Rabu, 13 Desember 2023

CATATAN STATUS CACOMANTIS MERULINUS, C. VARIOLOSUS, ORTHOTOMUS RUFICEPS DAN O. SEPIUM DI KOTA BANDUNG DAN SEKITARNYA

Fachry Nur Mallo

Gambar 1. Foto Orthotomus sepium di Taman Kota Bandung

LATAR BELAKANG

Awalnya, setelah menulis dan memsposting di blog pribadi penulis artikel “Burung-Burung Pemukiman Kota Bandung; Kajian Biogeografi Pulau”, disadari bahwa penulis masih kurang memahami status beberapa jenis burung di Cekungan Bandung dan sekitarnya, sehingga tidak akurat dalam menjelaskan, dan bahkan dua jenis mengalami kesalahan mengidentifikasi suaranya, sehingga salah dicantumkan dalam tulisan tersebut. Terpenting adalah Cacomantis variolosus. Dan saat akhir penulisan, penulis juga mengalami kesalahan mengidentifikasi Orthotomus ruficeps dan Orthotomus sepium

     

Awalnya penulis menyangka Cacomantis variolosus tersebar umum di Kota Bandung, area hunian dan lahan budidaya di luar Kota Bandung, khususnya setelah mendengar suaranya. Setelah penulis memperhatikan ternyata burung tersebut jarang di tempat-tempat tersebut.

Kesalahan penulis mengidentifikasi Orthotomus ruficeps dan Orthotomus sepium karena awalnya penulis merujuk pada banyak pengamatan dilakukan terdahulu mencatat Orthotomus ruficeps di Kota Bandung dan sekitarnya, dan menggambarkan tidak jarang, padahal faktanya tidak demikian, bahkan mungkin burung ini tidak terdapat di Kota Bandung dan sekitarnya. Hal ini terjadi mungkin karena kesalahan membedakannya dengan Orthotomus sepium

Situasi tersebut mendorong penulis bertekad mempelajari perburungan di Cekungan Bandung dan sekitarnya lebih serius, khususnya pada lanskap didominsi manusia.

Untuk merealisasikannya, maka dilakukan upaya pengumpulan artikel hasil penelitian dan survei yang terkait obyek dipelajari, lalu mempelajarinya. Setelah menyelesaikan upaya tersebut barulah penulis bisa memahaminya. Ternyata Cacomantis variolosus jarang tersebar di bawah ketinggian 900 m, termasuk Kota Bandung, dan umum di atas ketinggian 900 m terutama diatas 1000 m. Sedangkan Orthotomus ruficeps terkesan umum, karena kesalahan mengidentifikasi Orthotomus sepium saat pengamatan.

PEMBAHASAN

Cacomantis merulinus dan Cacomantis variolosus

Dibanding Cacomantis merulinus, Cacomantis variolosus tidak umum                  di    bawah   ketinggian 1.000 m.  Di area perkotaan dan suburbia Bandung, penulis hanya sekali mendengar suaranya, dan Siti Sutedjo satu kali memotret di Taman Maluku, Bandung. Mulai umum dijumpai di atas di ketinggian 1000 m, sedangkan Cacomantis merulinus mulai berkurang dibanding Cacomantis merulinus. Semakin bertambah ketinggian, populasi Cacomantis merulinus semakin berkurang, hingga tidak dijumpai.

Gambar 2. Cocomantis variolosus di Perkebunan Teh Panaruban

Cacomantis variolosus penulis jumpai umum pada perkebunan teh Panaruban ketinggian 1000 m dan Ranca Upas ketinggian 1700 m, sementara Cacomantis merulinus tidak dijumpai di Ranca Upas. Hakim et al. (2020) menjumpai satu individu di perkebunan campuran di Desa Sukapura/Resmi Tinggal ketinggian 1000 - 1250 m (Mallo 2023).

Nampaknya terjadi kompetisi antara Cacomantis variolosus dan Cacomantis merulinus dalam memanfaatkan ruang dan sumberdaya. Untuk menghindari kompetisi ketat terjadi maka kedua jenis burung ini membagi ruang dan sumberdaya dengan menghuni tempat ketinggian berbeda. Cacomantis variolosus menghuni tempat-tempat lebih tinggi dari Cacomantis merulinus. Selain juga, mungkin keduanya menghuni tipe habitat yang lebih spesifik. Di vegetasi rawa Ranca Ekek dan Ci Biru penulis menjumpai umum Cacomantis merulinus, tidak dijumpai Cacomantis variolosus.  Secara umum di area perkotaan dan suburbia Kota Bandung, Cacomantis merulinus umum dijumpai tetapi Cacomantis variolosus sangat jarang.

Gambar 3. Cacomantis merulinus di Taman Kota Maluku, Kota Bandung

Orthotomus ruficeps dan Orthotomus sepium

Awal penulis mendapatkan data Orthotomus ruficeps di Kota Bandung dan sekitarnya dari pengamatan-pengamatan dilakukan sebelumnya, mencatat burung ini tersebar di Kota Bandung dan sekitarnya, dan menggambarkan tidak jarang, padahal faktanya tidak demikian, bahkan mungkin burung ini tidak terdapat di Kota Bandung dan sekitarnya.

Dari data resmi penyebaran burung ini di Jawa tidak terdapat di Cekungan Bandung dan sekitarnya. Berdasarkan Atlas Burung Indonesia (2000), burung ini tidak umum di Jawa, terbatas hanya di area mangrove pesisir utara dan tutupan vegetasi berbatasan langsung dengannya, serta pulau-pulau di Laut Jawa. Sebarannya terbatas di pesisir utara Jawa. Tidak banyak diketahui pengamat, sehingga tidak sedikit laporan perjumpaan untuk Atlas Burung Indonesia berasal dari kawasan pedalaman hingga pesisir selatan. Namun, tidak terdapat pembuktian menguatkan perjumpaan-perjumpaan tersebut, sehingga catatan menjadi meragukan dan tidak terkonfirmasi.

Sejauh ini, diketahui lokasi keberadaan paling selatan hanya mencakup area Jakarta dan sekitarnya. Untuk membedakan morfologi kedua jenis burung ini di lapangan sangat sulit. Tidak banyak data yang penulis dapatkan menjelaskan perbedaan detail, kecuali dari penjelasan Madge (2020), dan terakhir dari Taufiqurrahman dkk. (2022) bahwa untuk membedakan perhatikan sapuan hijau-zaitun di tubuh bagian atas serta semburat kekuningan di perut Orthotomus sepium, membedakan dengan Orthotomus ruficeps. Mungkin hal ini bisa membantu pengamatan di lapangan.

Sebaiknya dilakukan pengamatan lebih lanjut dan lebih akurat terhadap statusnya di Kota Bandung dan sekitarnya, khususnya Kota Bandung. Mungkin catatan yang ada karena kesalahan mengidentifikasi Orthotomus sepium, yang tersebar lebih luas dan umum. Kedua jenis burung ini memiliki kesamaan morfologis dan suara. Sehingga berpeluang besar terjadi kesalahan identifikasi di lapangan. Kesalahan ini juga penulis alami saat mengamati di Bandung dan sekitarnya, sehingga saat ini penulis merevisi semua catatan perjumpaan. 

Gambar 4. Foto Orthotomus sepium di Tahura Ir. H. Djuanda

Orthotomus sepium, umum dijumpai pada pada semua area berpohon di lahan   budidaya, juga   pepohonan di hunian pedesaan hingga pusat perkotaan, terutama di taman-taman Kota Bandung, juga pepohonan di halaman rumah. Salah satu jenis burung kategori generalis atau eksploiter, sehingga umum dijumpai pada vegetasi pohon di perkotaan. Suaranya merupakan penciri suara alam di tempat-tempat tersebut pada siang hari.

Nampaknya Orthotomus sepium berkompetisi ketat dengan Orthotomus ruficeps, karena memiliki kebutuhan sumberdaya sama. Di Jawa, burung ini tersebar luas di seluruh tempat, termasuk di pemukiman pedesaan dan perkotaan, sedangkan Orthotomus ruficeps tersebar terbatas di pesisir pantai utara Jawa. Dengan demikian, jika Orthotomus ruficeps tersebar di Bandung dan sekitarnya populasinya kecil, karena kalah berkompetisi dengan Orthotomus sepium


UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Teman-teman di Be Wildlife Photography (BWP); Kang Budi Hermawan, Kang Ader Rahmat, Kang Adi Sugiarto, Teh Wahyuni Dewi, Kang Radiktya Akasah dan Kang Wishal M. Dasanova, yang telah bersama-sama menjelajahi banyak tempat di Bandung dan sekitarnya mengamati dan memotret burung, termasuk keempat jenis menjadi kajian dalam tulisan ini, teman-teman Bandung Birding (Bandring), yang telah bersama-sama melakukan pengamatan rutin di Cekungan Bandung dan sekitarnya, terutama Kang Sam Ade, Kang Nugie, Kang Iqbal, Kang Maulana Rahman, Kang Ahmad Sofyandi, Kang Gagah dan Kang Alam. Juga Teh Siti Sutedjo, telah memberikan data pengamatannya. Terakhir, Moh. Ihsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

del Hoyo, J., & Collar, N.J.  (2014). Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 1 NonPasserines. Birdlife International.

del Hoyo, J., & Collar, N.J.  (2016). Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines. Birdlife International.

Hakim L., Abdoellah O.S, Parikesit & Withaningsih S. (2020). Impact of agricultural crop type and hunting on bird communities of two villages in Bandung, West Java, Indonesia). Biodiversity, Volume 21, Number 1, January 2020.

Madge, S. (2020). Olive-backed Tailorbird (Orthotomus sepium), version 1.0 in Bird of the World (J. del Hoyo, A. Elliott, J. Sargatal, D.A. Christie, and E. de Juana. Editors). Cornell Lab of Ornithology, Ithaca, NY, USA. 

Mallo, F.N. (2023). Burung Pada Lanskap Didominasi manusia Di Cekungan Bandung dan Sekitarnya. Celebes Bird Club (CBC). Dalam persiapan.

Taufiqurrahman, I., Akbar, P.G., Purwanto, A.A., Untung, M., Assiddiqi, Z., Iqbal, M., Wibowo, W.K., Tirtaningtyas, F.N., & Triana, D.A. (2022). Panduan lapangan burung-burung di Indonesia Seri I: Sunda Besar. Birddpacker Indonesia-Interlude: Batu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar