Minggu, 26 Desember 2021

HUPO TUNGGAL (UPUPA EPOPS), SANG BURUNG HUDHUD: PERILAKU DAN HABITATNYA MENURUT AL-QURAN DAN SAINS

Oleh: Fachry Nur Mallo

Gambar 1. Foto Upupa epops di Bali, bertengger di fasilitas umum (sumber foto: Yuyun Yanwar)

PENDAHULUAN

Pada akhir tahun 2020 penulis telah menulis draf tulisan ini. Niat ini didorong setelah mengikuti “Kuliah Subuh”, tausiah Ust. Luthfi Hasan Ishaaq tentang tafsir Al-Quran setiap subuh, yang begitu menarik minat penulis menelaah perilaku burung ini menurut penjelasan Al-Quran, dan juga karena kegembiraan saya setelah mas Ari Hidayah mengirim hasil jepretan foto burung ini dari Kepulauan Wakatobi kepada saya sebagai bukti penemuan burung ini di kepulauan tersebut. Kiriman foto tersebut dapat membulatkan hati saya memasukan burung ini dalam daftar burung Sulawesi. Sebelumnya saya mendapatkan kiriman artikel dari mas Imam Taufiqurahman ditulis MacNeil dan Lambaihang (2013), penemuan burung ini oleh Jukber “Bobby” Lambaihang pada 28 September 2001 di area Tangkoko Lodge, Bitung. Penemuan ini sedikit meragukan saya karena hanya testimoni hasil pengamatan beberapa tahun sebelumnya oleh penulis kedua kepada MacNeil (penulis pertama).

Rabu, 17 November 2021

CATATAN JENIS TUMBUHAN BERBUNGA YANG DIKONSUMSI BURUNG INSECTIVORE DI AREAL PERKOTAAN DAN SUBURBIA KOTA BANDUNG

Oleh: Fachry Nur Mallo

Gambar 1.  Individu betina Cinnyris jugularis di Taman Maluku

Pendahuluan

Di areal perkotaan dan suburbia Kota Bandung tercatat enam jenis burung nectarivore; Psittaciformes (Loriculus galgulus, Loriculus pusillus dan Psittacula alexandri), Zosteropidae (Zosterops palpebrosus), Dicaedae (Dicaeum trochileum) dan Nectariniidae (Cinnyris jugularis), tidak termasuk Aethopyga mystacalis, yang dijumpai Siti Sutedja tahun 2018 di Taman Maluku.  Jenis burung tersebut diduga merupakan burung peliharaan terlepas.

Sabtu, 25 September 2021

AKTIVITAS MAKAN CINNYRIS JUGULARIS DAN DICAEUM TROCHILEUM DI KOTA BANDUNG

Oleh: Fachry Nur Mallo

Gambar 1.  Pachystachys lutea tanaman berbunga yang sering diisap Cinnyris jugularis dan Dicaeum trochileum di lokasi penelitian

A. Pendahuluan

Di Kota Bandung cukup banyak jenis burung insectivore.  Tetapi hanya satu jenis insectivore sejati (Cinnyris jugularis). Jenis burung insectivore sejati bentuk paruhnya mempunyai ciri spesifik; umumnya ramping, panjang, melengkung dan tajam. Berbagai jenis menyesuaikan dengan beberapa jenis bunga tumbuhan tertentu.  Jenis-jenis Nectariniidae yang mencirikan ciri tersebut. Umumnya jenis-jenis famili ini mengisap nektar pada bunga bertabung panjang dan pendek.

Selain itu, beberapa jenis burung frugivore dan insectivore menambah nutrisinya dengan mengisap nektar, diantaranya yang rutin adalah jenis-jenis Psittaciformes, Dicaeidae dan Zosteropidae. Umumnya burung-burung ini mengisap nektar pada bunga tidak bertabung atau paling tidak bunga bertabung pendek (Mallo 2019).

Minggu, 01 Agustus 2021

PERBANDINGAN JENIS BURUNG DI LAHAN BUDIDAYA TERBUKA DI RANCA UPAS, TAMAN BURU GUNUNG MASIGIT-KAREUMBI, DAN DESA SUKAPURA DAN RESMI TINGGAL

Oleh: Fachry Nur Mallo

Gambar 1Eumyias indigo, kadang dijumpai di Areal LBT Ranca Upas

Pendahuluan

Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang banyak terdapat areal Lahan Budidaya Terbuka (LBT), yang ditanami berbagai jenis tanaman jangka pendek dan menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu yang singkat. Tanaman dipilih adalah berbagai jenis tanaman hortikultura umumnya berupa bawang Bombay (Allium stulosum), wortel (Daucus carota), seledri (Apium graveolens), ubi jalar (Ipomoea batatas), mentimun (Cucumis sativus), labu kuning (Cucurbita moschata), buncis (Phaseolus vulgaris).  Areal ini mempunyai karakteristik tanaman sayuran yang pendek (<1m), terbuka dan terdapat beberapa pohon yang tumbuh terpencar.  Komposisi jenis burung di lanskap ini sangat berbeda dengan areal lahan budidaya tanaman pohon. Karena arealnya terbuka sehingga jenis-jenis burung menghuni lanskap ini merupakan jenis burung yang menyukai areal terbuka, dan cenderung jumlah jenisnya rendah.

Sabtu, 26 Juni 2021

CATATAN PENGAMATAN JENIS BURUNG DI AREAL LAHAN BUDIDAYA DAN PUSAT AKTIVITAS MANUSIA DI RANCA UPAS, JAWA BARAT

 Oleh Fachry Nur Mallo

Gambar 1.  Megalurus palustris, umum dijumpai disetiap pengamatan di areal terbuka, termasuk                             pusat aktvitas manusia di Ranca Upas

Pendahuluan

Kawasan Ranca Upas lebih dikenal sebagai Wana Wisata luas wilayah 72,78 Ha. Di sekitar kawasan ini memiliki areal hutan primer dan sekunder, dan areal rawa yang cukup luas disekitarnya.  Kawasan yang terletak pada ketinggian 1700 – 1800 m ini berlokasi pada pengelolaan RPH Cimanggu BKPH, yang dibawahi Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Ranca Upas merupakan lokasi camping ground yang dikenal sebagai salah satu tempat rekreasi alam terbuka dengan fasilitas yang cukup lengkap dan memiliki tempat penangkaran rusa.

Kamis, 27 Mei 2021

CATATAN STRATEGI PERBURUAN ELANG-ULAR SULAWESI (SPILORNIS RUFIPECTUS)

 Oleh Fachry Nur Mallo

Gambar 1: Elang-Ular Sulawesi sedang mengintai mangsa dari tempat bertengger setinggi 7 meter di sebuah pohon di tengah areal padang rumput TN Rawa Aopa-Watumohai (Sulawesi Tenggara)

Pendahuluan

Elang-ular Sulawesi merupakan salah satu jenis burung endemik Sulawesi. Terbagi dalam dua subjenis yaitu: rufipectus; yang tersebar di daratan Sulawesi, Siau, Talisei, Lembeh, Togian, Selayar, Muna, Buton dan sulaensis yang tersebar di Kepulauan Banggai dan Kepulauan Sula.

Burung ini merupakan salah jenis raptor paling umum dijumpai di seluruh tempat penyebarannya. Sering teramati terbang mengikuti aliran udara termal secara soliter, dua individu atau berkelompok kecil di tepi hutan dan areal terbuka, atau bertengger diam-diam di areal terbuka atau di dalam vegetasi hutan. Menghuni berbagai tipe habitat, tetapi utamanya hutan primer dan hutan sekunder, juga areal terbuka dekat hutan, seperti lahan budidaya dan padang rumput terdapat pepohonan, dan areal terbuka lain. Kadang mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitar daratan utama.

Rabu, 28 April 2021

TAKTIK BERBURU DAN SUMBER MAKANAN ALAP-ALAP KAWAH (FALCO PEREGRINUS) YANG MENGAGUMKAN

Oleh Fachry Nur Mallo
Gambar 1: Falco peregrinus membawa mangsa (burung) di Ci Biru, Bandung

Pendahuluan

Falco peregrinus merupakan jenis burung tipe kosmopolitan, tersebar di seluruh dunia. Musim dingin berkunjung ke Afrika, India, Asia Tenggara dan Sunda Besar dan Wallacea (del Hoyo et al 2014). Di Kepulauan Indonesia tiga subjenis; 1. ernesti (penetap); 2. callidus (pengunjung dari utara khatulistiwa saat musim dingin) dam 3. japonensis (pengunjung dari Asia ke Kalimantan)(Eaton et al. 2016).

Diantara semua jenis alap-alap, burung ini paling saya kagumi, karena kemampuan terbangnya yang cepat dan lincah, dan kemampuannya menyergap burung lebih besar dari ukuran tubuhnya, serta jenis makanannya yang beragam.

Kamis, 25 Maret 2021

CATATAN PERBURUAN RAPTOR MEMANFAATKAN VEGETASI TERBAKAR DI SULAWESI

 Oleh: Fachry Nur Mallo

Pendahuluan

Di beberapa tempat di dunia telah diamati bahwa beberapa jenis raptor mendatangi lahan terbakar untuk mendapatkan mangsa yang keluar dari dalam vegetasi.  Bahkan diduga beberapa jenis raptor menjadi pemicu kebakaran hutan, karena ikut mengangkut bara api sehingga memperluas sebaran api, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.

Gambar 1.  Foto Spilornis rufipectus bertengger di Pohon di hamparan padang rumput Taman Nasional Rawa Aopa-Watumohai

Sabtu, 23 Januari 2021

SARANG, WAKTU DAN KEUNIKAN BERBIAK PERGAM KEPALA-KELABU (DUCULA RADIATA)

Oleh Fachry Nur Mallo

Pendahuluan

Ducula radiata  merupakan Endemik Sulawesi, dan hanya dijumpai terbatas di daratan utama, pada kawasan hutan primer dan hutan sekunder tua di dataran rendah dan dataran tinggi, yang tersebar dari ketinggian dari 200 m hingga 2400 m. Tetapi lebih sering dijumpai pada dataran tinggi.  Tidak umum. Sering dijumpai pada vegetasi hutan rapat dan kadang pada tempat terbuka dekat hutan. Umumnya soliter atau berpasangan.  Merupakan salah satu jenis Columbidae jarang diketahui, temasuk juga data berbiaknya, karena jarang dilakukan penelitian dan survei terhadap jenis ini.  Penulis berhasil mendapatkan tujuh data catatan waktu berbiak burung ini.  Enam catatan di Taman Nasional Lore Lindu dan satu di Cagar Alam Morowali.

Gambar 1.  Foto juvenile Ducula radiata di Gunung Rorekatimbu