Senin, 26 Februari 2024

CATATAN PENGAMATAN MANYAR JAMBUL (PLOCEUS MANYAR) DI DESA SUNJU, KABUPATEN SIGI, LEMBAH PALU

Oleh Fachry Nur Mallo dan Dadang Dwi Putra

Gambar 1. Foto Ploceus manyar betina di lokasi pengamatan

Pendahuluan

Manyar Jambul secara global tersebar di Pakistan, India, Nepal, Sri Lanka, Myanmar, selatan Cina, Laos, Thailand, Vietnam, Jawa, Bawean dan Bali. Diintroduksi ke berbagai tempat, termasuk ke Sulawesi.  Di Sulawesi telah ditemukan di Semenanjung Barat Daya dan Lembah Palu: pada 12 Agustus 2012 satu kawanan menunjukkan bulu berbiak di tambak dekat Makassar, 22 Oktober 2012 satu kawanan di Bandar Udara Hasanddin (van Balen et al.  2014), September 2013 satu individu dekat Bantimurung, 27 April 2014 teramati di tambak Desa Majannang, Maros, Agustus 2014 satu kawanan di Bandar Udara Hasanuddin, 13 Juni 2016 tiga sarang di sepanjang Bantimurung, seluruhnya di barat daya Sulawesi (Iqbal et al. 2016). Pada 14 Juli 2020 tim KPB Spilornis menemukan 12 sarang aktif di vegetasi Saccharum sp. di tepi Sungai Palu di Desa Pulu, Dolo. Hampir seluruh sarang berisi anak dan fledgling. Di Lembah Palu spesies ini juga ditemukan kedua penulis di Jalan Karanjalemba, Desa Mpanau, Kabupaten Sigi, Desa Sunju Kecamatan Maravola, Kabupaten Sigi dan di Tambak Garam Kelurahan Talise.

Gambar 2. Foto betina Ploceus manyar di lokasi pengamatan

Di Desa Sunju, D.D. Putra awalnya menjumpai burung ini pada 3 Juni 2023 di area persawahan, menjumpai 4-5 individu memakan buah padi berbaur Lonchura atricapilla, selanjutnya keesokan hari menjumpai ratusan individu pada vegetasi campuran biro (Saccharum sp.), Typha sp. dan beluntas (Pluchea indica).

Sarang berbentuk bulat yang dijalin indah khas manyar, terdapat jalur masuk, ditempatkan pada atas air atau tempat lain yang aman, diletakkan tiga atau empat telur berwarna putih (MacKinnon 1991).  

Sekilas pengamatan dan area pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 3, 4 dan 5 Juni 2023 di Desa Sunju, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, tepatnya pada area persawahan di tepi jalan raya Sunju-Binangga. Di sekitar area persawahan ini terdapat perkebunan, dominan ditanami kelapa, pisang dan tanaman palawija. Beberapa area lahan budidaya ditelantarkan, sehingga ditumbuhi semak.

Catatan pengamatan

Adapun hasil pengamatan sebagai berikut:

a. Area bersarang, mencari makan dan perlindungan

-  Area bersarang

Area bersarang seluas ±1/4 hektar, terletak tepat di tepi jalan Sunju-Binangga. Jenis tumbuhan dominan Biro (Saccharum sp.), beluntas (Pluchea indica) dan Typha sp. Juga terdapat Macaranga sp. dan tumbuhan rumput.  Biro (Saccharum sp.), dan Typha sp. tumbuh pada genangan air, sedangkan beluntas (Pluchea indica) dan Macaranga sp. tumbuh pada pada tanah tidak tergenangi air. Area tempat bersarang merupakan bekas area persawahan yang tidak diolah selama tiga tahun, sehingga terlantar, lalu ditumbuhi vegetasi liar.

Gambar 3. Foto Ploceus manyar mencari makan berbaur dengan kawanan burung pemakan biji lainnya di area persawahan

- Area mencari makan

Di tepi dan sekitar area bersarang merupakan area mencari makan burung ini. Teramati burung ini mencari makan pada tiga tipe area, yaitu jalan raya belum diaspal, area persawahan siap panen dan belum lama dipanen, area lahan budidaya diolah dan area lahan budidaya bercampur semak, didominasi beluntas (Pluchea indica). 

- Area perlindungan

Area perlindungan dua tipe habitat, berupa; pertama tempat perlindungan utama di area bersarang, kedua pohon setinggi 4 hingga 7 meter, di tajuk pohon kelapa dan pohon terbuka di sekitarnya.

b. Perilaku

- Perilaku mencari makan dan makan.

Di antara semua area mencari makan, area persawahan paling banyak dikunjungi, kedua area lahan budidaya dan terakhir area lahan budidaya berupa tanaman kelapa dan pisang bercampur semak, didominasi beluntas (Pluchea indica).

Mencari makan berbaur dengan kelompok burung pemakan biji lain; di jalan tidak beraspal (bisa dilalui mobil), 20 individu berbaur Passer montanus (dua individu),  di area persawahan (paska panen) tujuh individu  berbaur 36 Lonchura altricapilla, dua individu Lonchura pallida, tiga individu Passer montanus, dan dua individu Lonchura molucca, pada area persawahan dengan kondisi bulir padi telah menguning) lima individu berbaur dengan 15 individu Lonchura atricapilla.

- Perilaku berlindung dari gangguan

Saat terganggu pada area mencari makan di luar habitat bersarang, akan pindah ke dalam area tempat bersarang, atau ke area tempat makan di sekitarnya. Jika mendapatkan gangguan di area bersarang, akan terbang ke area mencari makan atau bertengger pada pohon tinggi sekitarnya. Setelah aman kembali lagi ke area mencari makan atau ke habitat bersarang. Perilaku lain saat mendapatkan gangguan di habitat bersarang, akan bertengger ke dalam vegetasi lebih rendah, lalu diam.

Saat teramati menunjukkan perilaku sangat sensitif terhadap kehadiran manusia. Saat penulis mengamati, teramati seluruh individu bertengger di dalam vegetasi biro (Saccharum sp.). Beberapa individu terbang hinggap di tempat tinggi, tetapi hanya beberapa detik terbang lebih rendah bersembunyi setelah melihat penulis, selanjuntya mengeluarkan suara.

Gambar 4.  Foto sepasang Ploceus manyar bertengger di pohon agak tinggi di sekitar area bersarang

-   Perilaku berbiak.

Bersarang berkoloni di sekitar tempat berbiak. Menggunakan paruh untuk menenun saat membangun sarangnya. Saat berbiak berkelompok mengeluarkan suara berupa---cerr-cerr-cer-- ribut, diulang-ulang terus, kadang diselingi suara--cerret--. Suara lain --ceeet-cececeeet--, ditahan lalu dilepas, seperti orang sesak nafas, saat berkelompok.

Vegetasi biro (Saccharum sp.) selain menjadi habitat burung ini juga menjadi tenggeran Lonchura altricapilla, teramati kedua spesies tersebut mengambil material sarang dari daun biro (Saccharum sp.), kadang bertengger bersama.

c. Pohon sarang dan sarang

Di lokasi pengamatan dijumpai beberapa sarang. Sarang diletakkan seluruhnya pada tumbuhan biro (Saccharum sp.) dan Typha sp. tumbuh pada genangan air. Vegetasi biro (Saccharum sp.) ini berada pad genangan air setinggi 20 cm. Sarang diletakkan pada batang bagian tengah hingga dekat  puncak.

Gambar 5. Foto sarang Ploceus manyar diletakkan pada pertengahan batang pohon biro (Saccharum sp.)

d. Material dan ukuran sarang

Spesies ini terkenal karena sarangnya berupa anyaman yang dibangun oleh jantan. Sarang terjumbai ini dengan ruang bersarang sentral dan lorong vertikal panjang yang mengarah ke pintu samping. Material sarang dari daun Saccharum sp. Di belah ukuran besar dan kecil, dengan panjang bervariasi.

Ucapan Terima Kasih

Para penulis menyampaikan terima kasih kepada Moh. Ihsan Nur Mallo, yang telah membantu mengedit dan memposting tulisan ini. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu selama melakukan kegiatan di lapangan.

Daftar Pustaka

Coates, B.J. & Bishop, K.D. (1997). A Guide to the Bird of Wallacea (Sulawesi, the Moluccas and the Lesser Sunda Islands, Indonesia). Alderley. Dove Publication.

del Hoyo, J. & Collar, N.J.  (2016). Illustrated Checklist of the Bird of the World, Volume 2 Passerines. Lynx and Birdlife International.

Iqbal, M., Sanghir, K.J., Hamzati, S.T., Hariadi, S., & Ilalang O. (2016). Status of Streaked Weaver Ploceus manyar and Baya Weaver P. philippinus in Wallacea, Indonesia. BirdingASIA 26 (2016): 115–117.

MacKinnon, J. (1991). Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung Jawa dan Bali. Gadjah Mada University Press.

Mallo, F.N., (2023). Data Base Burung Sulawesi. Celebes Bird Club (CBC) (Dalam Persiapan).  

van Balen, B., Trainor, C., & Noske R. (2014). Around the Archipelago. Kukila 17 (2) 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar