Rabu, 17 November 2021

CATATAN JENIS TUMBUHAN BERBUNGA YANG DIKONSUMSI BURUNG INSECTIVORE DI AREAL PERKOTAAN DAN SUBURBIA KOTA BANDUNG

Oleh: Fachry Nur Mallo

Gambar 1.  Individu betina Cinnyris jugularis di Taman Maluku

Pendahuluan

Di areal perkotaan dan suburbia Kota Bandung tercatat enam jenis burung nectarivore; Psittaciformes (Loriculus galgulus, Loriculus pusillus dan Psittacula alexandri), Zosteropidae (Zosterops palpebrosus), Dicaedae (Dicaeum trochileum) dan Nectariniidae (Cinnyris jugularis), tidak termasuk Aethopyga mystacalis, yang dijumpai Siti Sutedja tahun 2018 di Taman Maluku.  Jenis burung tersebut diduga merupakan burung peliharaan terlepas.

Gambar 2.  Dicaeum trochileum di Taman Maluku

Dari enam jenis burung tersebut satu jenis diantaranya, merupakan jenis insectivore sejati (Cinnyris jugularis). Jenis burung insectivore sejati bentuk paruhnya mempunyai ciri spesifik; umumnya ramping, panjang, melengkung dan tajam. Berbagai jenis burung insectivore menyesuaikan dengan beberapa jenis bunga tumbuhan tertentu. Umumnya jenis-jenis famili ini mengisap nektar di bunga bertabung panjang dan pendek. Jika tabung bunga ukurannya lebih panjang dari paruhnya, burung-burung ini akan menusuk dinding bunga sesuai ukuran jangkauan paruh ke tempat tersimpannya nektar.

Sedangkan lima jenis lain merupakan jenis burung frugivore dan insectivore yang menambah nutrisinya dengan mengisap nektar. Umumnya burung-burung ini mengisap nektar pada bunga tidak bertabung atau paling tidak bunga bertabung pendek (Mallo 2019).

Menurut Whitten dkk. (1987) bunga-bunga diserbuki burung dapat dikenali dari ciri-ciri  berikut:

- berkembangbiak disiang hari.

- warnanya cerah,  sering berwarna merah tua  atau berwarna menyolok.

- bibir bunga sering  tidak ada  atau melekuk ke belakang.

- dinding bunga keras, benang sari kaku  atau bersatu, cairan bunga terletak di dasar bunga.

- tidak berbau.

- tidak terdapat garis-garis sepanjang  daun bunga yang menuju  sumber cairan bunga.

- kadar gula dalam cairan bunga agak rendah (+ 25%) dibandingkan yang diserbuki lebah/tawon (+ 75%).

Jenis tumbuhan dikonsumsi burung insectivore

Di areal perkotaan dan suburbia Kota Bandung beragam bunga tumbuhan dikonsumsi burung-burung insectivore, penulis mencatat 28 jenis, diantaranya dapat dilihat di tabel berikut ini: (download).

Diantara jenis psittacidae tercatat hanya Psittacula alexandri teramati mengisap bunga, sementara dua jenis Loriculus tidak teramati. Psittacula alexandri hanya mengisap bunga pohon berukuran tinggi, mengingat aktifitas burung ini hanya di tajuk atas dan kadang di tajuk bawah.  Jenis pohon favorit dikonsumsi burung ini adalah dua jenis Erythrina sp. disamping Delonix regia, sedangkan dua jenis Loriculus, jarang dijumpai, bersifat lokal di Taman Ganesha, diduga mengisap nektar di strata tajuk bawah dan semak tinggi, seperti  Michelia Champaca, Syzygium aqueum, Syzygium cumini dan Syzygium polyanthum, mengingat aktifitas burung ini di strata vegetasi pohon tersebut.

Gambar 3. Pachystachys lutea di timur Kota Bandung

Jenis Nectarinidae, Dicaedae dan Zosteropidae memiliki aktivitas di strata vegetasi pohon yang sama, di semak dan kadang tajuk bawah. Di strata tersebut banyak terdapat jenis tumbuhan dibanding pada pada strata tajuk atas sehingga ketiga kelompok burung tersebut dapat mengisap bunga tumbuhan lebih banyak.

Gambar 4. Costus woodsonii di timur Kota Bandung

Anggota Nectarinidae dapat menjangkau lebih banyak jenis tumbuhan berbunga, karena memiliki paruh panjang melengkung khas burung pengisap madu, dibanding ke tiga famili lain, sehingga dapat mengisap nektar pada bunga bertabung panjang disamping bunga bertabung pendek dan tidak bertabung. Sedangkan jenis-jenis lain paruhnya tidak dapat menjangkau nektar bunga bertabung panjang, sehingga sumber makanannya  lebih sedikit dibanding jenis Nectarinidae.

Gambar 5.  Bunga Helicoma psittacorium di timur Kota Bandung

Berdasarkan pengamatan terdapat lima cara Cinnyris jugularis dalam mengisap nektar:

a. bertengger pada dahan dan ranting lalu pelan-pelan mendekati bunga yang akan diisap, cara ini paling sering dilakukan.

b. bertengger pada badan bunga lalu mengisap nektar, cara ini juga sering dilakukan, tetapi tidak sesering cara disebutkan sebelumnya.

c. bunga bertabung panjang sering diisap nektarnya dengan cara melobangi tabung bunga agar paruhnya menjangkau posisi nektar. Hal dilakukan pada bunga Allamanda cathartica, Hibiscus rosasinensis, Hibiscus tilliaceus dan Spathodea campanulata.

d. mengisap bunga sambil terbang, cara ini dilakukan di bunga yang tidak terjangkau dari tempat bertengger. Cara ini dilakukan dengan durasi waktu sangat singkat dilakukan, hanya 4 s/d 6 detik. Cara ini paling sedikit dilakukan.

Sedangkan jenis lain umumnya dilakukan dengan cara a dan b. Cara d tidak pernah dilakukan, cara c mungkin dilakukan tetapi jarang.

Gambar 6.  Bunga Hamelia patens diisap  individu betina Cinnyris jugularis di Taman Maluku

Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama dilakukan pengamatan jenis-jenis tumbuhan yang dikonsumsi burung insectivore di Kota Bandung, terutama Kang Budi Hermawan, Kang Ader Rahmat, Kang Adi Sugiarto, Teh Dewi Wahyuni, Kang Radiktya Akasah dan Kang Whishal M. Dasanova (Be Wildlife Photography), dan juga teman-teman Bandung Birding (Bandring), yang telah bersama-sama melakukan pengamatan secara rutin di Kota Bandung terutama Kang Sam Ade, Kang Nugie, Kang Iqbal, Kang Gagah, Kang Ahmad Sofyadi, Kang Alam dan Kang Maulana Rahman, dan Teh Sitti Rochayatun Sutedja  yang telah memberikan informasi hasil pengamatannya.

Juga tidak kalah penting adik penulis Moh. Ikhsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini.  Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama di lapangan.

Daftar Pustaka

Eaton, J.A, van Balen, B., Bricle, N.W., & Rheindt, F.E. (2016). Birds of the Indonesian Archipelago. Greater Sundas and Wallacea. Lynx Edicions. Barcelona.

Mallo, F.N., (2019). Catatan pengamatan burung-Burung di Jawa. Tidak dipublikasikan.

Mallo, F.N., (2020). Data Base Burung Sulawesi. Celebes Bird Club (CBC)(Dalam Persiapan).

Mallo, F.N. (2021). Burung pada Lanskap Didominasi Manusia di Cekungan Bandung dan Sekitarnya. Dalam persiapan.

Nugraha, B.P., (2014). Efek gradien urbanisasi habitat terhadap komunitas burung di Kampus Univeritas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Universitas Indonesia, Depok.

Whitten, A.J., Mustafa, M. & Enderson, G.S. (1987). Ekologi Sulawesi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar