal terbuka, seperti Phaenicophaeus
curvirostris, Nisaetus cirrhatus,
Halcyon cyanoventris, Hemipus hirundinaceus, Dicrurus leucophaeus, Pycnonotus bimaculatus dan Malacocincla sepiaria, yang terdapat di
LBT Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, tetapi tidak dijumpai di LBT Ranca
Upas. Jika terdapat tegakan pohon di LBT Ranca Upas diduga tipe jenis burung
hutan yang menyukai areal terbuka akan banyak dijumpai berkunjung dibanding di
Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, karena hutan alami Ranca Upas jauh dari
hunian dibanding hutan alami di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, sehingga
jenis-jenis sensitif pada manusia akan mengunjungi LBT Ranca Upas.
Berdasarkan
hal tersebut, di LBT Bandung dan sekitarnya sebaiknya dilakukan penanaman jenis
pohon potensial yang dibutuhkan burung, yang diatur jaraknya agar dapat
terhubung dengan hutan di sekitarnya (koridor). Sehingga dapat menjadi tempat bertengger
bagi raptor berburu mangsa, dan menjadi sumber makanan terutama bagi burung frugivore dan insectivore. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa keragaman jenis dan jumlah populasi burung di areal LBT
di Bandung dan sekitarnya dipengaruhi sebagai berikut:
1. Jarak areal terbuka luas dengan hunian di sekitarnya
relatif lebih dekat.
2. Jarak areal hutan primer dengan hutan sekunder di
sekitarnya relatif lebih dekat.
3. Tingkat frekuensi aktifitas manusia.
4. Letak ketinggian dari permukaan laut.
5. Terdapat tegakan pohon.
Ucapan
terima kasih
Penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama
dilakukan pengamatan burung di Ranca Upas dan Taman Buru Bunung
Masigit-Kareumbi, terutama Kang Budi Hermawan, Kang Ader Rahmat, Kang Adi Sugiarto,
Teh Dewi Wahyuni, Kang Radiktya Akasah dan Kang Whishal M. Dasanova,
teman-teman Bandung Birding (Bandring), yang telah bersama-sama melakukan
pengamatan secara rutin di Ranca Upas, terutama Kang Sam Ade, Kang Nugie, Kang
Iqbal, Kang Gagah, Kang Ahmad Sofyadi, Kang Alam dan Kang Maulana Rahman.
Juga tidak
kalah penting adik saya Moh. Ikhsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan
memposting tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan
namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di lapangan.
Daftar
Pustaka
del Hoyo, J. and Collar, N.J.
2014. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 1 Non
Passerines. Lynx and Birdlife International.
del Hoyo, J. and Collar, N.J.
2016. Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines. Lynx and Birdlife
International.
Hakim L., Abdoellah O.S, Parikesit, Withaningsih S. (2020). Impact of
agricultural crop type and hunting on bird communities of two villages in
Bandung, West Java, Indonesia). Biodiversity, Volume 21, Number 1, January
2020.
MacKinnon, J., Phillips, K., dan van Balen, B. 1992. Panduan Lapangan
Burung- Burung di Sumatera, Jawa,
Bali dan Kalimantan. Bogor. LIPI dan Birdlife-IP.
Mallo, F.N. 2016. Catatan Pengamatan Burung-burung di Jawa. Belum dipublikasikan.
Mallo, F.N. (2018). Burung-burung Dataran Tinggi Jawa Barat; Catatan di
Ranca Upas. Fachry Nur Mallo. Blog.
Matsuu, R.A., (2018). Struktur Komunitas Burung di Beberapa Tipe Vegetasi
di Taman Buru Gunung Masigit-Kareumbi, Kabupaten Bandung. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.
Withaningsih, S., Parikesit & Alham, R.F. (2020). Diversity of bird
species in the coffee agroforestry landscape: Case study in the Pangalengan
Sub-district, Bandung District, West Java, Indonesia. Biodiversity, Volume 21,
Number 6, June 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar