Sabtu, 06 Agustus 2022

FILOGENI DAN PENYEBARAN SOA-SOA LAYAR (Hydrosaurus): ENDEMISITAS SULAWESI YANG MENGAGUMKAN

Oleh: Fachry Nur Mallo
Foto 1.  Individu jantan Hydrosaurus celebensis di tepi sungai antara Desa Wawopada-Desa Kolaka (Morowali).
Pengantar
Soa-soa Layar merupakan reptilia yang paling saya kagumi di Sulawesi, karena bentuknya seperti hewan purba, dengan adanya sirip seperti layar di punggung dan bagian atas ekornya.
Saya mengenal pertama kali hewan ini saat membaca buku Ekologi Sulawesi karangan Whitten dkk.  Dalam buku tersebut dijelaskan hewan ini juga terdapat di Cagar Alam Morowali (Whitten dkk. 1987).  Saat saya bertugas di Kolonodale, selama lima tahun saya sering berkunjung ke Cagar Alam Morowali dan sekitarnya, tetapi tidak pernah menjumpai hewan ini.  Mungkin karena sangat sensitif dengan kehadiran manusia, sehingga sulit dijumpai.
Foto 2. Habitat Hydrosaurus celebensis di tepi Sungai antara Desa Wawopada-Desa Kolaka



Tetapi  pada  19 Mei 2010 saat melakukan perjalanan dari Poso ke Kolonodale  saya dikejutkan bertemu dengan  hewan ini, jenis Hydrosaurus celebensis di tepi sungai antara Desa Wawopada dan Desa Kolaka.  Pertemuan ini sangat membahagiakan saya.  Tetapi sangat disayangkan, sejak saat itu saya tidak pernah lagi bertemu hewan ini.  Tempat ini menjadi catatan baru lokasi penyebarannya hewan ini.
Awalnya jenis daratan Sulawesi termasuk dalam H. ambionensis, tetapi baru-baru ini terpisah menjadi dua jenis tersendiri (Hydrosaurus microlophus dan Hydrosaurus celebensis).
Filogeni dan endemisitas Sulawesi
Dari analisis filogenetik molekuler menunjukkan bahwa genus Hydrosaurus membentuk garis keturunan yang terpisah dan agak basal dalam Agamidae, membentuk subfamily sendiri, yaitu Hydrosaurinae (Denzer et al. 2020).
Genus Hydrosaurus terdiri dari lima jenis (H. ambionensis, H. pustulatus, H. weberi, H. microlophus dan H. celebensis).  Sebelumnya hanya tiga spesies yang berbeda diakui, yaitu tiga species disebutkan lebih awal. Tetapi menurut Denzer et al. (2020) Hydrosaurus amboinensis di Sulawesi menunjukan dua jenis berbeda dari ketiga jenis tersebut (Hydrosaurus microlophus dan Hydrosaurus celebensis). Sampel Hydrosaurus dari Sulawesi ternyata mewakili clade keempat yang berbeda yang menunjukkan keragaman genetik yang relatif tinggi. Tampaknya kedua jenis Sulawesi tersebut merupakan dua fenotipe yang berbeda secara morfologis dari tiga jenis yang lain. Merupakan garis keturunan metapopulasi yang berkembang secara separatis, sebuah gagasan yang umum untuk semua konsep spesies (Denzer et al. 2020).
Dengan demikian sangat mengagumkan Sulawesi memiliki tiga jenis Hydrosaurus, diantaranya dua jenis endemik, dari keseluruhan 5 jenis yang ada.
Foto 3.  Individu jantan Hydrosaurus celebensis di tepi sungai antara Desa Wawopada-Desa Kolaka. Diduga sedang berjemur

Penyebaran H. ambionensis cukup luas dari Ambon, Seram, Waigeo dan New Guinea, H. pustulatus endemik Filipina dan H. weberi tersebar di Halmahera dan pulau-pulau yang berdekatan (Ternate, Tidore, Bacan, termasuk Pulau Karakelong dan Salebabu di Sulawesi).
Keberadaan H. weberi di Pulau Karakelong dan Salebabu, menunjukkan adanya jalur kolonisasi hewan dari Maluku Utara ke Kepulauan Talaud dan mungkin berlanjut ke Philippina tanpa melalui daratan Sulawesi.  Hal ini ditunjukkan keberadaan H. pustulatus di Philippina (Denzer et al. 2020).
Penyebaran di Sulawesi
Sulawesi memiliki tiga jenis Hydrosaurus (H. weberi, H. microlophus dan H. celebensis).  H. weberi terdapat di Pulau Karakelong dan Salebabu (Kepulauan Talaud); H.  microlophus tersebar terbatas Semenanjung Barat Daya dan tengah bagian selatan: H. celebensis tersebar terbatas di Sungai Poso, Cagar Alam Morowali, selatan tengah Sulawesi dan Danau Towuti dan sekitarnya.
Nampaknya kedua jenis terakhir memiliki rentang penyebaran terbatas. Catatan lokasi perjumpaan adalah H. microlophus di Semananjung Barat Daya (Makassar, Bantimurung, Pattunuang, Bengo-Bengo, Rompegading, Camba, Ujung Lamuru, di sekitar danau Tempe [sungai Minralang dan sungai Tjinrana]); selatan Tengah Sulawesi (Belopa, Palopo-Pompengan, Palopo-Siguntu dan Toraja).  H. celebensis di Semenanjung Barat Daya (Bantimurung dan Pattunuang), selatan Tengah Sulawesi (Belopa, Palopo-Pompengan, Palopo-Siguntu, dan Malele), Sungai Poso, Danau Towuti dan sekitarnya (Desa Jelaja, Wasponda dan Desa Limbatu), Morowali (Cagar Alam Morowali)(Denzer et al. 2020) dan sungai antara Desa Wawopada-Desa Kolaka (pengamatan penulis). Menurut Riyanto & Rahmadi (2021) juga terdapat di Pulau Peleng, Kepulauan Banggai, tetapi tidak diketahui jenisnya.
Perjumpaan penulis di tepi sungai antara Desa Wawopada dan Desa Kolaka merupakan catatan baru lokasi penyebaran jenis ini. Tipe sungai ini didominasi batuan karts, dan vegetasi dominan berupa hutan primer/sekunder tua terganggu, bercampur sedikit lahan budidaya.
Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran Hydrosaurus di Sulawesi sangat terbatas dan terlokalisasi pada tempat-tempat yang terpencar. Mungkin memiliki habitat yang spesifik. Di Morowali dan Semenanjunga Barat Daya habitatnya berupa area vegetasi kurang subur. Di Semanjung Barat Daya vegetasi terbentuk di pengaruhi hutan monsoon dan batuan karst, sedangkan di Morowali tanahnya dipengaruhi batuan ultra basa dan batuan karst bersifat tandus.
Ucapan terima kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama dilakukan pengamatan di lapangan. Terutama Ikhsan dan Bushaeri (staf Cabang Kejaksaaan Negeri Poso di Kolonodale) yang bersama-sama dalam perjalanan menjumpai Soa-soa Layar di sungai antara Desa Wawopada - Morowali.
Tidak kalah penting adik saya Moh. Ihsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di lapangan.
Daftar Pustaka
Denzer, W., Campbell, P.D., Manthey, U., Glasser-Trobisch, A. & Koch, A. (2020). Dragons in Neglect: Taxonomic Revision of the Sulawesi Sailfin Lizards of the Genus Hydrosaurus Kaup, 1828 (Squamata, Agamidae).  March 2020. Zootaxa 4747(2):275-301.
Riyanto, A. & Rahmadi, C. (2021). Amphibian and reptile diversity of Peleng Island, Banggai Kepulauan, Central Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas. Volume 22, Number 5, May 2021
Whitten, A.J., Mustafa, M. dan Enderson, G.S. 1987. Ekologi Sulawesi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar