Oleh: Fachry Nur MalloGambar 1. Charadrius javanicus sedang mengerami telur, di Tambak Garam Talise, Palu
Pendahuluan
Awalnya Charadrius javanicus diketahui endemik Jawa dan Bali, tetapi saat ini ditemukan tersebar di tempat lain; di Sumatera, Bangka, Belitung, Sulawesi, Nusa Tenggara, Singapura, dan Timor Leste. Umum di Jawa, Bali, jarang di Sumatera (Taufiqurrahman dkk. 2022), dan juga dijumpai di Maluku Utara (Putra 2023). Di Sulawesi hanya dijumpai di daratan Sulawesi; di tambak ikan dekat Makassar pada September 2007 dan September – Oktober 2009 (Mallo 2023), tambak garam Talise, Palu, tambak ikan Desa Bega/Mapane dan Desa Masani, Poso, dan tambak ikan Desa Bainaa, Tinombo (Mallo 2023A).
Catatan berbiak hanya dari Semenanjung Barat
Daya, yang teramati kawin pada September atau Oktober (Tebb et al. 2008
dalam Iqbal et al. 2013), tetapi tidak pernah dijumpai sarang.
Deskripsi lokasi pengamatan
Tambak garam Talise, terletak di Kelurahan
Talise, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Luasnya 18,5 ha.
(Buol 2019; Buol 2019A). Tambak garam ini telah diolah sejak tiga hingga empat
abad lalu, dan merupakan komoditi sangat berharga pada zaman penjajahan Belanda
dan awal-awal kemerdekaan negara kita, sehingga pengolahannya mendapatkan
perhatian dari kerajaan, pemerintah Belanda dan pemerintah negara kita saat
itu. Gambar 2. Lanskap Tambak Garam Talise
Lanskap di tambak ini berupa area penggaraman di
pesisir pantai, tetapi saat ini tidak langsung berbatasan dengan air pasang
surut, tetapi dibatasi jalan raya, yang merupakan pusat rekreasi dan aktifitas
kegiatan ramai masyarakat, terutama kegiatan balap burung merpati. Vegetasi
terbentuk, dominan Typha sp., Musa sp., Calliandra
surinamensis, Lannea coromandeliana, Plucea indica, Muntingia
calabura dan Parkia sp., serta rumput pendek pada tambak
ditelantarkan, pada area terbuka.
Catatan bersarang
Telur dan sarang
Pada 3 Agustus 2023 penulis menjumpai satu
sarang berisi tiga telur, sedang dierami satu induk. Telur berukuran panjang,
3,2 cm, lebar 2,1 cm, berwarna abu-abu kekuningan, terdapat bintik-bintik
berwarna hitam kecoklatan. Sarang berupa galian cekungan dangkal pada tanah
bercampur pasir. Cekungan sarang panjang 7,5 cm, ditambah material sarang,
panjang 17,5 cm. Material sarang berupa kerikil kecil.Gambar 3. Telur Cerek Jawa di Tambak Garam Talise
Sarang diletakkan dibekas pematang tambak,
hampir rata dengan tanah, karena tergerus air laut, mungkin karena terkena
dampak tsunami. Keadaan tempat sarang berupa tanah bercampur pasir tanpa
ditumbuhi vegetasi, dua meter dari sarang ditumbuhi vegetasi rumput pendek.Gambar 4. Posisi sarang Cerek jawa, dan kondisi landskap sekitarnya
Perilaku
Perilaku induk saat didekati berjarak 4meter lari terbirit-birit menuju vegetasi rumput. Dari vegetasi rumput kadang menuju genangan air, berendam, membasahi tubuhnya, karena cuaca sangat panas. Perilaku lain kadang berlari mengitari penulis berjarak empat hingga enam meter, dan sekali-kali merebahkan tubuhnya ke tanah (posisi tiarap).
Gambar 5. Perilaku Cerek Jawa merebahkan tubuhnya ke tanah (posisi tiarap) saat terganggu
Gangguan
Seminggu sejak penemuan sarang, anggota KPB.
Spilornis yang memantau perkembangan telur di sarang tidak lagi menjumpai
telur. Diduga telah diambil orang, karena tidak terdapat bekas pecahan telur di
sarang dan sekitarnya, dan satu hari sebelumnya areal tersebut ramai dikunjungi
masyarakat Kota Palu, menonton kegiatan perlombaan balap burung merpati.
Analisa
Dari data di atas diketahui Cerek Jawa di
Sulawesi berbiak bulan Agustus, September dan Oktober. Tempat bersarang di
pilih pada area tambak garam tidak diolah, berupa area terbuka tidak ditumbuhi
vegetasi, dan terdapat vegetasi rumput di sekitarnya, sebagai tempat
menyelamatkan diri saat mendapatkan gangguan. Jumlah telur tiga.
Di tambak garam Talise, Cerek Jawa mengalami
gangguan saat berbiak, hal ini dibuktikan telur di sarang telah diambil oleh
pengunjung yang beraktifitas di sekitar sarang. Gangguan ini juga terjadi pada
semua sarang Himantopus himantopus (tujuh sarang) penulis dan pengamat
lain temukan. Hal ini menggambarkan bahwa tambak garam Talise tidak aman bagi
burung ini berbiak. Gangguan ini terjadi disebabkan selain karena tempat ini
dijadikan aktifitas kegiatan balap burung merpati, juga tidak ada area yang
tersisa aman bagi burung ini bersarang. Karena areanya sempit sehingga hampir seluruh
area dapat diakses para petani garam, dan juga pengunjung lain. Di sepanjang
pantai berbatasan dengan tambak garam merupakan tempat ramai dikunjungi
masyarakat Kota Palu.
Ucapan Terima Kasih
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah turut membantu selama penulis melakukan pengumpulan data.
Pertama-tama penulis mengucapkan terima kasih kepada Mas Iwan Londo, telah
membantu penulis mengidentifikasi foto burung ini di tambak garam Talise, dan
juga adik penulis Moh. Ihsan Nur Mallo dan anggota KPB. Spilornis telah
memantau sarang Cerek Jawa, dan Ihsan Nur Mallo telah membantu mengedit dan
mangupload tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan
namanya satu persatu yang telah membantu sehingga suksesnya penulisan ini.
Daftar Pustaka
Buol, R.A. (2019). Kisah
jatuh-bangun petani garam Teluk Palu (bagian 1). Zona Utara. Zonautara.com/2019/
Buol, R.A. (2019A). Kisah
jatuh-bangun petani garam Teluk Palu (bagian 2). Zona Utara.
Zonautara.com/2019/
del Hoyo, J., & Collar,
N.J. (2014). Illustrated Checklist of
the Bird of the World, Volume 1 NonPasserines. Birdlife International.
Iqbal, M., Taufiqurrahman, I.,
Gilfedder M and Baskoro K. 2013. Identification of Javan Plover Charadrius
javanicus. Wader Study Grouop, Bulletin 120 (2): 96-101. January 2013
Mallo, F.N., (2023). Data Base
Burung Sulawesi. Telah diperbaharui 30 Juni 2023. Celebes Bird Club (CBC) (dalam
Persiapan).
Mallo, F.N. (2023A). Catatan Baru
Tempat Penyebaran Cerek Jawa (Charadrius javanicus) di Sulawesi. Blog Fachry
Nur Mallo. Diambil tanggal 23 Oktober 2023.
Putra, ADK. (2023). Burung-burung
Migran Maluku Utara. Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar