Selasa, 22 Desember 2020

TERNYATA KERABAT KANCILAN BUAH (Hylocitrea spp.) di IRAK

Oleh : Fachry Nur Mallo

Gambar 1. Foto Hylocitrea bonensis di Gunung Rorekatimbu, Taman Nasional Lore Lindu

Pengamatan kancilan buah

Pada 15 Nopember 2014 penulis bersama Dadang Dwi Putra melakukan pengamatan dan hunting foto burung di Gunung Rorekatimbu, Taman Nasional Lore Lindu.  Di perjalanan antara Puncak Helipad dan Puncak Dingin di atas ketinggian 2000 kami dikagetkan untuk pertamakalinya menjumpai sangat banyak kawanan burung ini mengunjungi pohon berbuah, memakan buahnya.  Pada 18 Nopember 2020 fenomena ini kami jumpa lagi pada jalan antara Puncak Dingin dan Lembah Anaso pada ketinggian yang sama.  Saat itu, total kami menjumpai paling sedikit 100 individu burung ini, jumlah tertinggi yang pernah tercatat (Mallo 2020).

Selasa, 08 Desember 2020

CATATAN BURUNG DI LEMBAH PALU, SULAWESI TENGAH

(Birds Note in Palu Valley, Central Sulawesi)

Oleh Fachry Nur Mallo

Gambar 1.  Foto Merops philippinus di dekat Kampus Untad

PENDAHULUAN

Geologi, Geomorfologi dan iklim

Lembah Palu merupakan sebuah lembah yang membentang cukup luas memanjang dari arah Selatan menuju ke bagian Utara di jantung Sulawesi.  Dari Kecamatan Sigi Biromaru, Kecamatan Dolo dan Kecamatan Maravola pada bagian selatan, hingga Kecamatan Sindue pada Bagian Utara. 

Lembah ini terletak tepat di atas sesar Palu-Koro, sesar utama Sulawesi yang memanjang dari Teluk Bone membelah bagian tengah Sulawesi hingga Laut Sulawesi.  Sesar ini merupakan salah satu sesar sangat aktif di Indonesia.  Hal ini menyebabkan aktivitas vulkanis  sering terjadi di lembah ini.  Dari seluruh tempat sepanjang sesar ini, penduduk yang menghuni Lembah Palu yang paling menderita, karena sering mengalami bencana vulkanis akibat pergerakan sesar ini.  Masih terbayang diingatan kita pada September 2018 lalu, akibat aktivitas sesar ini memicu terjadinya tsunami, likuifaksi dan tanah longsor di Kota Palu dan sekitarnya yang mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia.

Minggu, 08 November 2020

CATATAN PERJUMPAAN DAN MAKANAN GELATIK JAWA (LONCHURA ORYZIVORA) DI LEMBAH PALU DAN LEBO

 

Gambar 1.  Foto Gelatik Jawa

Oleh Fachry Nur Mallo

Pendahuluan

Gelatik Jawa merupakan jenis burung endemik Jawa dan Bali, tetapi telah tercatat sebagai introduksi di Lombok, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Di Sulawesi dilaporkan dari satu lokasi di Manado serta dua lokasi di Gorontalo. Di Sulawesi tercatat semenjak 1.800-an dan kini meluas hingga semenanjung selatan (Atlas Burung Indonesia 2020). Di Gorontalo telah ditemukan di Taman Kota Gorontalo dan Bandara Udara Sam Ratulangi (Mallo 2020).

Sabtu, 24 Oktober 2020

TEMUAN BARU FILOGENI SERIWANG SANGIHE (EUTRICHOMYIAS ROWLEYI) YANG MENCENGANGKAN

 Oleh: Fachry Nur Mallo

Kekagumanku pada Seriwang Sangihe

Pada malam 19 Mei 2014, saya bersama Dadang Dwi Putra mendaki tanjakan tepi kaldera purba Gunung Sahendaruman, di selatan Pulau Sangihe.  Saya berkali-kali istirahat karena menapaki tanjakan begitu terjal.  Untunglah kami dibantu Pak Niu (penemu kembali Seriwang Sangihe) dan beberapa guide lokal yang membantu kami mengangkut barang yang cukup banyak.  Tanjakan-tanjakan terjal ini juga kami rasakan saat mengunjungi habitat Seriwang Sangihe dari pondok Pak Eping dengan mendaki beberapa bukit terjal pergi-pulang selama tiga hari.  Saya bersusah payah menjalani perjalanan ini, hanya satu tujuan ingin bertemu dan memotret Seriwang Sangihe.

Gambar 1.  Foto induk Seriwang Sangihe

Jumat, 02 Oktober 2020

BUKU BURUNG RAWA LOWO DAN SEKITARNYA

Alhamdulillah cita-cita saya menulis buku Burung Rawa Lowo dan sekitarnya, telah rampung saya selesaikan. Buku ini masih dalam persiapan untuk dicetak terbatas (beserta ISBN). Mengingat nilai penting buku ini untuk diketahui publik, terutama bagi yang saat ini berencana survei dan hunting burung di tempat tersebut, maka saya memutuskan untuk mengupload di blog saya.

Jika mendengar nama Rawa Lowo, pasti banyak yang merasa asing.  Rawa ini kurang dikenal karena terletak pada daerah terpencil di Morowali Utara. Belum ada data resmi luasnya. Tetapi rawa ini jika musim hujan akan membentuk genangan air seperti danau, yang luasnya menurut hasil perhitungan penulis 1500 ha. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan google map, dengan melihat ketinggian, tipe vegetasi, dan areal terdampak banjir.

Rawa Lowo dan sekitarnya, merupakan salah satu areal lahan basah penting di Sulawesi sebagai habitat burung.  Tidak kalah penting dengan Rawa Aopa di Taman Nasional Rawa Aopa-Watumohai, Danau Tempe dan Danau Limboto, yang sudah dikenal. Nilai penting rawa ini, karena dapat menjadi contoh perwakilan terbaik dan terluas bagi habitat burung lahan basah pada daerah ultra bassis Sulawesi.  Selain itu, juga mempunyai nilai konservatif  bagi beberapa jenis burung terancam punah, terutama sembilan jenis: Mycteria cinerea, Ciconia episcopus, Rhabdotorrhinus exarhatus dan Rhyticeros cassidix, yang dikategorikan IUCN Rentan (Vulnerable), Anas gibberifrons, Anhinga melanogaster, Ninox ochracea, Ichtyophaga ichthyaetus dan Loriculus exilis  dikategorikan Hampir Terancam (Near Threatened). Ciconia episcopus melimpah populasinya, mungkin rawa ini memiliki populasi tertinggi jenis ini setelah Rawa Aopa di Sulawesi, atau mungkin juga jumlahnya sama.

Senin, 28 September 2020

PENGGUNAAN RELUNG HABITAT BURUNG DI KOTA BANDUNG: PENGAMATAN DI TAMAN MALUKU DAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN SUKAMISKIN

 Oleh Fachry Nur Mallo

Gambar 1. Pycnonotus aurigaster di Taman Maluku

PENDAHULUAN

Jenis burung yang terdapat di Kota Bandung cukup tinggi, karena di kota ini masih memiliki areal bervegetasi cukup luas di beberapa tempat.  Areal tersebut sebagian tersebar di taman-taman kota. Selain itu, juga pada areal halaman rumah, halaman perkantoran dan ruang publik yang juga ditanami tumbuhan, baik jenis tumbuhan semak maupun tumbuhan tinggi.

Penggunaan relung habitat burung di Kota Bandung merupakan suatu obyek kajian menarik, obyek ini jarang diketahui.  Kegiatan survei dan pengamatan lebih sering dilakukan untuk inventarisasi jenis dan populasinya.

Minggu, 02 Agustus 2020

CATATAN JENIS BURUNG DAN PENGGUNAAN RELUNG AREAL PERSAWAHAN SEKITAR PEMUKIMAN RANCA EKEK, BANDUNG


Oleh: Fachry Nur Mallo
Pendahuluan
Persawahan di Ranca Ekek memiliki areal cukup luas, yang bersambung dengan rawa yang cukup luas. Rawa ini letaknya cukup jauh dari pemukiman sehingga tidak mencakup dalam pembahasan tulisan ini.  Penulis hanya membatasi membahas jenis-jenis burung yang melakukan aktifitas di areal persawahan dan areal rawa di sekitar permukiman, dan disekitarnya ramai dengan aktifitas manusia dan kendaraan.
Gambar 1. Glareola maldivarum, migran dari Australia saat musim dingin
Vegetasi rawa umumnya terbentuk di sekitar areal persawahan ini, dan dibeberapa tempat saling bercampur.  Jenis tumbuhan di areal ini didominasi vegetasi Typha sp, Ipomea aquatica, Otellia spp., Monochoria sp. dan Colocasia sp., selain padi (Oryza sativa) sebagai tanaman utama.  Tanaman yang lebih tinggi dijumpai Bambusa sp., Senna sp. dan Lannea coromandeliana.